Panas terik menyelimuti kota Ambon Manise. Tampak seorang asisten sibuk memasang perangkat pengeras suara di dekat pintu masuk Sekolah Menengah Atas 2. Ia hanya mempersiapkan sebuah microphone dan pedal gitar. Setelah beberapa menit, lapangan sekolah yang tadinya sepi mendadak ramai, meski berdiri dari samping – lantaran teriknya mentari – tak menyurutkan antusiasme murid-murid sekolah yang ingin mengenal tamu yang datang.
Arvin yang menjadi MC dadakan, mengajak murid-murid SMA 2 untuk turun. Itulah pemandangan Jazz masuk Sekolah yang menjadi program pemanasan dari 3rd Ambon Jazz Festival 2011. Panitia Ambon Jazz Festival membagikan sekitar 5 (lima) tiket masuk yang berlaku selama tiga hari. Mereka yang tertarik mendapatkan hanya perlu menjawab pertanyaan yang gampang.
Penyanyi Sandhy Sondoro disambut tepuk tangan meriah, bahkan salah satu murid yang berkesempatan menjawab pertanyaan didaulat untuk menyanyikan salah satu lagu hits-nya. Tak heran, Nona Ambon memang rata-rata pandai bernyanyi (dan menari pula).
Pria yang mengawali karirnya di kota Berlin, mengamen di Metro, dan bermain musik dari pub ke pub merupakan jawara lomba menyanyi di Jerman sebelum ia dikenal masyarakat Indonesia. Penampilan Sandhy di Ambon adalah kali pertama baginya tapi ia mengaku kalau kampungnya tak jauh-jauh amat dari Ambon, karena ia memiliki Kakek yang berasal dari Makassar ujarnya sambil terkekeh.
Sandhy hanya membawakan dua buah lagu dan seraya menutup pertunjukannya yang singkat di SMA 2, ia mengajak murid-murid berseragam putih-abu-abu ini untuk datang dan memeriahkan Ambon Jazz Festival yang diselenggarakan di Pattimura Park, persis didepan Kantor Gubernur Maluku.
