FestivalJak Jazz Festival

Kyoto Jazz Massive

Jepang, sebuah negara yang secara geografis tidak terlalu luas ternyata sejak lama mempunyai musisi jazz dan pecintanya yang sangat potensial. Dalam pangsa pasar industri musik jazz internasional, Jepang masuk tiga besar pasar industri musik jazz setelah Amerika Serikat dan Eropa.

Reaksi masyarakat Jepang pada umumnya terhadap musik jazz sangat apresiatif. Dari beberapa catatan kecil, Jazz At The Philharmonic pimpinan Norman Granz yang berisi para legenda musik jazz seperti Charlie Parker, Benny Carter, Ella Fitzgerald dan lain – lain sukses mengadakan pertunjukannya di sana pada tahun 1949. Pianis terkemuka Jepang Toshiko Akiyoshi menjadi salah satu lulusan terbaik Berklee Music of College di tahun 1950an. Keith Jarrett telah tampil ratusan kali di Jepang. Popularitas musik jazz naik daun di kalangan anak muda Indonesia sejak awal dekade 1980an setelah Casiopea tampil di Jakarta.

Lingkungan musisi jazz di Jepang juga sangat beragam. Dari yang menampilkan gaya mainstream, fusion, etnis, avant-garde sampai trend nu-jazz / crossover. Masing – masing style tersebut juga tumbuh cukup subur. Banyak di antaranya yang sudah dikenal di seluruh dunia.

Salah satunya adalah Kyoto Jazz Massive. Unit ini digerakan oleh 2 orang DJ Shuya Okino dan Yoshihiro Okino. Formasi ini membawakan gaya nu-jazz dan sudah dikenal di beberapa negara lain. Kelompok ini dibentuk pada tahun 1994 dan namanya diambil dari sebuah produk album kompilasi “Kyoto Jazz Massive: Various Artists”. Delapan tahun kemudian, label dari Jerman Compost Records mengeluarkan single pertama mereka yang berjudul ‘Eclipse’. Single ini berhasil menempati posisi pertama dari BBC Radio One Zubb Chart. Album pertamanya sendiri baru muncul pada tahun 2002 dengan judul “Spirit Of The Sun” yang berhasil mendapatkan pujian publik manca negara. Mereka menampilkan karya dan komposisi ciptaan mereka sendiri yang biasanya berformat remix dengan tempo tetap. Mereka tidak hanya tampil di kawasan Kyoto saja, namun juga pernah tampil reguler di beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Perancis, Itali dan Amerika Serikat.

Selain itu, masing – masing personil juga telah menoreh berbagai pencapaian. Seperti Shuya Okino yang pernah membuat solo album “United Legend”. Uniknya, proses pengerjaan album tersebut hanya menggunakan sarana e-mail. Sebuah hal yang belum pernah dilakukan orang sebelumnya. Shuya juga menjadi musisi dari Jepang yang pertama kali tampil dalam Celebrity Playlist-nya iTunes. Sisi lain karier dari Shuya adalah seorang penulis musik. Saat ini dia sedang membuat buku tentang DJ di lingkungan jazz club. Sementara aktifitas Yoshuhiro Okino selain menjadi DJ dan programmer adalah pengelola sebuah records store di Minamisenba, Osaka dan label rekaman Especial Records.

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker