Festival

Babenjo, Yovie and Nuno, dan Xtra LARGE Hibur Penikmat Jazz Surabaya

Penampilan pertama di hadapan publik Surabaya, tidak membuat Babenjo merasa grogi.  Band asal Bandung ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu menggunakan angklung sebagai salah satu instrumennya. Bukan kali pertama mereka bermain di festival jazz. Sebelumnya band yang mengusung jenis musik ke arah pop jazz dengan sentuhan tradisional ini pernah bermain di Java Jazz Festival dan Batam Jazz Festival. Dalam penampilannya pada Jazz Traffic Festival 2012 di Surabaya, mereka membawa secara khusus satu instrumen untuk menghibur penonton. “Kami menggunakan angklung, karena kami ingin menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat tradisional juga mampu menampilkan musik yang enak didengar. Selain itu penggunaan angklung juga  untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia yang telah memudar pada generasi muda,” ucap Chika, vokalis dari Babenjo, sewaktu konferensi pers. Penampilan Babenjo yang aktraktif dan mengusung ciri khas tradisional ini menarik puluhan pengunjung untuk menikmati penampilan mereka. Tanjung Perak yang menjadi sebuah lagu daerah dari Surabaya, mereka bawakan secara medley sebagai penutup penampilan mereka.

yovie n nuno
Jika Babenjo, mampu menghibur puluhan penonton di Outdoor Stage Grand City dalam Jazz Traffic Festival 2012 di Surabaya, lain halnya dengan Yovie and Nuno yang membuat histeris ratusan pengunjung Indoor Exhibition Hall. Band yang pada April 2012 lalu ditinggal salah satu vokalisnya, Dudi Oris, membuat ratusan pengunjung bernyanyi bersama melalui lagu-lagu terbaik mereka seperti “Manusia Biasa”, “Dia Milikku”, “Janji Suci”, “Tunggu Dulu!”, “Lebih Dekat Denganmu, Nanti (Juwita)”, hingga lagu terbaru “Galau”.   Dalam konferensi pers Yovie mengatakan bahwa musik Indonesia bisa lebih hebat dari Korea. Kekayaan kesenian Indonesia pun bisa mengalahkan Korea yang kini sedang naik daun. “Indonesia bisa lebih hebat dari Korea. Reog Ponorogo itu bisa mengalahkan Gangnam Style kok,” kata Yovie ketika diminta mengomentari tentang K-Pop. “Indonesia itu ada di musik saya,” ujarnya dalam penutup sesi konferensi pers.

Band yang satu ini memiliki sebuah ciri khas tersendiri pada diri setiap personilnya. Setiap personilnya “memiliki” ukuran tubuh yang diatas rata-rata. Karena hal tersebut , mereka memberikan nama the eXtra Large Band. Band yang terbentuk pada tahun 2008, beranggotakan  Davina (vocal), Pandu (bassist), Pandji (guitarist), Dion (keyboardist), dan Agape (drummer) menghibur pengunjung lapangan Outdoor Jazz Traffic Festival 2012 setelah penampilan dari Babenjo. Band beraliran pop dan jazz ini membawakan lagu-lagu yang sudah akrab di telinga penonton tetapi dengan aransemen yang benar-benar berbeda . Misalnya  “Dan” milik Sheila On 7, “Beautiful” milik Cherry Belle, serta “Aku Bukan Bang Toyib” kepunyaan Wali. Selain itu mereka juga membawakan lagu milik mereka sendiri. Selain aksi panggung dan suara yang sangat baik, penampilan eXtra Large Band dilengkapi dengan pembagian snack dari atas panggung yang di dalamnya terdapat stiker band asal Jakarta ini.

Bagus Kristomoyo

Jazz-holic and Frame-chaser

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker