Interview

Interview dengan gitaris George Benson

George Benson dan Al Jarreau, masing-masing adalah nama besar dalam jazz yang mumpuni. Mereka mengoleksi banyak penghargaan Grammy Awards dan keduanya pernah datang ke Indonesia dalam sebuah konser sebelumnya. Kali ini mereka akan kembali dan tampil bersama untuk pertama kalinya bagi penikmat Jazz di Indonesia khususnya Jakarta tanggal 14 September 2008 mendatang.

Berikut ini petikan wawancara WartaJazz.com dengan George Benson yang difasilitasi oleh Regional Office Universal Music, Hongkong:

Wartajazz: Bagaimana datangnya/ceritanya ide untuk bermain bersama

George Benson (GB): Kami berdua memiliki kontrak rekaman di Concord Records. Dan para eksekutif di label ini mengajukan ide ini pertama kalinya. “Bagaimana kalau kamu rekaman bersama Al Jarreau dalam sebuah album” Kami menganggap ini ide yang menarik. Lalu kami bertemu dan akhirnya masuk studio. lalu banyak nama-nama besar yang berpartisipasi seperti Herbie Hancock dan yang lainnya.

WJ: Apa tidak ada “conflict of interest” ketika dua nama besar bergabung?

Tidak ada masalah sama sekali. Saya mengerti apa yang dilakukan Al. Saya memperhatikan perkembangan karirnya beberapa tahun terakhir. Di Amerika Serikat, kami berada di puncak dalam genre masing-masing dan selalu memenangkan setiap penghargaan yang mungkin dimenangkan. Saya memenangkan banyak Grammy Awards, dan Al juga. Kami saling menghargai satu sama lain seperti halnya audiens kami.

WJ: Seberapa dekat sebenarnya kalian saling kenal, sebelum proyek ini dimulai?

Dalam 25 tahun terakhir kami banyak melakukan tour keliling dunia. Saat saya menuju satu tempat, dia (Al Jarreau) pergi menuju arah yang berbeda. Boleh dikatakan jarang sekali atau hanya sekali-sekali saja saling kontak. Saya tinggal di Hawaii sementara Al tinggal di Los Angeles. Jadi kami sebenarnya berjauhan dalam konteks tempat tinggal. Tapi sekarang saya lebih sering bertemu dengannya dan itu menarik.

WJ: Kapan pertama kalinya kalian berbagi panggung?

Sudah lama sekali. Ketika Al belum terkenal. Ia sering menjadi artis pembuka aksi panggung kami. Dan kemudian Al mulai rekaman. Sekitar 5 tahun kira-kira dari masa itu Al mendapatkan popularitas hingga sampai satu ketika saya bermain di Eropa dan kadang-kadang berpapasan di airport dengan Al kami hanya berucap “Hi how you doin’ Bye!”, (George Benson terdengar tertawa diujung telepon -red).

WJ: Berapa lama “Givin’s It Up” dikerjakan?

GB: Saya rasa hanya beberapa minggu saja. Tapi saya ingat sekali, kami bersenang-senang. Great engineer, great musician, great studio.

WJ: Bagaimana kalian menentukan ide dari album ini akan seperti apa isinya?

Banyak usulan, ide yang berkembang. Ada usulan untuk membuat album ini bercorak straight ahead jazz, dan ada usulan lainnya. Ada pula ide agar bagaimana album ini bisa mendapatkan airplay, kami bekerja keras untuk itu dan ternyata hasilnya tidak mengecewakan.

WJ: Bagaimana caranya kalian berbagi tugas?

GB: Ketika Al bernyanyi saya memilih untuk memainkan gitar. Itu salah satu cara saya menghargainya. Dan saya tidak berusaha untuk mendominasi album ini. Kami berusaha menghindari cekcok atau rivalitas, karena inilah esensi dari kolaborasi.

WJ: Apa yang kalian nantikan dari pertunjukan di Jakarta bulan depan?

GB: Semoga menjadi show yang menyenangkan. Al punya fans sendiri dan begitupula saya. Dan ada pula fans yang menyukai kami berdua.

WJ: Apakah kalian akan memainkan lagu-lagu kalian masing-masing?

GB: Saya akan memainkan lagu-lagu saya dan Al juga akan memainkan lagu-lagu miliknya, tapi kami akan bermain bersama pula, itulah kolaborasi sebenarnya.

WJ: Kalian berdua sudah pernah tampil di Jakarta sebelumnya. Apa perasaan kalian tampil berdua untuk pertamakalinya disini?

GB: Ini sesuatu yang fresh. Dan itu selalu menjadi hal yang terbaik buat saya. Saya telah melakukan banyak hal. Penonton yang datang, menghargai dan menikmati pertunjukan kami, merupakan satu hal yang sangat saya sukai. Kami akan berusaha menciptakan getaran dan bersenang-senang.

WJ. Kalian berdua kerap memenangkan Grammy Awards. Apa perasaan yang timbul ketika mendapatkan award kembali, dibandingkan ketika mendapatkan penghargaan itu untuk kali pertama?

GB: Saya gembira mereka menyukai album ini. Ini merupakan kejutan buat kami karena meraih 3 Grammy dimana saya mendapatkan 2 dan Al mendapatkan sebuah. Dan itu menambah koleksi Grammy yang pernah saya raih, kira-kira 10 buah. Saya merasa bangga karenanya.

WJ: Siapa yang akan kalian bawa untuk konser kalian nanti?

GB: Kami akan membawa beberapa orang dari band kami masing-masing, Supaya kami tidak kehilangan sound khas kami yang kami miliki, tapi saat yang bersamaan kami merasa tidak perlu membawa anggota band terlalu banyak dan akhirnya menjadi masalah.

WJ: Ceritakan tentang buku Art of Guitar

GB: Well, sebagai pemain gitar kami selalu berusaha menjadi pemain yang berbeda atau memiliki ciri khas dengan yang lainnya. Oleh karenanya kami mendengarkan pemain gitar yang lain untuk mendapatkan ide yang baru. Dan inilah upaya saya untuk bisa memberikan ide-ide baru.

WJ. Karena kamu sangat sibuk. Apakah kamu masih memiliki waktu luang? Dan apa yang biasanya kamu kerjakan?

GB: Saya hanya bekerja dimusim hangat, Mulai dari pertengahan springs sekitar bulan Maret hingga sekitar bulan Oktober atau awal November. Dan pada masa itu kami menghabiskan beberapa hari di Eropa. Tapi pada musim dingin, saya pulang ke Arizona dan menghabiskan waktu dirumah. Saya berlatih tiap hari meskipun sebenarnya saya tak menyebutnya sebagai latihan. Saya menyebutnya “Living with my instrument”. Saya selalu senang menaruh jemari tangan digitar sejak saya kecil. Dan mungkin itulah sebabnya kenapa karir saya begitu panjang dan mulus.

WJ: Siapa musisi yang anda suka?

GB: Charlie Parker, John Coltrane, Wes Montgomery, Charlie Christian, Nat King Cole, Frank Sinatra

WJ: Saya dengar anda baru mendapatkan Satchmo Award?

GB: Oh, itu adalah penghargaan untuk penyanyi dan bermain musik jazz. Dibanyak belahan dunia Louis Amstrong masih menjadi “Finest artists of our time”. Dan penghargaan ini merupakan salah satu penghargaan yang diasosiasikan dengan kebesaran nama Louis. Dan untuk itu saya merasa terhormat atas penghargaan tersebut.

WJ: Apakah anda suka menonton film?

GB: Ya saya suka menonton film dan televisi. Film yang selalu saya putar mungin dua ratus hingga tiga ratus kali adalah science fiction movies berjudul “The Day the Earth Stood Still”

WJ: Pertanyaan terakhir, apa yang anda ingin utarakan kepada para fans anda?

GB: Saya mendapatkan pengalaman menyenangkan sebelumnya. Mulai dari turun dari pesawat, perjalanan menuju hotel melewati jalan tol. Dan saya berharap lebih menyenangkan kembali saat kami kembali nanti.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

One Comment

  1. wow, ini dia perfomance yang ditunggu-tunggu. sayang sekali saya nggak bisa nonton live-nya. ada info kira-kira kapan ada siarannya di TV? thanks

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker