Interview

Wawancara dengan Devian Zikry

Saxophonis Devian Zikry merilis album terbarunya Morning Glance yang dirilis oleh DiscTarra/Platinum Records. Kami berkesempatan ngobrol dengan Devian – demikian ia akrab disapa – seputar album tersebut. Berikut ini petikannya.

WartaJazz: Apa ide dari album Devian Zikry – Morning Glance?
Devian: Album ini kebanyakan judul lagunya ak ambil saat ide lagu itu tercipta (lagi compose) lagu morning glance (dan kebetulan dibuat judul album) itu tercipta idenya waktu pagi2 di kedai (ak kan buka kedai di studioku). Lg ngopi sblm kerja di studio, suasana lg enak, mood lg enak, nada2 dan groove itu muncul. Lalu ak ke studio dan merealisasikannya di keyboard. Jadilah dasar lagu. Lalu dikembangkanlah seiring waktu (diaransemen). Gitu mas

WartaJazz: Konsepnya jadi seperti apa?
Devian: Konsep album masih sama kayak dulu mas. Ak sih konsisten aja. Lagu bertemakan easy listening jazz, dgn sax sebagai leadnya. Ada beberapa lagu vokal untuk menonjolkan aransemen sax didepan, mendampingi vocalis. Ada beberapa nomor yang sedikit bertemakan “fusion jazz”.
Sebenarnya aku bukan yang senang melabelkan musik ini apa musik itu apa, tapi kalau ditanya, mungkin yg paling tepat jawabanku adalah “smooth jazz”. Emang passionku dari dulu ini mas. Dulu ngefans bgt dgn aliran fusion/smooth jazz.
Sempet sih gatel lihat grup seperti “ligro”, “simak dialog” dll. Jadi pengen buat yang begitu biar dibilang “seruu seruu” tapi nggak ah, kalau album, we have to be who we are hehehe. Main yg gitu mungkin nanti, ga tau juga ya hehe

WartaJazz: Siapa saja yang terlibat di album ini?
Devian: Yah Alhamdulillah banyak yang bantu. Kalo musisi ada Tohpati, Sandy Winarta, Indro Hardjodikoro, Demas Narawangsa, Ali Akbar, Iwan Wiradz, Adi Darmawan, Kadek, dll (mau coba sebutin lengkap takut ada yg lupa). Kalau vokalis, featuring Eka Deli dan Matthew Sayers, serta yang menyanyikan single album ini, “andai saja”, istriku, Eka Meilianawati

WartaJazz: Berapa lama proses album sekarang hingga kelar?
Devian: Lama jg mas. Waktu kita ketemu di Batam Asean Jazz Fest itu. Sedang berjalan. Tapi lamanya bukan karena bikinnya lama. Ada tertunda karena ijin lagu dan lain-lain. Tapi yg paling lama adalah karena proses mixingnya. Setelah dimixing sama orang pilihan label… Makan wkt lama, 3 bulan, aku ga cocok, minta mixing ulang. Label setuju, ya aku mixing saja sendiri semua. Setelah selesai mixing, mereka ok, masuk tahap mastering. Itu juga gak lama, nah lamanya, ngantri edar… Label memutuskannya edarnya bulan maret…padahal kelar semua bulan jamuari..ya gitulah.. Akhirnya edar juga.. Hehe

WartaJazz: Ada catatan khusus dengan kejadian ini? Bagaimana dengan album terdahulu bersama label Chico&Ira?
Devian: Catatan khususnya, harusnya di album ada 11 lagu. Lagu indonesia yang cukup terkenal sudah saya buat, selesai semua termasuk musisi yang mengisi dll… Namun karena sesuatu dan lain hal  jadinya lagu itu tidak masuk ke album.
Album dengan Chico itu album pertama, yang dititip edar di Aquarius.. Kontraknya sudah habis, jadi ga ada di pasaran. Tp saya masih punya sekitar 300cd, mau aku jual di internet saja. Atau Wartajazz mau bantu, hehehe. Banyak juga yang nanyain… Terutama pembeli album yang ini dan sebelum ini. Mereka ada yg ingin tahu album pertama.

WartaJazz: Lagu Andai Saja kan pernah dibawakan oleh Iga Mawarni ada alasan itu disertakan?
Devian: Iya betul mas. Andai Saja [milik] Iga Mawarni. Alasannya simple aja, aku suka banget lagu ini, menurutku ini salah satu lagu “masterpiece” dari Dodo Zakaria. Labelku yang urusin ijinnya hehe. Melody dan nuansa rhytmnya keren banget. Jadi aku coba aransemen lagu ini dengan nafas yang lebih “sekarang”

WartaJazz: Cerita dong komposisi milikmu sendiri
Devian: Komposisi ak dalam album ini ada 6. Salah satunya lagu vokal yg dinyanyikan Matthew Sayers “Bidadariku”. Selebihnya “Morning Glance” instrumen yang juga jadi judul album. “Pulau dewata” yang dinyanyikan Eka Deli, yang bernuansakan etnis. “Broken promises” nuansa smooth jazznya kental banget. “Busway” lagu funk instrumen yang aku ciptakan khusus untuk duet dengan gitar (di album, Tohpati yg main) (sayangnya lagu ini malah ditaro urutan akhir sama label hahaha) lalu lagu “Song for Deka” yang terinspirasi dari anakku yg waktu itu baru 2 bulan umurnya.

WartaJazz: Jadi apa harapan Devian dengan album terbaru ini ?
Devian: Harapan… Hmmm.. Ya bisa kejual laris hahaha. Ya intinya listener bisa puas… Terutama para pembeli baru, yg baru mengenal musik aku…
Dan mencoba mendapat feedback2, agar bisa terus berbuat lebih baik untuk album berikut…

WartaJazz: Apa definisi Sukses menurut Devian?
Devian: Hmmm… Sukses dalam musik menurut ak adalah tolok akurnya dari audience… Atau listeners… Jadi kalau penikmat musik bisa puas… Dan mengatakan terhibur dgn musik kita, atau terlebih lagi, bisa “terinspire” dr musik kita, menurut ak itu adalah sukses. Jadi bisa jadi kalau album kita laku, dan orang2 mencari musik kita, selalu ramai kalau live, menurut ak itu sukses

WartaJazz: Ada obsesi lain yg belum terwujud dan mungkin di next album?
Devian: Inginku sih berkolaborasi lebih banyak dengan musisi-musisi Indonesia dan juga penyanyi.. Juga kolaborasi dengan pemain dr genre lain.. Rock? Reggae? Hehe. Juga musiknya mungkin lebih banyak “funky”nya. Itu keinginan sih. Tp yang pasti, funk akan lebih terasa di album berikut. Sudah mulai dikonsep. Mengenai kolaborasi… Kalau label mengijinkan (dan mau keluar duit lebih haha), seru tuh hehe.. Label sih maunya lebih “acid” hehe

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker