Java Jazz Festival

Djarum Super Mild Java Jazz festival 2012 : Bob Tutupoly Tribute To Bing Slamet & Sam Saimun, feat Titiek Puspa & Grace Simon.

Bob Tutupoly, Grace Simon dan Titiek Puspa di Bob Tutupoly Tribute To Bing Slamet & Sam Saimun, feat Titiek Puspa & Grace Simon., Java Jazz festival 2012 (photo by Adji Prasetyo)

Siang itu Minggu 4 Maret 2012 sekitar pukul 15 sore ada pemandangan yang “agak aneh” di depan C2 Hall, JIExpo Kemayoran Jakarta, dalam pagelaran Jakarta International Djarum Super Mild Java Jazz Festival 2012. Yang “agak aneh” disini adalah berhubungan dengan faktor usia, karena kebanyakan panggung (ada 16 panggung) yang menyuguhkan pertunjukkan musik penontonnya di dominasi oleh usia 17 tahun sampai 40 tahun-an tapi yang di C2 Hall saat itu yang terlihat malah didominasi diatas usia 50 tahun. Lagu pembuka dinyanyikan Bobby Williem Tutupoly atau yang lebih dikenal dengan nama Bob Tutupoly. Dengan suara emasnya menyanyikan lagi Nurlela yang pernah dinyanyikan Bing Slamet. Memang judul pentas sore itu adalah Bob Tutupoly Tribute To Bing Slamet & Sam Saimun, feat Titiek Puspa & Grace Simon.

Sam Saimun adalah penyanyi tahun 50-60an seangkatan dengan Ismail Marzuki, Maladi, Gesang. Suaranya mantap dan serasa empuk didengar, menurut pengamat masih belum ada tandingannya hingga saat ini. Lagu yang dinyanyikan dan masih terkenal diantaranya Selendang Sutra, Sepasang Mata Bola, Rindu Lukisan dan Aryati. Sedangkan Bing Slamet, lebih terkenal sebagai pelawak Kwartet Jaya (bersama Ateng, Iskak dan Edy Sud) meskipun sebenarnya pada tahun 1963 sudah mendirikan grup musik bernama Eka Sapta (bersama Idris Sardi – bass dan biola, Ireng Maulana – gitar, Benny Mustapha van Diest – drum, Itje Kumaunang – gitar, Darmono – vibraphone dan Muljono – piano).

Dilanjutkan sebuah lagu kocak (yang menurut Bob, yang mana terlebih dahulu menyanyikan juga nggak tau antara Bing Slamet atau Benyamin S) berjudul Nonton Bioskop. Tapi tidak penting, yang lebih penting adalah mengingatkan lagi lagu tersebut, yang mungkin sudah puluhan tahun tidak dinyanyikan bahkan di forum Tembang Kenangan yang sekarang lagi marak.

Bob memanggil teman penyanyi yang lebih muda (ketika mengenalkan disebut bahwa Bob berusia 27 tentunya dengan bergurau, yang pastinya 72 tahun). Teman yang disebut masih muda adalah Grace Simon (lahir 5 April 1953). Sebelum menyanyi Grace bercerita bahwa lagu yang dinyanyikan ini biasa didengarkan oleh sang ibu ketika dia masih kecil, jadi ada satu kebanggaan tersendiri jika sore itu dia bisa menyanyikannya untuk para penonton, judulnya Esok Malam Pasti Kau Kujelang.  Lagu kedua yang dibawakan Grace adalah Disudut Bibirmu karangan Ismail Marzuki.

Penonton yang sempat beberapa waktu antri di sebelum pintu dibuka, benar-benar berbinar setelah beberapa lagu lawas yang pernah didengar lewat radio (seringkali Radio Republik Indonesia, karena tentu saja di tahun 50-an sampai awal 60-an masih sedikit radio swasta), apalagi teknologi rekaman yang tidak secanggih cassette atau compact disc dan studio rekaman yang besar hanya lokananta di Solo, bisa didengar langsung dan dinyanyikan penyanyi yang berkompeten untuk membawakannya. Dan tentu saja saat itu tidak ada pem-bajak-an rekaman seperti saat ini.

Ketika Sudarwati nama asli dari penyanyi gaek Titiek Puspa menyanyikan Di Wajahmu Kulihat Bulan ciptaan Mochtar Embut, terlihat beberapa mata ibu-ibu dan bapak-bapak sepuh menerawang jauh ke tahun 60-an, entah apa yang terbayang………..Dengan bercanda Bob mengenalkan Titiek Puspa dengan teman yang lebih tua (karena lahir 1 Nopember 1937 sedangkan Bob lahir 13 Nopember 1939) beda-beda dikit 2 tahun, kata Bob Tutupoly. Pertunjukan sore itu ditutup dengan lagu ciptaan Titiek Puspa yang didedikasikan khusus buat almarhum Bing Slamet berjudul Bing, merinding juga mendengarnya. Penampilan mereka bertiga tidak akan sempurna jika band pengiringnya juga bukan orang-orang yang hebat seperti Sam (piano), Arief (saksopon), Jefri Tahalele (bass), Beni Musthapa van Diest (Drum), Oele Patisalano (gitar) dan Risto (perkusi). 

Saya memang belum lahir ketika Sam Saimun berjaya dan saya masih kecil ketika Bing Slamet pada puncak kariernya, jadi semua cerita ini saya dapatkan dari ibu saya (yang tentu saja juga sudah lanjut usia). (Adji Prasetyo/WartaJazz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker