LAPORAN PERTEMUAN KOMUNITAS JAZZ KEMAYORAN KE-3 (bag-kedua-habis)
LAPORAN PERTEMUAN KOMUNITAS JAZZ KEMAYORAN KE-3 (bag-kedua-habis)
Melanjutkan artikel sebelumnya mengenai pertemuan Komunitas Jazz Kemayoran (KJK) yang ketiga, berlangsung pada Rabu malam (12/5) lalu
Tepat Pukul 21.00 sesuai dengan rencana, acara dilanjutkan dengan Diskusi mengenai Sejarah Jazz, dan tema yang akan dibahas kali ini adalah : “Swing”. Dan malam itu sebelum kita masuk ke sesi tersebut, saya selaku Moderator tergerak untuk memanggil Bpk. Pudjo (Ayahanda dari Pianis Jazz Indonesia Nial Djuliarso, yang baru menyelesaikan kuliah di Berklee dan sekarang melanjutkan Julliard School lewat program beasiswa). Secara singkat Pak Pudjo bercerita, pada
awalnya-nya Nial seperti anak-anak yang lainnya di kursuskan Piano di tempat kursus piano yang umum ada di Kota Jakarta, dan sempat belajar dengan Idang Rasjidi, namun Nial mulai tertarik dan terpanggil untuk bermain dan mempelajari musik Jazz usai menonton pertunjukkan Pat Metheny Stadion Tenis Indoor Senayan tahun 1996 silam.
Seusai Pak Pudjo bercerita, KJK kembali fokus pada topik diskusi malam itu yakni “Swing”. Beben yang bertindak selaku moderator memberikan kata pengantar secara singkat mengenai
Musik Swing kemudian dibahas bersama.
FAKTA SEPUTAR “SWING”
- Dance Music/Musik pengiring Dansa
- Awal pemunculan-nya ada yang menganggap:
1928 ….. pada saat Jelly Roll Morton mengeluarkan album : Georgia Swing dan Kansas City Stomp
1932 ….. pada saat Duke Ellington merekam lagu It Don’t a thing dengan
judul lain If it ain’t got that Swing - Orang kulit putih mulai memainkan musik Jazz. Salah satu diantaranya “Charlie Barnet” pemain Saxophone.
- Big Band, awal penyebaran Jazz di New Orleans, formasi antara 8 s/d 9 pemain, kemudian berkembang menjadi 13 s/d 16 pemain
- Benny Goodman dijuluki : Father/King of Swing berjasa menyelenggarakan Konser Jazz pertama kali di Carnegie Hall, tampat konser Musik yang sangat bergengsi dan biasanya dipakai untuk pagelaran musik Klasik saja. Dan peristiwa ini dianggap sebagai titik tolak pengakuan Bangsa Amerika terhadap Jazz Dan beliau juga berani mendobrak system Rasial, dan mendirikan Bigband yang anggotanya terdiri dari orang kulit hitam dan putih
- Duke Ellington, Benny Goodman, Glenn Miller, Count Basie, Benny Carter, Lionel Hampton, Gene Krupa beberapa tokoh musik Swing
KARAKTERISTIK MUSIK “SWING”
- Swing dalam Big Band, musik-nya di Aransemen
- Swing pada umum-nya adalah musik Saksophone, meskipun pada era awal Jazz saksophone belum termasuk sebagai instrumen Jazz, boleh dibilang setelah tahun 1920 Komposisi Saxophone ini mulai lebih di Optimalkan.
- Swing dapat mengiringi Dansa, dan era sebelum Perang Dunia II itu orang Amerika sangat gandrung akan Dansa.
- Dikatakan Swing, karena musik-nya melayang, mengayun
- Improvisasi sudah menjadi bagian Komposisi dan dilakukan secara bergantian, meskipun didalam aransemen masih ada batasan2/kaidah yang tetap harus di perhatikan/yang sudah diatur.
- Berbeda dengan musik sebelum era Swing ( Dixieland dll) yang lebih 2/2 (Alla Breve), dan cenderung masih seperti sebuah kelompok Marching Band, Swing lebih cenderung menggunakan birama 4/4 nya dengan penekanan pada hitungan ke-2 dan 4, dan penggunaan Triplet, serta microtime ternary-nya yang pada akhirnya nanti membentuk suatu ritmik khas Swing yang kerap disebut sebagai “Swing Feel”
LAIN-LAIN
- Karena Swing boleh dikatakan hampir melanda seluruh bagian Amerika dan sudah dianggap sebagai salah satu kebudayaan Amerika, maka pada era itu, musik Swing bisa dikatakan sudah menjadi Mainstream/disebut Mainstream
- Pada era Swing sudah mempengaruhi musik Pop. Muncul lagu-lagu Standart yang biasa dimainkan dalam era itu, dan banyak juga lagu-lagu pop/popular saat itu yang dimainkan secara Swing. Dan lagu-lagu standart ini sangat dikenal oleh masyarakat dunia, dan sering lagu-lagu tersebut dianggap sebagai lagu Jazz Standart..
Setiap item lantas dibahasa satu persatu, dan beberapa rekan mencoba untuk mengemukakan pendapat-nya. Pokoknya setiap ada suatu pembahasan kita coba lempar dulu ke Forum sampai akhirnya nanti kita bisa mendapatkan suatu kesimpulan mengenai Pokok Bahasan tersebut.
Beberapa menit Joey pun tampil kedepan, tapi kali ini bukan untuk bermain Piano, tapi mengemukaan pendapatnya mengenai musik Swing serta menambahkan dengan bercerita mengenai sejarah musik secara umum dari Jaman Klasik sepintas, Ragtime, New Orleans Jazz sampai dengan Swing kembali dan Pak Pudjo pun turut menambahkanya. Dan juga nggak lupa dalam pembahasan disertai dengan pemasangan lagu sebagai contoh yang sesuai dengan tema yang sedang dibahas, kadang juga ada penjelasan yang disertai dengan contoh dengan memainkan Instrumen seperti yang dilakukan Reza pada saat mencontohkan aksen pada
hitungan ke-2 dan 4.
Saking serunya nggak terasa waktu sudah menunjukkan Pukul 23.00 dan luar biasanya nggak ada satupun rekan yang beranjak dari tempatnya, dan mengajukan izin pamit pulang, semuanya masih terlihat segar. Tapi meskipun demikian kami sebagai pihak penyelenggara memahami selain waktu sudah beranjak larut, beberapa rekan juga rumah tinggal-nya sangat jauh dari lokasi pertemuan, maka sesuai dengan rencana tepat Pukul 23.00 acara inti-nya kami tutup terlebih dahulu. Jika masih ada pertanyaan seputar Tema, masih bisa dibicarakan sambil ngobrol bebas santai, karena acara ini pun dilaksanakan dari kita untuk kita, sederhana dan nggak terlalu formal
tentunya, jadi kapan saja, dimana saja kita dapat berbicara mengenai Jazz dengan rileks dan santai atau kapan saja bisa kita bicarakan baik lewat alat komunikasi, email dll. Atau bisa juga kita bahas kembali pada pertemuan berikut. Artinya kapan saja, dimana saja kita bisa bicara mengenai Jazz dengan rileks.
Walau pertemuan digagas dengan konsep yang sederhana, acara masih berlangsung hingga jarum jam menunjukkan diangka 12 malam bahkan sebagian masih bertahan hingga pukul 01.00 dini hari.
Sebuah harapan lantas ditanam bahwa dengan acara ini kita akan semakin memahami Jazz, semakin gila dan mencintai musik Jazz, dan mudah-mudah sesuai dengan yang kita harapkan
lewat pertemuan komunitas Jazz ini, selain pastinya kita akan bertambah teman yang sama-sama menggemari musik Jazz, kita juga bisa bertambah wawasan, pengetahuan kita tentang musik Jazz yang kita cintai ini baik dari sisi teori, teknik, sejarah-nya dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan dunia Jazz.
Demikian laporan dari saya mengenai Pertemuan Komunitas Jazz Kemayoran yang ke-3, smoga di pertemuan berikut rekan-rekan yang belum sempat hadir, bisa hadir di pertemuan berikut. Kehadiran kalian selalu di tunggu ….