FestivalJava Jazz Festival

MENGEJAR ‘BURONAN’ WEST COAST

Sajian khusus dari Dji Sam Soe Super Premium Jakarta International Java Jazz Festival 2008
MENGEJAR ‘BURONAN’ WEST COAST (BAGIAN PERTAMA DARI DUA TULISAN)

Sejumlah nama artis smooth jazz dapat dicomot dari daftar ‘buron’ festival Java Jazz. Sebagai bagian dari denyut kota besar, pemandangan yang ada di west coast Amerika (misalnya Los Angeles) diadopsi festival di ibukota Jakarta. Nama-nama penampil seperti Lee Ritenour atau Harvey Mason bahkan sangat L.A.

Walaupun pada awal kemunculan istilah ini masih ada relasi dengan istilah new adult contemporary, smooth jazz cenderung kepada musik ‘background‘ yang tidak memerlukan konsentrasi khusus (jadi bisa sembari mengerjakan hal lainnya). Mungkin ini yang menjadikan artis-artis ini ‘most wanted‘ (buronan) untuk gelaran yang kental Jakarta, geliat kota yang sibuk mengerjakan banyak hal tetapi butuh dilatari hiburan.

Singkat cerita dikejarlah ‘buronan’ urban ini ke west coast. Michael Paulo atau Brian Simpson menjadi salah satu langganannya. Jika kemudian ada yang bisa mereka ajak lagi, maka pindahlah aksi para ‘penjahat’ smooth jazz ini dari pantai barat Amerika ke Jakarta. Dinamika kawasan tersebut pun memunculkan istilah cool jazz di tahun 50-an. Idenya mirip: yang rumit jadi kalem; pas buat penggiat Jakarta.

***

“Monday Speaks” yang direkam Everett Harp bersama gitaris Norman Brown menderap penuh percaya diri dalam denyut urban (2008/03/07). Ada deskripsi kesibukan pula dalam kelumit melodinya, sangat pas untuk ditempati solo bass Dwayne Smith. Sebaliknya ballada penyesalan “I’m Sorry”, yang dilantunkan sendiri vokalnya oleh saksofonis Houston kelahiran 1961 ini, sangat santai alunnya demi bujukan romantis minta rujuk. Masih soal cinta, Harp meniup sopran lagi untuk “Where Were You When I Needed You” yang pernah direkamnya bersama Stevie Wonder. Saat iringan senyap, ia berunjuk solo dalam tiupan sangat pelan volumenya namun berkelebat kilat dalam selang vertikal.

Peran nama-nama seperti Ricky Lawson (drum) dan Lenny Castro (perkusi) lebih di latar dibandingkan Gregg Karukas yang memegang piano elektrik atau gitaris Fred Schreuders. Dari debutnya di Bluenote Records 1992 (album dengan namanya sendiri), Harp memilih “Freefall” untuk dieksplorasi alto sax-nya. Solonya diimbuhi efek suara wah.

Penutup panggungnya adalah duet alto dengan Michael Paulo yang banyak menampilkan aksi liuk panjang melengking saling balas. Nomer yang dibawakan adalah “What’s Going On” milik Marvin Gaye.

Simak lanjutan bagian kedua tulisan ini disini. (*/Arif Kusbandono/Wartajazz.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker