News

Afro-Cubism dan Neo-Modernism: Album anyar dari Either Orchestra

Kelompok Either/Orchestra (E/O) baru-baru ini diberitakan merilis album teranyar. Uniknya album ini dibuat dobel lantaran pimpinan kelompok ini, saksofonis sekaligus komposer Russ Gershon merasa materi yang telah disiapkannya terlalu banyak untuk dibuat dalam sebuah album.

“Saya tak bisa menentukan tune mana yang harus dibuang – semuanya kedengaran bagus dan menarik bagi sebagian pendengar”, demikian ujar Gershon. Sementara itu dari pihak label sendiri merasa ada sedikit masalah, karena harga produk mereka dipasaran yang lumayan tinggi. Walhasil, diputuskanlah untuk membuat dua CD sekaligus memberikan diskon alias potongan harga – sehingga kedua CD tersebut diharapkan cukup kompetitif dipasaran.

Dua CD yang dimaksud diatas adalah “Afro-Cubism” yang secara resmi diluncurkan 10 September 2002 lalu. Sementara “Neo-Modernism” yang saat ini sedang dikerjakan, diperkirakan baru diluncurkan sekitar Maret 2003. Keduanya direkam lewat Accurate Records, sebuah label yang berbasis di Somerville, Massachusetts.

Afro-Cubism memuat sejumlah karya orisinil milik Gershon dan pianis Gregory Burk yang baru memulai debutnya di E/O kali ini. Selebihnya ada nomor latin-jazz milik George Harrison “Don’t Bother Me’, lalu ‘No M Molesta’, Yezamed Yebaed’ oleh Teshome Meteku, sebuah tune dari Ethiopia dari era 60-an. Bisa disimpulkan bahwa album ini merupakan kelanjutan proyek E/O ditahun 2000 yaitu album “More Beautiful than Death”, yang juga memuat 3 bagian Ethiopian Suite. Isinya memang sangat mengetengahkan warna Afro-Cuban yang kental. Sedangkan “Neo-Modernism” berisikan materi-materi jazz yang lebih komprehensif.

Afro-Cubism dan Neo-Modernism didukung oleh Tom Halter dan Colin Fisher(trumpet); Joel Yennior(trombone), Jeremy Udden(alto saxophone dan flute), Russ Gershon(tenor saxophone), Charlie Kohlhase(baritone saxophone), Gregory Burk(piano), Rick McLaughlin(bass), Harvey Wirht(drums) dan Vicente Lebron(congas).

E/O sendiri telah merilis sejumlah album sebelumnya, antara lain “More Beautiful than Death”, “Across the Omniverse”, “The Brunt”, “The Calculus of Pleasure”, “The Half-Life of Desire”, “Radium”, dan “Dial “E””.

Kelompok yang didirikan tahun 1985 ini, kerap memainkan berbagai karya mulai dari Duke Ellington hingga Bob Dylan. Menurut salah seorang kritikus seperti dikutip AllAboutJazz.com, E/O dianggap setara dengan big-band era Sun Ra, Gil Evans, Frank Zappa dan Dizzy Gillespie.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker