NewsProfile

A TRIBUTE TO SAMY EL BABLY, PERSEMBAHAN TERBARU DARI HOSSAM RAMZY

Hossam Ramzy kembali merilis album terbarunya bertitel “A Tribute to Samy El Bably” sebuah persembahan untuk seorang trumpetis yang cukup terkenal asal Mesir yang telah meninggal dunia.

Awal mula perkenalan Hossam Ramzy dengan Samy El Bably tatkala suatu saat sedang mendengarkan musik Ahmed Adaweya bersama seorang teman dari Mesir ia mendengarkan suara indah yang menghipnotisnya. Suara tersebut mampu membuatnya terbuai dan imaginasinya lalu terbang kesana-kemari. Sebagai seorang pecinta Miles Davis tentu ia tak percaya jika suara yang didengarnya adalah suara trumpet. Bagaimana tidak, suara yang ditimbulkannya bak suara seruling bambu yang dipadu biola dan disajikan segar serta berisi. Ternyata itulah Samy El Bably, seorang trumpetis yang unik karena gaya yang dimainkannya ia gali sendiri secara otodidak. Terdengar sangat etnik dan mencuri hati.

Samy El Bably yang lahir di El Sawafna dipropinsi El Fayoum, Mesir ini selain bermain dengan Ahmed Adaweya Band juga kerap bermain dengan instrumentalis lainnya. Ia juga bergabung dengan Hossam Ramzy Egyptian Ensemble yang kerap keliling benua Eropa dan Samy merupakan salah satu pusat perhatian di kelompok ini. Sebelum kematiannya, Samy sempat membentuk Arabian Music Orchestra untuk Menteri Kebudayaan Mesir. Kematian Samy El Bably karena kecelakaan sungguh sebuah pukulan berat untuk dunia world-music khususnya di Mesir.

Kita kini hanya bisa mengenang Samy lewat karya-karya yang ia garap bersama Hossam Ramzy antara lain “Eshta”, “Egyptian Rai”, “Source Of Fire”, “Gamaal Rawhany”, “Secrets Of The Eye” dan “Faddah”.

Album “A Tribute to Samy El Bably” yang dirilis oleh ARC Musik ini, berisi delapan lagu yang seluruhnya dikomposisi oleh Hossam Ramzy sendiri. Salah satu yang menarik adalah ‘Kol El Aalam(Finjan Qahwa)’ yang artinya kurang lebih Seluruh Dunia(secangkir kopi). Disini kita dapat menyimak permainan Samy pada trumpet dan Hossam pada perkusi. Samy mengajak kita melanglangbuana mulai dari Mesir, India, Turki, Amerika Selatan, lantas menuju Kairo dan menyusuri gurun Sahara dimana selama perjalanan kita disuguhi secangkir kopi panas. Sungguh nikmat.

Tak salah jika kemudian Hossam mengenang kembali saat koran-koran memuat headline kematian Samy bak mengenang kematian Miles Davis dengan mengatakan “An Arabian Trumpet is silenced Forever”. Semoga ia diterima di surga!.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker