FestivalJak Jazz Festival

Turntable Turn Blue

Seratus tahun lalu, musik jazz boleh jadi merasa puas dengan dukungan instrumentasi konvesional dari Eropa. Instrumen musik yang sudah mapan seperti piano, gitar, trombone, trumpet, saxophone dan lain – lain. Namun menjelang penghabisan abad ke 20 lalu, seiring dengan perkembangan eksplorasi para musisi jazz maupun di luar musik jazz, mulai banyak instrument musik yang tidak lazim sebelumnya digunakan sebagai sarana berimprovisasi. Salah satu contohnya adalah sebuah meja putar lempeng rekaman musik (phonograph) atau yang lebih populer disebut turntable.

Kita mengenal turntable sebelumnya adalah sarana alat bantu untuk memutar koleksi Lp atau piringan hitam. Sebelum kaset banyak beredar barangkali kakek / nenek atau orang tua kita banyak menggunakan untuk memutar lagu – lagu kesayangan mereka. Kemudian sejak dekade 1970an, instrument ini tidak bisa lepas dari tangan para Disc Jockey (DJ) di berbagai discotique di seluruh penjuru dunia.

Sepuluh tahun lalu, dunia jazz diramaikan dengan trend baru dengan adanya istilah acid jazz. Awalnya para DJ eksplorasi dengan koleksi – koleksi album jazz yang beat dan groovenya mungkin mengasyikan untuk dibawa di lantai dansa. Saat ini, istilah tersebut berkembang. Dari Perkembangan tersebut muncul istilah – istilah baru seperti jazztronic, crossover, chillout, broken beat, ambient, trip-hop, nu jazz, ambient house, ambient trance dan lain – lain. Muncul istilah – istilah baru tersebut secara langsung maupun tidak, tidak lepas dari variasi warna dan ide kreatif yang dibuat para DJ.

Namun juga perlu diingat kalau trend ini bukan hanya dimonopoli oleh para DJ saja. Banyak pemain instrument musik lain juga eksis dalam warna ini. Biasanya mereka menekankan pada peralatan elektronis seperti keyboard, gitar atau loops.

Mereka terus mengembangkan potensi musikal dan lingkungan yang dibandingkan dengan trend sebelumnya. Dari reaksi atas kehingarbingaran rumah musik menjadi suasana yang lebih cool, membuka kesempatan untuk berimprovisasi lebih banyak lagi, sampai eksplorasi total dengan menambahkan dengan berbagai efek elektronis.

Dalam trend ini, sempat muncul beberapa kelompok terkenal seperti Us3, Jazzanova, Rainer Truby, Bugz In The Attic, Restress Soul, DJ Olive, Sofa dan masih banyak lagi.

Isu berkembang yang menarik adalah, apakah seorang DJ itu bisa disebut sebagai musisi seperti halnya Charlie Parker, Miles Davis, John Lennon, Norah Jones? Kemudian apakah turntable tersebut bisa sudah bisa dikategorikan sebagai instrument musik sebagaimana piano, gitar, bass, trumpet, saxophone dan lainnya? Barangkali waktu lah yang akan menjawab.

Trend ini juga tidak luput dari perhatian publik pecintanya di Indonesia. Dalam rangka untuk merayakan trend ini, JakJazz 2008 kali ini juga menampilkan beberapa kelompok yang mengusung trend ini. Antara lain adalah Kyoto Jazz Massive (Jum’at, 28 November), DJ Shuya live DJ Set (Sabtu, 29 November)

Ceto Mundiarso

Pencinta buku yang banyak menelisik filosofi. Pernah menghadiri Konferensi Ekonomi Kreatif di Inggris. Merupakan bagian penting pada riset di WartaJazz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker