Festival

Menyaksikan Sa’unine, Orkes Geseknya Indonesia

Kehadiran Sa’unine String Orchestra yang menghidangkan lagu dan tembang asli Indonesia semakin mantap. Peneguhan keberadaan Sa’unine sebagai Orkes Geseknya Indonesia karena punya komitmen kuat menghidangkan lagu-lagu Indonesia ditandai dengan peluncuran album kedua mereka berjudul “Buaian Sepanjang Masa” dan peresmian awal Ngamen Tamasya “Sa’unine” di Bentara Budaya Jakarta Kamis, 15 September 2011. Unjuk bakat di depan publik Sa’unine ke berbagai kota di Indonesia tersebut akan berlangsung tanggal 15 – 25 September 2011. Kota-kota yang akan dikunjungi dalam rangkaian Ngamen Tamasya adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Solo, Malang dan Surabaya.

Sa’unine akan mengunjungi beberapa kota untuk menyajikan lagu dan tembang Indonesia yang dimainkan dengan string orchestra. Ini penyajian kekayaan budaya Indonesia yang dihidangkan dengan cara berbeda,” ujar Oni Krisnerwinto, konduktor Sa’unine. Beberapa lagu dan tembang di album pertama Sa’unine antara lain Di Bawah Sinar Bulan Purnama, Paris Barantai, Padang Bulan, Kambanglah Bungo Parautan dan Medley Sulawesi.

Orkes Geseknya Indonesia Sa’unine menampilkan 45 musisi yang memainkan berbagai alat gesek seperti violin, viola, cello, contra bass, dan beberapa alat lainnya. Sa’unine juga menampilkan solis Silir Pujiwati yang memiliki rekam jejak panjang di bidang musik tradisi karawitan. Dengan vokal dan artikulasi yang jernih, Silir mendendangkan tembang “Ilir-Ilir” yang ditulis oleh Sunan Kalijaga. Tembang Ilir-Ilir merupakan salah satu nomor andalan di album perdana Sa’unine.

Direktur Utama Tembi Rumah Budaya yang menjadi tempat mangkalnya para musisi dan Produser Sa’unine N. Nuranto menjelaskan “Lagu dan tembang masa lalu yang merupakan kekayaan budaya Indonesia kami sajikan untuk mengingatkan bahwa apa yang pernah kita miliki dan alami tetap punya kaitan dengan masa sekarang. Mereka tetap aktual.” Nuranto, pria yang punya kepedulian tinggi terhadap karya seni asli Indonesia ini, menambahkan penyajian lagu dan tembang ini menyingkap betapa Indonesia sangat kaya dengan nilai budaya yang sering dilupakan bahkan oleh orang Indonesia sendiri.

Dalam sesi latihan yang dilakukan di Tembi Rumah Budaya, Bantul, Yogyakarta, Sa’unine menampilkan beberapa lagu dan tembang Indonesia antara lain lagu-lagu dari album pertama ”Masa Lalu Selalu Aktual” dan album kedua ”Buaian Sepanjang Masa.” Nomor-nomor yang dimainkan segera akrab di telinga karena memang nomor-nomor tersebut adalah lagu dolanan yang sering dinyanyikan di masa kecil.

Di album kedua, Sa’unine menampilkan rajutan melodi-harmoni lembut yang begitu membuai siapa saja yang mendengar dan akan kembali dan selalu mengingatkan pada sentuhan ibu kepada si buyung yang dikasihi, sentuhan tutur kata santun dari seseorang saat bertegur-sapa kepada sahabat, kekasih kepada pasangannya, manusia kepada alam. Sejumlah repertoar telah dipersiapkan oleh kelompok ini antara lain Kara, Upiak, Tidurlah Intan dan beberapa nomor lain.

Ngamen Tamasya Sa’unine akan diawali di Bentara Budaya Jakarta (15/9), Bandung (16/9), Semarang 17 (17-18/9), Salatiga (18/9), Solo (19-20/9), Malang (21-22/9), dan Surabaya (23-24/9).

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker