Ketika Hotel Indonesia Inter-Continental diresmikan pada tahun 1962, ia telah sibuk mengurusi Art and Culture Departement dari Hotel tersebut.
Hotel International pertama oleh Penguasa Orde Lama diminta untuk selalu menyajikan pentas Budaya dari seluruh kepulauan Nusantara. Pementasan berlangsung di Ramayana Restaurant dan Bali Room, guna mencerminkan Kebhinekaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Memang pada saat itu pementasan budaya ini sangat mengesankan!. Selain itu ia juga bertanggung jawab atas pengadaan musik di Nirwana Super Club, tempat Tamu Hotel dan penduduk Jakarta menikmati hiburan. Jabatan lain yang dipercayakan kepadanya adalah sebagai Marketing Manager.
Diluar Hotel Indonesia iapun dengan tekun dan rajin membawa acara Jazz di USIS bagi para penggemar yang merindukan musik tersebut. Penggemar yang berdatanganpun setiap kali bertambah jumlahnya. Suatu pekerjaan yang patut diacungi jempol karena pada masa Orde Lama, budaya dari Barat selalu dimusuhi, termasuk Jazz yang berasal di negara Paman Sam!.
Cukup lama ia menggeluti Jazz dan lama pula ia menjadi pemerhati. Walaupun ia tidak memainkan satu instrumen namun ia mengerti makna dari setiap alat.
Sebelum kebergiannya ia sempat menjadi salah seorang Ketua Himpunan Penggemar Musik Jazz yang direncanakan akan berubah menjadi Jakarta Jazz Society”.
Semoga seluruh amal dan ibadahnya diterima oleh Yang Maha Kuasa, Amien.