Interview

Wawancara dengan gitaris Andre Dinuth

andre-dinuthAndre Dinuth adalah gitaris yang menjadi arranger dan session player untuk Glenn Fredly, Afgan, hingga Sandy Sondoro. Bersama Dewa Budjana, Tohpati, Eross, Baim, dan Baron ia merupakan anggota dari Six String. Dialbum solo perdananya, ia didukung permainan solo violin dari Didiet ‘Violin’, sentuhan piano dan synth dari Alvin Lubis & Irwan Simanjuntak, tiupan alto saxophone dari Nicky Manuputty hingga betotan bass Indro Hardjodikoro dan yang spesial  elemen tradisional, yaitu alat musik khas Maluku dan Papua bernama Tifa dimainkan oleh George Tanasale. Simak perbincangan WartaJazz bersama Andre Dinuth (AD) berikut:

WJ: Dengerin track pertama langsung terekam cepat diotak. Ini cerita soal Apa?
Andre Dinuth: Lagu pertama yg here to stay itu sperti perjalanan… ada “ups and downs” terefleksidi head themenya. Ada yg major based line dan ada yg minor based.

WJ: Lagu ini ditulis bareng Didit ya. Bagi tugasnya gimana?
AD: Jadi kebetulan lagu ini waktu kubuat sudah jadi theme majornya dan sudah terbentuk bagan, kebetulan waktu itu kita main bareng di satu band dulu lalu aku kasih unjuk ke dia karena waktu itu memang ingin duet denganya lalu dia menambahkan juga ide theme minornya, lalu aku berbagi tugas untuk mengambil melodinya.. Lalu aku ingin dia mengambil arpeggio theme minornya more of a classical influenced.

WJ: Mengapa memilih Tifa. Fifinkos itu tarian Apa?
AD: Aku suka banget country. Pada saat membuat lagu Out of Nowhere itu aku kepikiran bagaimana supaya berbeda vibenya dari kebanyakan country-ish tunes. Aku memilih Tifa karena kebetulan aku berasal dari timur dan tifa masih jarang di eksplorasikan…Fifinkos itu nama kekasih saya dulu. Dia penari, nah pas buat lagu ini dia inspirasinya.

WJ: Setiap lagu lineupnya beda? Apa tujuannya? Apakah memang ingin menonjolkan karakter musik yang spesifik?
AD: Memang ada di bbrp lagu lineupnya berbeda karena aku ingin menojolkan karakter musik yg spesifik.. Seperti misalnya di track Rat Race. Dalam bayanganku waktu membuat komposisi tsb karakter jazz rock fusionnya ingin ditonjolkan.

WJ: Menurutmu peta warna musik dalam album ini sengaja dibuat macem2 u tujuan penikmat yg beragam?
AD: Album ini seperti portfolioku dan aku memang suka sekali dengan bermacam jenis musik namun tetap ada benang merahnya di setiap lagunya masih ada blues rock edgenya.

WJ: Sejauh mana pengaruh gitaris-gitaris lain dlm karyamu ini dan atau kawan-kawan ‘seangkatan’?
AD: Aku sering berdiskusi jg dan saling sharing dengan gitaris-gitaris lain yang juga menambah wawasan dan referensi dalam bermusikku

WJ: Berapa jenis gitar yg dipakai dalam proses rekaman ini?
AD: Ada sekitar 7-8 gitar yg digunakan dalam proses pembuatan album ini. Karena ada beberapa lagu yang aku sudah terbayang secara spesifik sound gitarnya seperti apa

WJ: Seperti apa kamu menggambarkan dirimu sendiri. Kamu romantis ga?
AD: Kata orang sih iya. aku adalah seorang gitaris yang tidak terpaku dalam satu genre dan selalu bereksplorasi dan berkarya memadukan berbagai elemen musik

WJ: Ada lagu yg punya makna special dialbum ini?
AD: Lagu something to remember. Itu aku buat untuk mengenang almarhumah ibuku.

 

 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker