NewsProfile

KINI HADIR, DEBUT ALBUM CANIZZARO ‘UNTUK SELAMANYA’

Berakhir sudah penantian selama bertahun-tahun. Grup ‘lawas’ Canizzaro yang meramu bakat+kesempatan+semangat+jazz kini mengeluarkan debut album bertitel ‘Untuk Selamanya’ yang diproduksi Artha Records – sebuah indie label – Jumat (28/06) lalu bertempat di Jamz Pub & Restaurant, Jakarta. Hadir pula dalam acara tersebut dua orang musisi ternama Deddy Dhukun dan Mus Mujiono yang sempat pula ber-jam session.

Sembilan lagu terangkum apik dalam album yang dirilis dalam dua format, kaset dan CD ini. Empat diantaranya merupakan lagu dengan vokal dan sisanya instrumental. Seluruh komposisi diciptakan Totong Wisaksono kecuali lagu ‘Untuk Selamanya’ diciptakan oleh Deddy Dhukun.

Konsep dari album ini sendiri sebenarnya ingin menyajikan kembali musik-musik di era 80-an. Dimana kala itu banyak kelompok-kelompok baru berdiri dan kerap membawakan fusion. Beberapa lagu menarik seperti ‘Night in Samarinda’ misalnya, terinspirasi saat sang gitaris sedang ditugaskan di Kota Tepian, Samarinda. Kegemarannya menonton tingkah laku binatang lewat Animal Planet atau Discovery Channel membuahkan karya ‘Cheetah’. Sementara tentu tak ketinggalan nuansa musik Indonesia dalam nomor ‘Bromo’.

Warna pop yang disebar terutama pada empat lagu berlirik, tentu bukan sebuah ketidaksengajaan. Hal ini dilakukan untuk memperluas cakupan pasar yang dilakukan dengan kesadaran penuh. Dalam sudut pandang yang lebih luas, Canizzaro menerapkan strategi ini tentu saja untuk menjaga kontinuitas perjalanan bermusik mereka. Tentu hal ini akan dikembalikan lagi ke pecinta musik di tanah air.

Untuk mendukung album ini, sejumlah kegiatan promosi sedang disiapkan. Video klip kelompok ini juga sudah siap untuk diputar dilayar televisi tanah air. Rencananya Canizzaro akan mulai melakukan promo-tur keliling dimulai dari kota kembang, Bandung sekitar awal atau pertengahan Juli mendatang.

***

Canizzaro terdiri dari Totong Wisaksono(gitar), Derry Iskandar(keyboard), Adhen Bahri(saksofon, vokal), Dadhi Sufiyadi(drum) dan Aditya Pratama(bass). Dua nama didepan merupakan personil lama kelompok yang telah berusia nyaris 18 tahun.

Nama Canizzaro sendiri didapat dari sebuah kamus kedokteran. Namun nama tersebut tidak memiliki arti khusus atau berhubungan dengan musik. Menurut pengakuan sang gitaris Totong Wisaksono, nama tersebut dipertahankan karena terdengar unik dan khas.

Kelompok ini telah eksis sejak tahun 1984 ini mengawali kegiatan latihannya diruang tamu milik Derry Iskandar. Jerih payah mereka membuahkan hasil yang cukup mencengangkan. Hampir setiap kontes band mereka kerap menjadi jawara. Bahkan kerap kali menyapu bersih semua kategori ‘The Best Player’. Sampai satu ketika mereka mengikuti ajang yang bergengsi diera 80-an yaitu Light Music Contest. Canizzaro berhasil menjadi finalis di tahun 1985 dan 1986.

Selepas itu mereka kerap manggung diberbagai tempat. Mulai dari acara-acara kampus, pasar seni Ancol hingga nongol di layar kaca, TVRI!.

Waktu yang kian berjalan, tiba-tiba semangat yang mereka miliki menyurut. Rupanya kejenuhan
menghinggapi satu persatu personil band ini. Mendekati era 90-an, kelompok ini bisa dibilang ‘mati suri’, raib tanpa kabar berita.

Namun rupanya semangat yang sempat luntur tak sempat hilang. Tiba-tiba seperti datang virus gatal ditangan dan hati mereka masing-masing untuk kembali kumpul dan main main baren glagi. Dan tetap nge-jazz!.

Awalnya kelompok ini kerap memainkan komposisi milik Lee Ritenour, Casiopea, Koinonia, Mezzoforte, Spyro Gyra hingga tokoh-tokoh legendaris macam Dave Bruebck, Oscar Peterson, Chick Corea hingga Kenny Burrel dan lainnya. Uniknya, sekaligus mungkin nekadnya, mereka justru tidak bertumpu pada warna fusion, namun banyak memainkan nomor-nomor swing hingga bebop.

Dialbum perdana ini, mereka tetap berusaha memainkan identitas mereka. Namun dengan sedikit kompromi dengan pasar jadilah album yang bisa dibilang ‘campur-campur’. Ada nuansa jazz, pop, sedikit R&B dan latin jazz. Idenya album ini tak cuma ditujukan untuk mereka yang suka ngejazz tapi ke pasar yang lebih luas. Selamat untuk Canizzaro!.

***

Untuk anda yang tertarik mendapatkan kaset atau CD kelompok ini, silakan menghubungi Redaksi WartaJazz di nomer telepon Jakarta (021) 8310769 atau Jogja (0274) 512561. Untuk anda yang berada dikota-kota lain, silakan kirimkan email ke info@wartajazz.net 

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker