Selalu ada tempat bagi jenis musik apa pun pada industri musik pop Indonesia. Dan itu menggairahkan para musisi dan produser yang secara kebetulan memilih jenis “berbeda” dengan trend yang sedang berjalan. Secara marketing mungkin tidak bisa dibandingkan dengan album-album lain yang lebih bernuansa komersial, tetapi tetap saja lahir album musik yang lebih pantas disebut sebagai sebuah fenomena. Album “Inner Beauty” dari Cherokee mungkin bisa juga disebut sebuah fenomena itu.
Cherokee memang mengusung jenis musik jazz – jenis musik uang banyak “dijauhi“ oleh para produser. Nuansa fusion yang kental pada album ini mengingatkan kita pada boom jenis musik ini segera setelah kedatangan geng GRP ke Indonesia di awal-awal tahun 90-an. Kala itu muncul trend fusion, terlihat dari banyaknya bermunculan album bernuansa fusion. Dan kali ini Cherokee datang justru pada saat terjadi kekosongan di jenis musik fusion. Tentu ada alasan yang cukup kuat sehingga album yang diproduksi oleh Gita Wirjawan lewat bendera Omega Pacific Production yang bekerjasama dengan Sony Music Entertainment Indonesia ini lahir.
Secara kualitas, tentu saja album Inner Beauty dapat diperhitungkan. Setidaknya, itu bisa dilihat dari para personil band ini. Semua mereka pernah terlibat di dalam proyek-proyek musik yang dapat dipertanggung-jawabkan nilai estetikanya. Dan itu memberikan nilai lebih atas album ini. Tengoklah skill mereka secara personal. Pada nomor-nomor tertentu kita bisa merasakan bagaimana sentuhan jemari Rio Moreno atau permainan gitar Kadek Rihardika yang penuh penjiwaan dan emosi, tanpa harus kehilangan harmoni. Sementara Iwan Wiradz dan Tri Agus Mantoro memberikan hentakan-hentakan penuh irama pada perkusi dan drum. Sedangkan Harry Toledo – yang juga kerap menjadi session player di kelompok The Groove – dengan kelincahannya mampu mengisi beat dengan bass-nya. Album ini diperkaya dengan sentuhan vocal yang indah dan penuh penjiwaan dari dua vokalis yang menjadi featuring album ini, yaitu Uci Nurul dan Joel Achmad.
Hadirnya nomor-nomor dengan vocal mungkin harus dianggap sebagai bagian dari optimalisasi kreativitas. Ada nomor-nomor yang secara instrumental mampu hadir secara utuh, tetapi ada nomor-nomor yang harus dilengkapi lirik atau vocal. Semua nomor di album ini memiliki potensi yang sama untuk dapat diterima oleh penikmat musik Indonesia secara luas. Album ini bukan saja kuat nilai estetikanya namun sekaligus juga sangat kental unsur entertainnya, bahkan sangat mungkin jika mereka juga mampu berbicara secara international, dan itu agaknya telah dimulai dalam beberapa waktu kedepan. Cherokee akan tampil dalam U Blues Jazz Festival yang akan datang di Singapore. Ini ajang musik Jazz yang cukup bergengsi – setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Masih di Singapore, mereka juga akan tampil di club terkemuka, Jazz at South Bridge dan Blue Note.
Album ini telah lahir dan menjadi oase diantara keringnya jenis musik jazz di dalam industri musik pop kita. Semoga menjadi berarti dan semoga mampu menjadi sebuah catatan di dalam perjalanan sejarah musik pop Indonesia.
Jika anda tertarik mengoleksi album ini tersedia dalam dua format. CD seharga Rp. 45.000,- dan kaset seharga Rp. 18.000,-. Silakan hubungi Redaksi Wartajazz.com di nomor telepon 8310769 setiap hari kerja atau email ke info@wartajazz.net