Twilite Orchestra meriahkan Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 lewat konsep “Symphonic Jazz”
Di bawah baton kondakter Addie MS, Twilite Orchestra yang tercetus 20 tahun lalu merupakan orkes terpopuler di tanah air. Namun, sejak Java Jazz Festival perdana tahun 2005, baru kali ini mereka bisa tampil pada salah satu perhelatan jazz terakbar di dunia tersebut.
Bertempat di A2 BNI Hall, Twilite Orchestra menjadi salah satu pembuka hari ketiga Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 dengan mengusung program Symphonic Jazz. Minggu sore (4/3), Addie mengawali dengan sentuhan irama mambo yang energik, kemudian ia memanggil peniup harmonika yang masih belia, Rega Dauna untuk ikut ambil bagian. Terdengarlah untaian melodi “Always and Forever” milik Pat Metheny, dan Rega cukup lancar menyajikannya.
Setelah itu, ramai audiens bersorak menyambut datangnya penyanyi Sandy Sandhoro dalam lantunan “My Way,” diteruskan lincah jemari pemain piano Héctor Infanzón yang melancarkan aksentuasi latin jazz. Tercantum pula versi pendek “Rhapsody in Blue” milik George Gershwin menampilkan pianis kedua Kazuha Nakahara.
Musisi lokal yang turut meramaikan ialah penyanyi Sierra Soetedjo untuk tembang “So Many Stars,” Raisa lewat “What a Wonderful World,” pun Memes yang tak lain adalah istri Addie MS, ia melagukan hit The Beatles “A Hard Day’s Night.” Kelompok vokal empat pria bernama The Brothers menjadi penampil selanjutnya, teriring nuansa simfonik, mereka bawakan lagu populer Brasilia milik Ary Barroso “Aquarela do Brasil” yang bikin goyang.
Sistem tata suara yang kurang maksimal tidak menyurutkan semangat Andien, meskipun di beberapa bagian suara biduan jazz muda ini tenggelam dan tidak terdengar sama sekali. Tembang yang ia lagukan adalah nomor danceable “Cheek to Cheek” kepunyaan Irving Berlin. Alunan broadway “Big Spender” menutup rangkaian Symphonic Jazz lewat olah vokal powerful dari penyanyi yang aksinya selalu dinanti para pendengar, Dira Sugandi. (Thomas Y. Anggoro/wartaJazz)