Interview

WAWANCARA DENGAN ANNA-LENA LAURIN-BERGCRANTZ

Inger Anna-Lena Laurin-Bergcrantz merupakan salah satu penyanyi jazz asal Swedia yang cukup disegani. Ia lahir dari Halmstad, sebuah kota kecil di Swedia tanggal 31 Oktober 1962. Wanita yang menyukai warna merah anggur ini merupakan pentolan dari kelompok Vakna min Bulle bersama sang suami Anders Bergcrantz. Salah satu CD-nya Dance in Music mendapatkan pujian dari para kritikus jazz. Berikut ini petikan wawancara kami dengan Anna-Lena Laurin :

WartaJazz (WJ) : Bisa diceritakan sedikit mengenai latar belakang anda?

Anna-Lena Laurin(AL) : Saya tumbuh dari sebuah keluarga disebuah kota kecil di Swedia bernama Halmstad. Kami tiga orang bersaudara yang kesemuanya perempuan. Hanya sayang yang menggeluti musik, namun kakek saya bermain fiddel dan banyak memberikan inspirasi ketika saya masih berusia sekitar 5-6 tahun. Keluarga kami sendiri adalah keluarga besar. Dengan empat orang anak yang masing-masing 17, 15, 12 dan 9 tahun. Saya menikah dengan solois trumpet Anders Bergcrantz. Ia juga merupakan salah satu musisi favorit saya karena suaranya yang hangat, kencang dan lirik-lirik yang dimainkan penuh dengan energi.

WJ : Kapan persisnya anda pertama kali tertarik untuk bermain jazz?

Anna-Lena Laurin(AL) : : Bisa dibilang saya jatuh cinta dengan jazz ketika saya bertemu dengan suami saya. Ia memperlihatkan pada saya musik yang benar-benar menyentuh perasaan yang terdalam. Musik sendiri selalu menjadi hasrat yang utama, namun sebelum bermain jazz sebenarnya saya selalu memikirkan musik yang saya mainkan dan terkadang terasa kurang. Saya membutuhkan swing, ritme dan kebebasan yang saya temukan dalam jazz. Saya pikir ini merupakan sebuah ekspresi individu dan itu benar-benar cocok dengan saya. Jadi jika kamu memutuskan untuk memainkan musik ini, maka cobalah mencintainya, kalau tidak rasanya jadi tidak mungkin.

WJ : Apakah kamu juga mendapat pengaruh dari musisi ternama misalnya?

Anna-Lena Laurin(AL) : Salah satu rekaman yang pernah diperlihatkan suami saya adalah karya Wayne Shorter dalam album ‘Speak no evil’ dan saya merasa ini merupakan musik yang ingin saya mainkan. Itu muncul secara tiba-tiba dan sangat berarti untuk saya. Yang lainnya mungkin Anders Bergcrantz, ‘In this together’ juga salah satu album yang benar-benar berkomunikasi dengan para pendengarnya. Anders banyak memberikan masukan pada musik saya. Ia sangat berbakat. Dan sebenarnya ini merupakan sebuah anugerah dapat hidup dan dekat dengannya. Bisa berdikusi, mendengarkan musik bersama, saling memberi advis dan seterusnya. Saya banyak belajar dan terinspirasi dari hal itu. [Selain itu] inspirasi juga datang dari kehidupan, anak, keindahan alam, dan Swedia merupakan negara yang cantik.

WJ : Apa album favorit kamu?

Anna-Lena Laurin(AL) : Album kesukaan saya antara lain, Wayne Shorter ‘Speak no evil’ dan Anders Bergcrantz ‘In this together’. Dua album ini sangat spesial buat saya. Selain itu saya juga masih punya beberapa favorit yang lain seperti seperti penyayi Swedia, Monica Zetterlund, ‘Walz for Debbie’ bersama Bill Evans, Herbie Hancock ‘Takin´off’, (Saya suka dengan permainan Dexter Gordon disini), Miles Davis ‘Kind of Blue’, Nancy Wilson with Canonball Adderly, Art Blakey ‘Free for All’, lagu ‘Have you heard’ dari Pat Metheny, dan beberapa komposer klasik yaitu Debussy, Ravel, Nielsen, Stravinsky. Terus lagi penulis lagu asal Brazil, Antonio Carlos Jobim. Dan yang lainnya.

WJ : Anda juga suka membaca dan nonto film, ada buku dan film kesukaan?

Anna-Lena Laurin(AL) : Berikut ini beberapa buku yang saya suka.
1. Finish author Mika Waltari´s “Sinhue the Egyptian”.
2.Books of John Steinbeck,
3.Books of Fredrick Forsyth, especially “The Jackal”.
4.”A Confederacy of Dunces” by John Kennedy Toole.
5.Swedish author Niklas Rådström, “Ängel bland skuggor” yang berarti ‘Angel among shadows’.

Sementara untuk film saya menyukai :
1. “The remains of the day”, bersama Anthony Hopkins, (Orang Inggris secara umum sangat baik dalam film ini).
2. The English patient
3. Ingmar Bergman ‘Fanny and Alexander.
4. Francis Ford Coppola´s “The Godfather”, 1 dan 2
5. The world of Antonia (sebuah film Belanda)

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker