WAWANCARA DENGAN MICHAEL MANRING – ATTENTION DEFICIT
Beberapa waktu yang lalu Sofyan Hadi yang ditugasi WartaJazz.com, melakukan wawancara dengan pentolan kelompok Attention Deficit, Michael Manring. Wawancara tersebut lantas diterjemahkan Michael Darmawan dan dipersembahkan untuk anda sekalian. Berikut ini petikannya :
(Sofyan Hadi – SH) : Ceritakan pada kami sedikit tentang “Attention Deficit”.
(Michael Manring – MM) : Attention Deficit adalah sebuah band yang terdiri dari saya, pada bass, Tim Alexander pada drums, dan Alex Skolnick pada gitar. Pada mulanya, saya telah merekrut dua orang musisi lainnya untuk bermain pada lagu yang berjudul “Disturbed” di dalam solo CD saya, Thonk, dan kami sangat senang bermain bersama. Ketika kami mendapat tawaran untuk membuat rekaman bersama untuk Magna Carta Records, kami pun langsung mengambil kesempatan tersebut.
(SH) : Mengapa kalian menggunakan nama “Attention Deficit”?
(MM) : Kami menggunakan nama “Attention Deficit” di album pertama kami yang sewaktu itu adalah sebuah tema yang kami ambil. Kami bekerja sangat cepat dan seringkali di waktu-waktu yang sangat padat. Kami rasa hal itu sangat menarik karena itu menggambarkan bagaimana banyak hal di dunia yang modern ini bergerak dan juga menjadi begitu disepelekan. Ide itu pun tinggal pada kami sehingga kami putuskan untuk menggunakannya sebagai nama band kami.
(SH) : Mengapa kalian menggunakan Alex Skolnick (ex-Testament) sebagai gitaris sementara dia terkenal untuk memainkan “trash metal”?
(MM) : Alex adalah seorang musisi yang sangat baik. Walaupun dia suka trash dan metal, dia pun mencintai Jazz dan semakin menjadi gitaris jazz yang baik. [Ia] Musisi yang mempunyai banyak expresi [dan] sangat menarik bagi saya, saya suka orang yang sedikit aneh.
(SH) : Kapan anda bertemu dengan Alex Skolnick?
(MM) : Saya bertemu dengan Alex melalui teman kami yaitu Lorenzo yang bekerja sebagai crew untuk tur Testament dan band saya, Montreux. Lorenzo selalu berkata bahwa kami berdua akan senang untuk bermain bersama dan [saya pikir] dia benar.
(SH) : Apalah kamu mengundangnya ke dalam proyek ini?
(MM) : Pada mulanya saya mengundangnya untuk bermain Thonk, seperti yang telah saya katakan, tetapi dalam “Attention Deficit” kami semua adalah sejajar tanpa ada seorang pun sebagai pemimpin.
(SH) : Bagaimana dengan Tim?
(MM) : Saya mendengar Tim pertama kali di band Primus dan saya sangat kagum pada permainannya. Pada waktu itu Alex dan dia (Tim) tinggal di dekat saya di daerah San Francisco Bay, jadi sangat gampang untuk dapat mengundang mereka bermain Thonk. Saya menghubungi Tim melalui managernya dan mengundangnya untuk dapat bermain dalam permainan bass yang gila ini.
(SH) : Bagaimana anda menyebut musik “Attention Deficit”?
(MM) : Saya sendiri tidak mempunyai nama yang bagus untuk itu, tetapi banyak orang yang menamakannya “Rock Experimental” atau “Fusion yang berat”
(SH) : Di dalam album “Attention Deficit”, saya dapat merasakan beberapa Frank Zappa dan juga sebuah part dari “Nightmarich” ala King Crimson. Bagaimana anda dapat menggabungkan kedua gaya yang berbeda ini?
(MM) : Saya rasa kami mencoba untuk memadukan gaya-gaya musik yang berbeda yang dapat menambah inspirasi kami. Kami menyukai hal-hal yang berbeda tentang musik yang berbeda dan kami berharap agar kami dapat selalu menggabungkan yang terbaik dari kesemuanya itu untuk mendapatkan gaya suara yang baru.
Saya rasa kami hanya sedikit gila. Kami tidak berharap banyak bahwa kami dapat menggabungkan semau gaya yang kami mau. Kami hanya ingin mencobanya dan melihat apa yang terjadi. Untungnya, Tim dan Alex merupakan musisi yang baik sehingga mereka dapat memadukan gaya-gaya musik yang berbeda
(SH) : Apakah arti dari ‘ATM’, ‘TMA’ dan ‘MAT’ dalam album “Attention Deficit”?
(MM) : Ketiga lagu tersebut adalah hasil dari ide yang sama, yang lalu menjadi semacam tema dalam proses rekaman kami. Lalu kami putuskan untuk menamakannya menggunakan inisial nama kami (Alex, Michael, Tim) dalam permutasi yang berbeda.
(SH) : Saya rasa ada sedikit yang berbeda dalam lagu “The Idiot King”. Tidak terlalu berbeda seperti “Attention Deficit”, malah terlalu “fusion” menurut saya. Dapatkan anda menjelaskannya?
(MM) : Setelah kami menggunakan proses yang berbeda di dalam “jamming” dan sewaktu mengedit musik dalam rekaman pertama kami, lalu kami putuskan untuk mencoba sesuatu yang berbeda untuk rekaman selanjutnya. Kami sangat senang membuat rekaman yang pertama, tetapi kami rasa itu akan menjadi lebih menarik bila menggunakan pendekatan yang berbeda untuk “The Idiot King”. Juga karena kami menamakannya “Attention Deficit”, maka kami tidak dapat menggunakan satu pendekatan terlalu banyak. Untuk “The Idiot King”, setiap orang menulis sedikit musik yang pendek lalu bertemu bersama dan melatihnya sebelum kami masuk ke dalam studio..?
(SH) : Dan saya suka sekali “My Fellow Astronauts”. Anda bermain sangat baik.
(MM) : Terima kasih. Memang sangat menyenangkan untuk bermain dengan Alex dan Tim.
(SH) : Siapa yang menulis semua lagu? Bagaimana anda dapat menulis sedemikian baik? Apakah itu bekerja secara otomatis, seperti bagian ke bagian yang lain atau anda membuat sebuah konsep terlebih dahulu? Apakan anda merasa kesulitan dalam membuat lagu itu?
(MM) : Membuat lagu untuk “The Idiot King” memang sangat menyenangkan. Setiap orang dari kami mengambil ide-ide awal dari kami semua dan membuatnya bekerja dengan cara yang berbeda, saling memberi ide dan mencoba hal-hal yang lain. Semua orang di group kami senang untuk saling memberi dan berkolaborasi sehingga dapat membuat proses keseluruhannya menjadi sangat berharga. Kebanyakan dari musik-musik itu berganti secara konstan sampai sewaktu kami merekamnya. Sedikit dari bagian tertentu kami biarkan terbuka secara sengaja untuk mendapatkan ilham di saat tertentu itu.
(SH) : Jika terdapat lirik di dalam lagu-lagu anda, apakah yang ingin anda sampaikan?
(MM) : Saya tidak pernah berpikir akan menambahkan lirik ke dalam musik kami, tetapi bila adapun akan mengenai kekurangan perhatian (Attention Deficiencies)
(SH) : Apakah “Attention Deficit” akan menjadi sesuatu yang berkepanjangan atau hanya sekedar proyek sambilan? Beberapa orang di negara saya menunggu dikeluarkannya album berikutnya dan tidak akan mau ketinggalan
(MM) : Terima kasih! Kami harap “Attention Deficit” akan menjadi band yang berkepanjangan. Sayangnya, kami semua sangat sibuk dengan bermacam-macam musik jadi kami tidak akan punya waktu yang banyak untuk didedikasikan ke “Attention Deficit” sebanyak yang kita inginkan.
(SH) : Bagaimana kalian mendapatkan kontrak dengan Magna Carta? Mengapa “Attention Deficit” tidak mengeluarkan album dengan Windham Hill Records seperti halnya solo albummu “Thonk”?
(MM) : Magna Carta sudah sangat baik kepada baik. Mereka membiarkan kami memainkan musik yang kami inginkan sekalipun itu sangat aneh! Mereka sangat gampang untuk diajak bekerja sama dan kami harap kami dapat bekerja lebih banyak dengan mereka di saat mendatang. Setelah album “Thonk” dikeluarkan, sebuah perusahaan ynag besar, BMG, membeli Windham Hill. Mereka mempunyai ide yang keras mengenai apa yang mereka inginkan dari Windham Hill dan mereka tidak menginginkan musik yang keras. Saya masih dapat bekerja untuk Windham Hill tetapi untuk musik yang lebih halus. Saya menyukai keduanya.
(SH) : Mengapa kamu menggunakan musisi yang sama seperti Alex dan Tim untuk Thonk? Apakah kamu merasa cocok bermain dengan mereka?
(MM) : Pertama, mereka adalah musisi yang sangat handal dan mereka juga mempunyai gaya permainan yang unik sendiri dah juga mempunyai personalitas musik yang kental serta saya rasa itu menjadinyannya musik yang sangat menarik. Keduanya adalah musisi yang expresif sehingga musik mereka tidak pernah datar. Mereka tidak takut mengambil kesempatan!
(SH) : Apa yang kamu lakukan di waktu luang dan seminggu berapa kali kamu latihan? Apakah selalu dalam waktu yang disetujui semua anggota?
(MM) : Saya tidak mempunyai banyak waktu luang, tetapi saya juga tidak mempunyai lebih banyak waktu latihan yang saya inginkan! Mengurusi bisnis [telah] menyita waktu yang paling banyak. Bepergian, membuat janji, membook tur-tur, negosiasi dll. Saya dapat latihan sejam atau dua jam setiap hari. Yang saya suka di luar musik seperti yoga, pusisi, makanan, lari, gizi, sejarah dan kultur. Saya rasa itu sama halnya dengan Tim dan Alex juga. Tidak cukup waktu untuk latihan.
(SH) : Saya adalah peminat setia King Crimson. Siapa anggota King Crimson yang kamu paling suka? Dan kenapa?
(MM) : Saya peminat King Crimson juga dan saya suka semua anggotanya! Saya berteman dengan Trey Gunn dan saya sangat mengagumi permainannya. Kami mendapat kesempatan beberapa kali untuk bermain bersama dan saya selalu kagum. Saya pun penggemar berat Tony Levin. Saya mengagumi bagaimana dia ikut serta dalam proyek yang menarik dan cara bermain musik yang selalu sangat tinggi
(SH) : Bagaimana dengan Jaco Pastorius? Apakah kamu lebih menyukai Jaco sewaktu dia bermain di Weather Report atau sewaktu solo?
(MM) : Jaco adalah pahlawan saya sejak saya kecil. Saya sangat beruntung bisa dapat berguru sebentar dengannya sewaktu saya tinggal di New York awal tahun 80an. Saya sama-sama menyukai kedua kerjanya solo dan dengan Weather Report, walau saya rasa permainan terbaiknya adalah di album solo di bawah label Columbia.
(SH) : Apa kamu punya pekerjaan [lain]? Atau kamu hidup dari musik?
(MM) : Saya selalu hidup dari musik! Saya sangat beruntung untuk itu, walau pernah ada waktu yang sulit, saya selalu dapat mendapat kerja yang cukup dari musik untuk bertahan.
(SH) : Pertanyaan terakhir, berapa gitar bas yang kamu miliki? Yang mana yang paling banyak dipakai?
(MM) : Saya punya banyak gitar bas. Terakhir saya hitung ada sekitar 16. Yang sering saya pakai adalah gitar-gitar Zon Michael Manring Hyperbass, Zon Vinny headless fretted bass, dan Zon Sonus fretless dengan buatan khusus.
(SH) : Ok Michael, terima kasih untuk wawancara ini. Kata-kata terakhir untuk para pembaca?
(MM) : Saya ingin memberi salam dan sukses. Saya sangat beruntung dapat memakai musik sebagai bahasa international untuk persahabatan dan saya berterima kasih kepada semuanya untuk kesempatan ini.