FestivalJava Jazz Festival

Grégoire Maret Quartet

Grégoire Maret
Grégoire Maret

Tulisan ini tidak sengaja dibuat menunggu penampilan perdana kuartet ini pada hari pertama perhelatan JJF 2015, namun diharapkan juga dapat memberikan info dan pandangan yang lebih akurat untuk menyambut penampilan kedua di JJF hari kedua, 7 Maret 2015, jam 23:45 di C2 Brava Radio Hall.

Ini format kuartet Maret yang baru, yang dikatakannya sendiri yang paling baik, karena sudah lama diimpikannya.  Semua anggota kuartet memang veteran pemain yang pernah diikuti Maret secara individu, namun kali ini mereka bergabung sebagai anggota.  Pianis John Beasley mungkin sudah dikenal ketika terlibat dalam album Miles Davis “Amandla” (1989), proyek antara lain dengan Sergio Mendes, Freddie Hubbard, Steely Dan, album solo pertamanya, “Cauldron” (1992) sampai yang terakhir 3 Brave Souls dengan Darryl Jones dan Ndugu Chancler.  James Genus ialah bassist yang sudah banyak terlibat dengan musisi berbagai generasi, mulai dari Horace Silver, Roy Hanes, Herbie Hancock sampai Daft Punk.  Jeff “Tain” Watts mungkin mulai bersinar ketika ikut dalam rekaman awal Wynton dan Branford Marsalis, acara talk show “The Tonight Show with Jay Leno” dan bahkan bermain dalam film Spike Lee “Mo’ Better Blues”.

Penampilan hari pertama diisi dengan komposisinya dari album solonya (2012), antara lain “Crepuscule Suite” (bagian 1, 2 dan 3), “The Man I Love” (G. Gershwin) dan “Manha Du Sol” yang Brazilian, dan beberapa lagu baru termasuk sebuah balada yang tidak jauh meninggalkan ciri pada komposisinya “Prayer” di album solonya.  Secara keseluruhan, sebagian besar penonton yang menikmati penampilan kuartet Maret, yang mungkin agak jauh dari gambaran penampilannya pada album-album Pat Metheny Group dan Marcus Miller.  Gaya pada kuartetnya lebih menjurus pada yang terlihat di album solo dan dan artis-artis lain seperti Meshell Ndegeocello dan 3 Brave Souls.  Yang menarik pula bagi penampilannya sebagai seorang pemain harmonika ialah gaya panggungnya yang khas sedikit melompat-lompat dan membungkuk-kecil, yang menjadi daya tarik tersendiri ketika sedang bersolo improvisasi.  Dari ngobrol singkat setelah usai acara, kesan awal bahwa Gregoire seorang yang agak tertutup dan pendiam perlahan sirna.  Keakrabaan yang sudah terlihat ketika berkomunikasi di media sosial dalam persiapan kedatangannya dan kemungkinan sebuah workshop harmonika cuma berbuah kesan tambahan bahwa Gregoire ternyata seorang yang berperangai halus dan sedikit pemalu, meskipun dalam bermusik, baik dalam rekaman maupun di atas panggung ia bisa terlihat garang, seperti terlihat pada percakapan musiknya dengan drummer Jeff “Tain” Watts di bagian akhir repertoire semalam.

Pemain harmonika kromatik lain, Hendrik Meurkens, yang mengusung genre Brazilian jazz dan tampil untuk ketiga kalinya di festival ini bersama band barunya, Hendrik Meurkens Samba Jazz East, memberikan komentar cukup singkat bahwa Gregoire menampilkan semacam bentuk jazz modern, yang tentu cukup berbeda dengan musik Meurkens yang lebih mengedepankan unsur nada dan irama yang tradisional.

Yang menarik tentunya bagi pencinta permainan harmonika kromatik dan jazz yang sudah semakin berkembang di Indonesia ialah bahwa pada hari kedua ini juga baru saja dinyatakan konfirmasi acara Harmonica Clinic Gregoire Maret pada jam 18:45 di Serambi Jazz Room.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker