FestivalJava Jazz Festival

JAKARTA JAVA JAZZ FESTIVAL 2006: LAPORAN HARI PERTAMA (Bagian Kedua)

Dion Janapria (gitar), Boyke (Sax) dan Doni Sundjojo (acoustic bass) serta Zulhamsyah (drums -tidak terlihat) mengusung nama Bobb Quartet di Java Jazz Festival 2006. Photo: Ajie Wartono © WartaJazz.com

Selamat pelaksanaan Java Jazz Festival 2006, Wartajazz.com menurunkan sejumlah jurnalis untuk meliput. Kami sajikan berikut ini dari beragam pentas yang ada. Artikel berikut ini merupakan bagian kedua dari laporan pada hari pertama.

BOBB QUARTET

Adalah gitaris Dion Janapria, Doni Sundjoyo [akustik bass],  Elfa Zulhamsyah [drum] dan Boyke Priyo Utomo [tenor sax], para musisi muda yang tergabung dalam format kuartet yang mereka beri nama Bobb. Nama yang unik ini terinspirasi dari banyaknya era dalam perkembangan jazz yang menggunakan kata ‘bop’; be bop, hard bop, cool bop. “Supaya lebih nendang, kata ‘bop’ itu kita rubah jadi ‘bobb’ dengan double ‘b’ menggantikan huruf ‘p’ ”, jelas Doni, setelah kuartet ini mentas di Stage 1. Penampilan mereka ternyata terlihat cukup nendang bagi para pengunjung yang baru masuk ke area festival.

Kerumunan penonton cukup banyak yang memilih berhenti di depan panggung dimana kuartet ini menampilkan karya-karya original mereka. ‘Meet Fargo’, lagu yang ditulis Dion, menjadi lagu pembuka.  Setelah bagian tema, lagu ini memberikan porsi solo kepada gitar dan sax. Pola pembagian itu juga yang Bobb terapkan di lagu kedua, lagu cover dari Wayne Shorter yang berjudul ‘Speak to Evil’ Akustik bass mendapat porsi solo berbagi dengan gitar dan sax di dua lagu berikut; ‘Miss Bitch’ dan ‘Lowdown – Showdown’ yang merupakan hasil karya Dion. ‘Whatever Works’, komposisi yang sudah mereka rilis dalam album kompilasi ‘Jazz Masa Kini’ menjadi sebuah medley dengan perantara permainan solo drum Zulham di outro untuk kemudin masuk ke intro lagu berikutnya,  ‘In Between’. Pada lagu penutup penampilan Bobb Quartet ini dihadirkan solo-solo gitar dan sax yang diketengahkan sebagai interlude, sebelum kemudian kembali permainan solo Zulham, drummer yang juga personelTomorrow People Ensemble dan Opustre Big Band, menuntaskan penampilan Bobb Quartet.

Luis Giraldo (piano) di Java Jazz Festival 2006. Photo: Agus Setiawan B © WartaJazz.com

LUIS GIRALDO TRIO

Komposisi formasi pemain seperti apa yang dilakukan oleh Luis Giraldo Trio ini  memang menjadi salah satu trend yang sedang boom dalam blantika industri musik jazz internasional. Seorang pianis sekaligus vokalis yang diiringi oleh sebuah kelompok akustik dengan menampilkan komposisi-komposisi standard jazz atau pun orisinil dengan rilek, santai dan tetap berbobot sepertinya menjadi salah satu obat yang jitu untuk menghilangkan atau mengurangi tekanan pekerjaan dan kesibukan sehari-hari masyakarat perkotaan besar saat ini. Luis Giraldo (piano & vokal), Rick Killburn (bass) dan Christ Nordquist (drum), contohnya.

Pianis dari Colombia ini adalah salah satu band pembuka dalam ajang festival musik terbesar di Indonesia pada saat ini Java Jazz Festival 2006. Mereka tampil di panggung Tebs Jazz Hall (Assembly 3) empat puluh menit lebih dari jadwal sebelumnya yang sudah ditentukan, pukul empat sore. Meskipun demikian, para penonton yang sudah memenuhi sekitar 50% dari tempat duduk yang disediakan dalam ruangan itu tetap menyambutnya dengan hangat.

Sambutan penonton tersebut dibalas dengan meluncurnya koleksi standard ‘I Could Write A Book’ dengan manis. Dari sekilas pengamatan penulis, suaranya sedikit banyak mirip Harry Connick, Jr., dengan agak sengau. Namun pembacaan liriknya masih jelas. Beberapa koleksi yang mereka tampilkan diambil dari album Giraldo “Daydream” atau standard jazz seperti ‘You And The Night And Music’, ‘Monalisa’, ‘Sweet Lorraine’ (dua lagu ini dipersembahkannya kepada Nat King Cole) atau dalam sebuah komposisi terkemuka dari Colombia ‘Besame Mucho’ ditampilkannya lebih hidup barangkali karena Christ Nordquist memukul snare drumnya hanya menggunakan tangan. Sore tersebut penampilan mereka tutup dengan tembang ‘I Feel Good’-nya mega bintang yang pada tahun lalu juga tampil dalam acara yang sama, James Brown. Lagu tersebut ditampilkan dengan gaya funk format akustik piano trio.

Dion Janapria (gitar), Boyke (Sax) dan Doni Sundjojo (acoustic bass) serta Zulhamsyah (drums -tidak terlihat) mengusung nama Bobb Quartet di Java Jazz Festival 2006. Photo: Ajie Wartono © WartaJazz.com

MEZZOFORTE & ELLO

Dari panggung Exhibition 2, pengunjung tampak menyemut dan bergoyang bersama ketika lagu penutupan ‘Pergi Untuk Kembali’ yang dilantunkan oleh penyanyi kelahiran 20 Februari 1983 yang pada tahun lalu baru saja mendapatkan dua buah piala dari Anugerah Musik Indonesia 2005, Ello. Tidak lama setelah itu, seolah-olah ada “pergantian” arus penonton yang jumlahnya lebih banyak. Terlihat juga ada semacam pergantian generasi penonton. Akhirnya terlihat dominan mereka yang dari angkatan tahun 1980an atau 1990an (meskipun generasi “ABG”nya juga tidak sedikit) menanti salah satu kelompok fusion terkemuka, Mezzoforte. Dalam kesempatan tersebut, kurang lebih 1500 penonton memadati ruangan itu.

Kelompok fusion asal Eslandia ini mempunyai formasi utama yang terdiri dari Eythor Gunnarsson (keyboards), Fridrik Karlsson (guitar), Johann Asmundsson (bass) dan Gulli Briem (drums). Formasi mereka ketika tampil di ajang JJF 2006 ditambah dengan pemain saxophone Joel Palsson serta Thomas Dyani (perkusi). Tidak banyak basa-basi, mereka langsung meluncurkan ‘e.g Blues’, yang disambut meriah oleh para penonton. Koleksi-koleksi hits mereka seperti ‘High Season’, ‘Early Autumn’, ‘Drive’, ‘Take A Breath’ sempat meluncur dengan mulus dan tentu saja trademark mereka yang ditunggu para penonton ‘Garden Party’ yang menjadi lagu penutup.

Penampilan mereka kali ini cukup kali ini cukup rapi dan “well arrangement”. Suasananya kental dengan nuansa 1980an, meskipun beberapa album terakhir mereka mencoba untuk mengadaptasi berbagai perkembangan terbaru saat ini seperti trend musik hip-hop atau jazztronic. Karena mereka tampil di JJF 2006 dalam satu kali kesempatan saja, masih cukup banyak penonton yang menyesal tidak menggunakan kesempatan tersebut untuk bernostalgia ria dengan kelompok favoritnya. Memang pada dekade 1980an Mezzoforte cukup banyak dikenal hitsnya melalui radio atau pun kaset yang beredar.
(*/Arif Kusbandono/Roullandi N. Siregar/Ceto Mundiarso/WartaJazz.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker