News

DARI KONSER A MILD LIVE JAZZ TO JAZZ MAKASSAR

Jumat malam, 29 September 2003, pukul 20.00 Wita, dua ratusan jazzlovers Makassar sudah memadati Salsa Tex Mex and Grill, Hotel Imperial Aryaduta Makassar. Band lokal Ge Es Band, yang menjadi pembuka konser A Mild Live Jazz To Jazz, terasa cukup menghentak dengan mengusung nomor easy jazz.

Sementara pemrakarsa acara “Makassar Jazz Society”, sibuk lalu lalang menghubungi pihak hotel untuk penambahan kursi buat penikmat konser yang melebihi kapasitas, sebagian ada yang berdiri, ada yang masih memesan soft drink, ada juga yang masih membicarakan bisnisnya di akhir pekan ini karna masih bertemu dengan relasi mereka, dukungan penuh dari Sampoerna A Mild, Radio Mercurius Top FM 104,4, Merpati Nusantara, Bank Danamon, GMTDC, dan Satelindo, memang membuat profesional Makassar lebih rileks berbicara prospek bisnis mereka, ditengah kepulan asap rokok dan derai canda mereka.

Tepat pukul 20.30 Wita, penyiar terpopuler Makassar Andy Mangara, mempersilahkan Indonesia Jazz Massenger tampil, inilah yang ditunggu-tunggu jazzlovers setelah membeli tiket 75 ribu rupiah. Dengan leadernya Idang Rasyidi (keyboard), Margie Segers (Vokal), Aksan Syuman (Drum), Joe Rossenberg (Tenor Saxophone), dan Bintang Indrianto (Bass).

Nomor pembuka langsung digedor dengan ‘Autumn Lives’ (nomor klasik di era 50-an, yang dipopulerkan pertama kali oleh Nat King Cole, dan menjadi legenda sampai kini) setelah ber-say hello dengan penonton. Menyusul kemudian nomor ‘Just The Way You Are’ (Billy Joel di era 70-an), ‘Smooth Operator’ (Sade Adu), dan ‘Come With Me’-nya Tania Maria).

Yang menjadi bintang malam itu, penonton mendaulat Bintang Indrianto. Pasalnya, penampilan Bintang mendapatkan applaus yang begitu panjang saat Idang, Joe dan Aksan Syuman berganti-gantian memberikan kesempatan untuk menghayati tiap2 komposisi. Saat Bintang berkomunikasi lewat nada yang begitu menghentak, penonton langsung tersontak “Luar biasa, kita nonton jazz, tapi applausnya seperti konser Woodstock!!!”.

Yang tak kalah mendapatkan respon juga adalah Margie Segers sang lady in Concert, jalinan komunikasi yang dibangun dengan penonton tertata rapi, tatkala satu-satunya komposisi yang berbahasa Indonesia yang dibawakannya, ‘Bimbang’ membuat penonton tersenyum-senyum sambil malu-malu untuk melantunkan lirik “Dosakah aku, bila dicumbu sahabat karibmu…..”.

Konser malam itu berakhir tepat pukul 23.20, sudah terlalu larut memang. Tapi Idang, Joe, Aksan Syuman, Mergi dan Bintang masih tersenyum penuh semangat melayani keinginan penonton berfoto bersama, bersalaman, dan menjawab beberapa pertanyaan wartawan yang meliput. Andy Mangara, dedengkot jazz di Makassar mengatakan membangun atmosfir jazz di Makassar memang butuh waktu yang tidak singkat. Kalau parameternya, adalah banyaknya penonton dan apresiasi yang besar dari penonton malam itu. Tampaknya ini adalah usaha dan kerja keras dari Makassar Jazz Society (MJS). (Aprilia Effendy-Makassar/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker