Java Jazz Festival

Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012: Bobby McFerrin (Maria Sancti Tukan), Orkestrasi bunyi dan kolaborasi

Bobby McFerrin di Java jazz festival 2012 (Photo by Erwin/WartaJazz)

Bobby McFerrin, vokalis kaliber dunia yang terkenal sebagai pelantun hit “Don’t Worry be Happy” ini sukses menggelar konser tunggal dalam rangkaian festival musik jazz tahunan, Java Jazz, pada Minggu (4/3) di Jakarta International Expo Kemayoran. Jadwal acara yang ngaret tidak menyurutkan niat para fansnya yang rela mengantri kurang lebih satu jam di luar Djarum Super Mild Hall D2! Tepat pukul 16.30 Bobby menjawab keresahan pengunjung dengan mulai melantunkan satu persatu lagu yang ia tampilkan dalam kefasihannya mengolah vokal.

Layaknya seorang entertainer yang baik, di awal perjumpaan dengan penantian hadirin yang panjang, Bobby dengan jahil menggoda para fansnya dari balik panggung. Humming dan imitasi bunyi sayap “Blackbird” yang legendaris itu berhasil membuat kami, para audiens yang sudah gatal ingin mendengar sentuhan suaranya yang khas di gendang telinga itu terobati seketika, gemuruh sorakan dari bangku penonton terdengar tak sabar.

Bobby McFerrin memukau penonton java Jazz festival 2012 (Photo by Erwin/WartaJazz)

Seperti biasa, Bobby membuka konser dengan serangkaian improvisasi yang baru saja dia gubah saat itu juga, seperti nama albumnya: Spontaneous Inventions! Tentu saja penonton tidak akan menangkap sebuah melodi dari lagu yang familiar, yang jelas bagi pencinta fanatik Bobby telah cukup untuk sekedar merasakan esensi seorang maestro dalam penemuan-penemuannya yang spontan dan spektakuler itu.

Dua nomor terkenal, “Smile” dan “Spain” diramu begitu rupa menjadi sesuatu yang benar-benar baru. Jika pada album kolaborasi dengan Chick Corea “Spain” disajikan bersama dentingan piano, maka pada malam itu Bobby menyanyikannya sendiri. Betapa repotnya seorang penyanyi sendirian membawakan lagu dengan tempo cepat dan melodi yang rumit, tapi bukan Bobby namanya jika kerepotan dengan hal yang hampir mustahil tersebut. Hasilnya adalah melodi yang jelas terdengar sekaligus iringan arpegiatik dari pita suara yang sama, ditingkahi dengan chest-clapping, sebuah orkestrasi suara manusia yang apik.

Impresi “Prelude” dari Bach mengawali Smile dengan manis, di tengah lagu ciptaan Charlie Chaplin tersebut tema utama barulah nampak, riang dan ringan dalam nuansa bossa untuk kemudian harus enggan berakhir fade out.

Kolaborasi ayah-anak yang kompak turut memberi warna tersendiri pada program ini, iringan beatboxing dari Taylor McFerrin mengajak penikmat menjelajahi eksplorasi ritme yang beragam, samba, hiphop, broken beat, hingga ritme tradisional Afrika. Sebuah pengalaman yang spesial dapat menyaksikan dua trah McFerrin yang sama-sama kompeten dalam bidangnya: olah suara, instrumen tertua yang tak ada matinya dalam eksplorasi.

Thomas Y. Anggoro

Lulusan ISI Yogyakarta. Telah meliput festival di berbagai tempat di Indonesia dan Malaysia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker