Krakatau Tampil Memukau Di Bansko International Jazz Festival

Group musik jazz ternama, Krakatau Band, dengan formasi Dwiki Darmawan (Micro-tuned keyboards dan Synthesizer), Pra Budidharma (Slendro Fretless Bass), Trie Utami pada vokal, Gilang Ramadhan (drums,kecrek, gong), Adhe Rudiana (kendang, perkusi, simbal), Yoyon Darsono (rebab, suling, terompet, kecapi, voice) dan Zainal Arifin (Bonang, perkusi, voice) tampil sangat memukau dalam Bansko International Jazz Festival 2002 (BIJAF) di Bulgaria. Demikian siaran pers yang kami terima dari Bangun P. Subroto, staf Bidang PenSosBud KBRI di Sofia.

Festival tersebut merupakan event musik jazz terbesar di Bulgaria yang menampilkan group-group mancanegara, yang mana telah terselenggara setiap tahun sejak tahun 1997. Tahun ini merupakan festival ke lima yang berlangsung tanggal 8 – 13 Agustus 2002. Peserta festival terdiri dari group musik Jazz asal Bulgaria, Rusia, Jerman, Indonesia, Mesir, Ceko, Hongaria, Itali, Polandia, dan Yunani.

Bansko merupakan kota kecil di kaki pegunungan Pirin yang berjarak sekitar 130 km dari Sofia ibukota Bulgaria, dan dikenal sebagai salah satu resort terindah musim dingin. Ketika musim dingin tiba banyak turis domestik maupun mancanegara berdatangan untuk berolah raga ski, sementara itu dikenal pula dengan fasilitas spa yang banyak terdapat di sekitar wilayah Bansko.

Sebuah panggung cukup besar disiapkan tepat di taman pusat kota Bansko, dengan kapasitas tempat duduk 600 penonton. Pentas musik jazz berlangsung setiap malam selama enam hari yang dimulai pukul 20.00 hingga pukul 24.00. Tidak kurang dari 25 kelompok musik jazz telah tampil dalam kesempatan tersebut. Krakatau sendiri tampil saat puncak acara, yakni pada Sabtu malam tanggal 10 Agustus 2002, dengan disaksikan sekitar 1500 penonton.

Publik Bulgaria pecinta jazz nampak sangat terpukau dengan keunikan karakter permainan musik Krakatau, yang merupakan fusion antara musik jazz dengan instrumen tradisional Sunda. Demikian halnya dengan aransemen yang banyak terinspirasi dari berbagai etnik di Indonesia, sebagaimana terdapat dalam album terakhirnya “Magical Match”.

Sekadar informasi saja, musik Krakatau sendiri berlandaskan pada notasi asli seni Karawitan yang disebut S’lendro. Tangga nada S’lendro ini dapat ditemukan pada musik gamelan Bali, Jawa dan Sunda dan diberbagai musik daerah yang lain di Indonesia. Tangga nada pentatonis S’lendro ini adalah notasi khas tradisi musik Indonesia khususnya Karawitan dan tidak dapat ditemukan dimanapun kecuali di Indonesia. Disinilah originalitas musik Krakatau bertumpul pada tradisi yang asli dari Indonesia. Dengan fondasi pada unsur musik Karawitan, musik Krakatau berupaya mengadaptasi elemen-elemen notasi diatonis dan dan penjiwaan musik Barat tanpa meninggalkan kesan etnis yang tetap kental.

Sejalan dengan semangat ini, Krakatau yang berasal dari Jawa Barat juga mengadaptasi tradisi dari daerah-daerah lain di Indonesia. Didalam beberapa komposisi lagu dari album Magical Match misalnya, terdengar warna musik rebana dari Aceh, gamelan Bali, vokal dari Banyuwangi dan tradisi Bajau, di Sulawesi.

Dalam surat elektronik yang dikirimkan Dwiki Dharmawan ke WartaJazz.com, ia mengungkapkan rasa senangnya karena tanggapan yang begitu meriah. “Krakatau mendapatkan standing ovation berkepanjangan”, demikian tulisnya. Krakatau juga mendapat liputan dan Talk Show di TV “B”, TV National Bulgaria dan TV “7” Bulgaria.

Dengan tampilnya mereka di Bansko Jazz Festival ini menambah lagi pengalaman mereka menjajalan berbagai panggung dunia. Seperti sudah diberitakan WartaJazz.com sebelumnya, Krakatau juga dijadwalkan manggung di Valencia International festival of The Arts, sebuah kota kecil di Venezuela oktober tahun ini. Dwiki lantas menambahkan, “Tahun depan kami akan mengikuti berbagai Jazz Festial lainnya di Eropa Barat”.

Lebih dari itu hal lain yang layak untuk dicatat adalah bahwa Krakatau menjadi group jazz Indonesia pertama yang tampil di Bulgaria, yang tidak saja memukau penonton Bansko International Jazz Festival, namun pula terpublikasi secara luas oleh media massa setempat.

Rombongan Krakatau sendiri dilepas Dubes RI, AA Gde Raka (14/8) menuju Istanbul untuk sight seeing sebelum kembali ke tanah air via Bangkok dan Singapore dengan menggunakan pesawat Turkish Air yang juga menjadi sponsor mereka.

Exit mobile version