Harry Lim, lahir di Batavia, East Indies (sekarang: Jakarta, Indonesia) pada tanggal 23 Pebruari, 1919 dan meninggal pada tanggal 26 Juli, 1991, di New York City, NY. Setelah sekolah di Batavia, beliau meneruskan studi ke Belanda. Beliau mulai secara aktif menggauli Jazz di Belanda dan mulai menciptakan hubungan dengan banyak musisi Jazz Amerika yang sedang berkunjung ke Eropa.
Beliau pindah ke Amerika Serikat di tahun 1939 dan mulai bekerja dengan label rekaman Keynote, sebagai produser, tahun 1943 sampai 1946. Beliau menekankan perhatian kepada rekaman-rekaman grup kecil dengan tema Jazz klasik; mengutamakan peranan para pemain Swing terkemuka dan para tradisionalis. Musik-musik yang tercakupi dimulai dari New Orleans sampai ke Bop walau tetap tema yang diutamakan adalah dari para musisi Swing.
Selama masa kepemimpinan Harry Lim, Keynote menghasilkan musik-musik yang berkualitas amat tinggi. Namun di tahun 1946 posisi beliau digantikan oleh John Hammond (yang juga merupakan produser dan penemu bakat). Keynote akhirnya kandas dibawah kepemimpinan baru ini. Keynote akhirnya dibeli oleh perusahaan Mercury tahun 1948 dan Harry Lim kehilangan semua hak milik beliau di Keynote.
Tahun 1949 Harry Lim membuat label sendiri yang bernama HL yang memproduksi beberapa rekaman yang kualitasnya tinggi namun kurang dikenal oleh massa umum. Salah satu di antaranya oleh pianis Al Haig dan juga dengan saxophonist Stan Getz. Di tahun 1955 Harry Lim mencoba untuk membangkitkan Keynote dalam format LP 33 1/3. Walau sukses di waktu yang amat singkat, akhirnya label ini kandas untuk selamanya.
Berikut daftar sebagian artis yang direkam, selama masa kepemimpinan Harry Lim di Keynote: Lester Young, Count Basie, Coleman Hawkins, Johhny Guarnieri, Teddy Wilson, John Kirby, Sid Catlett, Tab Smith, Don Byas, Harry Carney (yang dengan Coleman Hawkins dijuluki Sax-Section dari Keynote), Al Lucas, Lenny Tristano (album pertama beliau), Woody Herman, Red Norvo, Joe Thomas, George Barnes, Milt Hinton, Neal Hefti, Gene Sedric, Benny Carter, Juan Tizol, Willie “The Lion” Smith, Bud Freeman, Dinah Washington, Roy Eldridge, Cozy Cole, The Kansas City Seven, Charlie Shavers, Earl Hines, Benny Morton, Rex Stewart, Billy taylor, Jonah Jones, Chubby Jackson, Irving Fazola, Dave Lambert, Buddy Stewart, Red Rodney, dll.
Semua rekaman ini direkam dalam format piringan hitam 78 rpm dan mayoritas dinyatakan “hilang” sampai ditahun 1986 dimana perusahaan Polygram (Jepang) menerbitkan ulang semua katalog Keynote dalam bentuk piringan hitam 33 1/3 yang totalnya 21 buah dalam satu paket. Termasuk juga dalam set ini satu buah piringan hitam 45 rpm yang merupakan rekaman Lennie Tristano yang baru saja ditemukan. Total judul 334 dan dimana 115 darinya tidak pernah terbit sebelumnya. Di dalamnya terdapat buku yang berisikan tulisan-tulisan Harry Lim, Bob Porter, dan Dan Morgenstern, dan juga terdapat puluhan foto-foto langka.
Walau sudah dilepas dan dijual secara satuan oleh Polygram, terdapat kabar bahwa rekaman-rekaman ini secara lengkap dalam satu set akan dilepas pada tahun 2002 dalam format CD.
Sejak tahun 1956 sampai 1973 beliau kerja untuk toko Sam Goody di New York sebagai konsultan ahli Jazz. Di tahun 1972 beliau membentuk sebuah perusahaan rekaman baru yang bernama Famous Door, yang menghasilkan berbagai album yang sayangnya sekarang langka dan sukar dicari. Beberapa artis yang membuat album diera ini: Zoot Sims, Red Norvo, Bill Watrous, George Barnes, Milt Hinton, Scott Hamilton, Mundel Lowe, Carl Fontana, Eddie Barenfeld dan lain-lain. Label ini aktif sampai wafatnya Harry Lim di tahun 1990.
Kalau anda melihat gambar berikut merupakan album Keynote yang diproduseri oleh Harry Lim, dengan dua nama yang “unik” yaitu: “Little Jazz” dan “Prince Charming”. Sebagai informasi “Little Jazz” adalah Roy Eldridge, pemain Trumpet ternama dan stylist yang handal. “Prince Charming” adalah Count Basie, sang pemain piano dan pemimpin Big Band ternama. Mengapa nama-nama itu digunakan? Ini mungkin pertanyaan yang Anda ujarkan. “Tebakan” alias jawaban yang paling kuat dan jitu adalah keadaan dari sang artis sendiri yang tidak mengijinkan untuk menggunakan nama aslinya, karena dirinya sedang terikat kontrak dengan perusahaan rekaman lain. Hal ini sering terjadi kala ditakuti terjadinya penyalahan kontrak, yang bisa berakibat tuntutan hukum. Hal yang lazim terjadi dan bisa dilihat dari banyak kasus lainnya. Nama seperti “Zeke Tolin” adalah milik dari Lee Konitz, dan bahkan Charlie Parker pernah menggunakan nama “Charlie Chan”, dan lain-lain.