Java Jazz Festival
Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 : Al Jarreau

Penulis sengaja “hanya” menulis nama saja dari salah satu bintang dunia yang tampil di Jakarta International Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012 pada hari pertama, karena sudah terlalu banyak yang memberitakan, mengulas dan menjadikan topik bahasan baik di koran maupun majalah dalam rubrik dunia musik internasional.
Memang tidak berlebihan, Al JARREAU “orang besar” di dunia musik lahir di Milwaukee USA pada 12 Maret 1940, dibuktikan dengan Grammy Award yang dia peroleh. Apalagi dengan kategori yang berbeda pula, sehingga lengkap disebut sebagai penyanyi serba bisa (untuk mengingatkan saja, 1978 – Best Jazz Vocal Performance: Look to the Rainbow kemudian 1979 – Best Jazz Vocal Performance: All Fly Home kemudian 1981 – Best Album for Children, diteruskan pada tahun 1982 – Best Male Pop Vocal: Breakin Away dan untuk tahun yang sama 1982 Best Jazz Vocal Performance, Male: Round, Round, Round pada tahun 1993 – Best Male R&B Vocal Performance: Heaven and Earth dan terakhir 2007 – Best Traditional R&B Vocal Performance untuk God Bless the Child).
Sebutan musisi besar juga dibuktikan dengan banyaknya musisi kelas satu dunia yang pernah bekerja sama dengannya, diantaranya: George Benson, George Duke, Stanley Clarke, Bob James, Marcus Miller, Herbie Hancock, David Sanborn, Michael Thompson dan masih banyak lagi.
Jadi malam itu, Jum’at 2 Maret 2012 di D1 TEBS Hall – Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta sejak pukul 20.30 sudah banyak penggemar yang antri di depan pintu masuk sampai mengular lebih dari 100 meter. Padahal pada saat yang sama di panggung lainnya ada juga penampilan artis yang tidak kalah menariknya, tetapi Al Jarreau menjadi daya tarik tersendiri. Begitu pintu dibuka maka berhamburanlah penonton mencapai tempat yang dianggap pas untuk menonton, walaupun tidak semua kebagian tempat di depan panggung mereka harus puas mendapat tempat di samping kanan kiri panggung.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 (terlambat dari jadual 21.45) ketika lagu pertama Cold Duck Time didendangkan dengan apik. Dilanjutkan berturut-turut dengan penampilan yang mempesona Brazillian Love Affair dan Aqua De Beber, meski kelihatan sekali dan tidak bisa ditutup-tutup-i bahwa faktor usia sangat berpengaruh dengan seringnya bersandar pada piano. Salah satu kepiawaian Al Jarreau adalah bernyanyi dengan liuk-liuk suara, malam itu ditunjukkan lewat lagu Aqua De Beber (memang keren). Salah satu yang ditunggu-tunggu penonton adalah permainan mulut yang malam itu benar-benar dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh Al Jarreau. Istilah teori di bidang musik cara-cara itu disebut scat-singing dimana penyanyi melantunkan tanpa makna, misalnya da..da..da..du..du..du.
Penonton seakan tersihir untuk bernyanyi bersama ketika lagu Mas Que Nada di dendangkan, akhirnya hilanglah suara sang penyanyi di telan oleh ribuan suara penonton yang indah juga. Terjadilah koor tanpa latihan dan tanpa konduktor, penulis (serta penonton semuanya) mendapat kehormatan bernyanyi diiringi George Duke Trio, malam itu. Bahkan malam itu-pun merupakan sebuah hal yang istimewa antara Al Jarreau dengan George Duke yang pada tahun 1960-an sempat bersama dalam bermain musik meskipun dengan format pemain yang berbeda.
Ada dua lagi yang dijadikan satu menjadi medley, We’re in this Love Together dengan Morni’ juga menjadi daya tarik yang tidak akan dilupakan oleh penonton malam itu.
Lagu yang sangat romantis dibawakan dibagian akhir acara lewat Teach Me Tonight (pernah juga dinyanyikan penyanyi legendaris Frank Sinatra) membuat semua penonton terbuai.
Sayang sekali Al Jarreau malam itu tanpa Spain. (Adji Prasetyo/WartaJazz)