News

DARI REUNION JAZZ KEDUA: REUNI YANG MELEWATKAN LAGU-LAGU ORISINIL DAN SESSI JAMMING PARA GITARIS OLD TRACK

Zoom untuk kali kedua mempersembahkan acara Jazz Reunion bagi pengunjung setianya. Acara yang dilangsungkan minggu (14/3) lalu, bertepatan dengan hari kedua kegiatan perayaan ulang tahun Resto & Lounge yang berada di lantai tertinggi Wisma Nusantara itu. Jika di reuni jazz sebelumnya Zoom menampilkan tiga diva jazz Indonesia diiringi oleh Idang Rasjidi & Friends, maka pada keramaian kali ini hadir Otti Jamalus & Yance Manusama Kwartet featuring Jopie Item dan Ireng Maulana.

Waktu satu tahun telah Zoom lalui dengan banyak cerita. Konsep awal yang hanya berbentuk lounge kemudian diperlebar mengikutkan restoran. Jadilah resto & lounge seperti sekarang. Untuk urusan musik, Zoom mengandalkan aroma beraneka jazz sebagai pengisi atmosfir ruangan mereka. Meski tidak selalu menampilkan jazz mainstream, event regular atau acara-acara khusus Zoom menawarkan gado-gado jazz; dari jazzytunes, acidjazz, sampai ke adult cotemporary music yang berbumbu jazz. Serba jazzy pastinya. Karena itu dengan lantang Zoom menyebut “The Jazziest Place To Be” sebagai tagline mereka.

Aroma itu hadir pada malam yang juga dimeriahkan dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng. Otti Jamalus lebih bertindak sebagai MC pengatur acara, daripada memainkan piano akustik yang tersedia di atas pentas. Hanya sekali Ia sumbang suara bernyanyi di lagu standard berjudul Summertime. Selebihnya peran Yance Manusama bersama kwartetnya yang dibentuk dadakan untuk acara malam itu (meski para personelnya kerap main bareng di satu café kawasan Sudirman) menangani urusan musik.

Night in Tunisia menjadi pembuka pada acara yang dimulai lewat waktu itu. Lagu yang diaransemen upbeat ini sontak menghentak kesepian crowd. Kwartet yang terdiri dari Yance Manusama (bass), Arief Setiadi (saxophone), Glen Dauna (keyboard), dan drummer yang baru pulang kandang, Ryan, melanjutkannya dengan komposisi berjudul Red Clay. Atraksi cabikan bass sang funky thumb pada lagu yang diaransemen dengan durasi cukup panjang ini berhasil memanaskan suasana. Sela-sela kosong rhythm section di kedua lagu itu diisi oleh beat program groove box yang dimainkan oleh Ias. Jadilah sebuah fusion yang menantang untuk bergoyang.

Jazz Reunion mengental ketika Jopie Item naik ke atas pentas. Bagi sebagian penonton, kehadiran Jopie menjadi reunian pelepas rindu menikmati permainan gitarnya. Sudah lama memang gitaris ini tidak main dihadapan publik, terlebih lagi untuk event reguler. Mereka mungkin akan teringat ketika Jopie rutin main di Captain’s Bar, Mandarin Hotel bersama rombongan Funk Section pada dekade 80’an. Sejatinya, masa itu juga menjadi titik reuni Jopie dan Yance, serta saat-saat mereka terlibat dalam banyak proyek rekaman bersama Christ Kayhatu – baik solo atau album-album kolaborasi seperti Nada & Apresiasi (melibatkan Utha Likumahuwa dengan hits cover fenomenal Tersiksa Lagi), dua volume Nada & Imrovisasi, serta album Dialog dalam Nada nya Margie Segers.

Kenangan bermusik memang sudah mereka lewati lebih dari dua dekade. Maka tidak salah jika Cantalope Island, A Day in a Life dan Carmeleon disuguhkan sebagai wadah ekspresi reuni itu. Jopie yang malam itu tidak fit kondisi kesehatannya, tetap tampil memukau penonton. Kediaman Jopie tidak menghalanginya kelincahan jemarinya menelusuri dawai dua gitarnya yang bergantian ia gunakan di lagu beraroma blues ballad A Day in a Life.

Giliran berikutnya tampil Ireng Maulana. Tapi ternyata Jopie turun pentas, sehingga kesempatan menyaksikan reuni baku gitaran eks anggota band legendaris Eka Sapta ini tidak kesampaian. We miss the old times! Sayang memang. Tapi sudahlah, komunikasi yang dilancarkan gitaris dandy lulusan Koninklyk Konservatorium Belanda dan Peabody Conservatory Amerika ini berhasil mengalihkan pikiran dari hal itu. Om Ireng, begitu leader grup Ireng Maulang All Stars yang masih rutin mentas di panggung dan layar kaca ini kerap dipanggil, menunjukkan bagaimana seorang enterteiner bersikap dan membangun interaksi dengan penonton pentasnya. Dua lagu yang dihadirkanya; satu karya The Beatles dari album Revolver – Here, There, and Everywhere – dan satu lagu orisinil karyanya – Black is Mode – meski spontan dicipta dan dimainkan tanpa latihan sebelumnya, berhasil menjala applaus keceriaan penonton. Pada lagu terakhir itu juga tiap personel merata diberi kesempatan melakukan aksi improvisasi pada alatnya masing-masing. Selain ber-scat, Ireng dengan jenaka menyisipkan intro theme song film boneka Si Unyil di pertengahan lagu itu. Tentu ini lagi-lagi mengundang tawa dan tepuk tangan peonton.

Selesai tembang kedua, seperti Jopie, Ireng langsung meninggalkan venue dan digantikan oleh permainan gitar blues Kiboud Maulana. Penampilan yang tak terduga ini sekaligus kembali melewatkan kesempatan menyaksikan The Maulana Brothers beraksi di satu pentas.

Banyak bintang tamu kemudian dipanggil urung sumbang kado untuk Zoom. Trumpetist Kevin Walsh naik ber-jamming bersama Kiboud pada lagu berikutnya. Lalu beberapa penyanyi ikut menggenapi pentas reuni malam itu. Glenn Fredly didaulat naik ke atas panggung bereuni dengan Yance, mengingatkan pada awal karirnya sebagai penyanyi rekaman di album (New) Funk Section. Pada penampilan spontan itu, Glenn tidak menyanyikan lagu berjudul Terpesona (hit mereka kala itu yang kemudian di-repacked di album solo terbaru Glenn) dan juga luput memenuhi permintaan penonton pada lagu karyanya sendiri; January. Ia merasa cukup membawakan Just Two Of Us. Begitu juga ketika Jackie tampil sebagai pamungkas acara. Vokalis veteran yang di dekade 80an kerap tampil bersama Funk Section ini tidak memilih repetoar memorable karyanya sendiri (ingat lagu Mungkinkah di album Nada & Improvisasi?). Jackie melantunkan On Broadway bak seorang Al Jarreau. Tepuk applaus penonton yang sudah semakin surut jumlahnya pun ramai menyambut lagu itu, sekaligus mengantarkan ucap selamat hari jadi untuk Zoom yang pertama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker