KRAKATAU ‘PEMANASAN’ DI RAINFOREST WORLD MUSIC FESTIVAL 2003
Kelompok beraliran jazz dan world music Krakatau rencananya akan tampil di bumi Serawak Malaysia tanggal 11 hingga 13 Juli 2003 mendatang. Kehadiran mereka dinegeri jiran ini dalam rangka mengikuti Rainforest World Music Festival 2003.
Rainforest World Music Festival merupakan festival yang unik yang menghadirkan sejumlah musisi ternama dunia dari berbagai benua selain tentu juga musisi-musisi dari pulau penuh legenda, Borneo. Panitia mempersiapkan beberapa stage antara lain Iban Longhouse, Orang Ulu Longhouse, Auditorium dan Gasing Area.
Untuk penampilannya di Sarawak ini, Krakatau akan hadir bersama Dwiki Darmawan (Micro-tuned keyboard dan Synthesizer), Pra Budidharma (Slendro Fretless Bass), Trie Utami (vokal), Adhe Rudiana (kendang, perkusi, simbal) dan beberapa additional player seperti Yoyon Darsono (rebab, suling, terompet, kecapi, voice), Zainal Arifin(Bonang, perkusi, voice), dan Edy Syahroni(drum).
***
Kenapa Konser di Sarawak ini disebut pemanasan?. Sebab Krakatau akan segera menjamu sedikitnya 6 negara di Eropa Timur mulai akhir Juli hingga akhir bulan Agustus 2003 mendatang sebagai bagian dari rangkaian tur 40 negara-nya.
Keberadaan Krakatau dalam festival di Serawak ini sendiri merupakan nilai plus karena mereka akan tampil dalam acara puncak pada hari Minggu 13 Juli 2003 mulai pukul 8.50 pm waktu setempat dan akan tampil kurang lebih 60 menit.
Para personil Krakatau juga akan memberikan workshop. Antara lain Dwiki Dharmawan pada acara bertema ‘Man at Large’, lalu Adhe Rudiana diacara ‘Drums in the Jungle’, Yoyon Dharsono ‘Fiddlestick’, Trie Utami ‘I am Woman’, Zainal Arifin ‘Metallica – Gongs and Gamelans’, serta Indonesian dance and Pencak Silat workshop yang melibatkan anggota Krakatau.
Turut memeriahkan festival ini antara lain, Huun Huur Tu, Valeri Dimchev Quartet, Screen Fillers, Bisayah Gong Oorchestra, Malerija, Chipolatas, La Volee D’Castors, Bedok Ensemble of Sarawak Cultural Village dan Habana Son Club.
Rainforest World Music Festival 2003 kali ini sudah memasuki tahun pelaksanaan ketiga. Penyelenggaraan pesta musik ini menarik karena dilangsungkan ditengah hutan kalimantan. Tak hanya itu, panitia juga menyediakan berbagai makanan dan minuman untuk para pengunjung. Tak ketinggalan pula beragam cinderamata berupa souvenir dan CD dari para artis yang tampil.
***
Mungkin banyak pertanyaan mengapa Krakatau kerap diundang dalam pentas internasional. Jawabannya barangkali karena Krakatau yang awalnya dikenal dengan gaya musik fusion saat ini sedang terus menggali musik-musik yang berakar pada musik tradisional yang lantas dikemas dalam bentuk komposisi musik modern. Konsep tersebut merupakan keunikan yang dimiliki kelompok yang telah tampil diberbagai tempat seperti Australia, Perancis, Jepang dan Singapura ini. Dan ditempat-tempat tersebut mereka mendapatkan sambutan yang hangat.
Tahun lalu mereka sempat tampil di Bansko International Jazz Festival di Belgia dan Valencia Festival of Arts 2002 di Venezuela. Ditempat yang disebutkan terakhir walikota setempat malah meminta Krakatau untuk kembali tampil pada tahun 2004 mendatang.
Ada dua pertanyaan sedikitnya hadir dibenak kita. Rasa-rasanya Indonesia punya banyak tempat yang menarik untuk mengadakan kegiatan serupa. Tentu tak sekadar menjiplak apa yang diselenggarakan di Sarawak, namun mungkin itu bisa dijadikan langkah awal mengingat Indonesia kaya dengan berbagai tradisi etnis yang dapat dijadikan sebagai andalan dalam kegiatan musikal sejenis. Pertanyaan yang lain adalah, siapa kelompok selanjutnya yang mampu setidaknya menyamai Krakatau untuk tampil pula dalam kegiatan sejenis. Tentu ini bukan pertanyaan yang harus dijawab sekarang juga, tapi menjadi pekerjaan rumah bagi siapa saja yang peduli terhadap perkembangan musik ditanah air.