San Keuw Jong Festival – Jazz dikota seribu kelenteng
San Keuw Jong Jazz Festival 2019 akan digelar dikota seribu kelenteng Singkawang yang berjarak sekitar 170 km dari Pontianak.
San Keuw Jong yang berarti Bukit, Muara, Laut, merupakan penjelasan topologi tempat dari kota yang memiliki banyak keunikan dengan beragam tempat wisata yang menarik di Kalimantan Barat.
Kegiatan event Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui bidang kebudayaan tahun anggaran 2019 ini merupakan acara perdana di kota Singkawang dan salah satu rangkaian kegitan event Festival Cap Gomeh di kota Singkawang.
Acara menarik ini akan diselenggarakan pada hari Senin, 11 Februari 2019 mulai 15.00 wib hingga pukul 23.00 di Event Plaza (outdoor) Singkawang Grrand Mall
Acara yang didukung oleh LA Zone dan WartaJazz ini akan menampilkan sejumlah musisi Jazz kenamaan seperti Gilang Ramadhan (drums), Donny Suhendra (gitar) dan Adi Dharmawan (bass). Selain itu juga ada bassis Indro Hardjodikoro, gitaris YankJay dan Krishna Kanhaiya Dasa (drums).
Dari lokal hadir band DNA yang kerap memainkan pop romantik terdiri dari 6 orang musisi. Lalu ada Justmine band brit-pop yang kerap membawakan karya-karya bernuasa Coldplay, dan sebuah band Reggae Blondy Mary.
Sena & Sandy Project feat Andy Machdar merupakan satu-satunya band yang membawakan jazz fusion dan bebop yang berencana membawakan karya-karya Harvey Mason, Charlie Parker dan Bali Lounge. Andy Machdar sendiri – merupakan pianis dari Anji yang berasal dari Singkawang.
Sena Jayasena pemain bass yang juga pengagas San Keuw Jong Jazz Festival 2019 saat ditemui di kedai kopi Rusen yang berdiri sejak tahun 1955 menjelaskan ide dibalik penyelenggaraan kegiatan yang juga didukung penuh oleh Walikota Tjhai Chui Mie yang dijadwalkan akan hadir membuka secara resmi kegiatan ini.
***
Singkawang dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Poteng, dan Sakok. Nama Singkawang berasal dari bahasa Hakka, San khew jong yang mengacu pada sebuah kota di bukit dekat laut dan estuari.
Awalnya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Desa Singkawang sebagai tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China, sebelum mereka menuju Monterado terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya dan Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Waktu itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), mereka berasumsi dari sisi geografis bahwa Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai sampai ke muara laut. Melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh mereka yang cukup menjanjikan, sehingga antara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang di Singkawang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap di Singkawang.