News

DARI LIPUTAN KONSER GALAXY JAZZ BIG BAND: HOBI YANG MEMBUAHKAN PENTAS

Jika di Singapura ada Thompson Big Band yang pernah merilis album On Little Street in Singapore, maka di Jakarta ada Galaxy Big Band Jazz Orchestra. Kesamaan keduanya sebatas pada personel pendukungnya. Thompson dan Galaxy sama-sama bukan terdiri dari para musisi profesional yang hidup dari musik. Mereka adalah para pekerja atau karyawan yang hobi bermain musik, berkumpul karena minat yang sama pada musik jazz dan disalurkan dengan membentuk sebuah big band. Untuk Galaxy, hasil latihan-latihan mereka baru-baru ini dipresentasikan dalam sebuah konser terbatas di JAMZ pada awal April yang lalu.

***

Galaxy adalah big band dimana personelnya mayoritas terdiri dari ekspatriat asal Jepang yang berdomisili dan bekerja di Jakarta. Sejak didirikan pada tahun 1992, sudah banyak anggota yang tergabung dalam kumpulan musisi amatir ini. Keanggotaan mereka yang terbuka membuat ada saja member yang keluar dan masuk, karena harus meninggalkan Indonesia untuk kembali ke Jepang atau pergi ke negara lain. Selain itu, Jakarta Galaxy juga kerap melibatkan musisi lokal asal Indonesia dan ekspatriat dari negara lain yang sehobi.

Pada konser yang diadakan di salah satu spot jazz terkenal di Jakarta ini, Galaxy mempersembahkan tiga sesi acara; bagian pertama dan ketiga adalah pertunjukan big band dan diselingi dengan combo pada stage kedua. Pada acara yang dimulai pukul 18.30 itu tampil juga sebuah band pembuka yang memainkan empat buah lagu.

Opus One, karya Sly Oliver, menjadi pembuka bagian pertama pertunjukan. Suguhan lagu yang sekaligus menjadi theme song Galaxy itu dilanjutkan April in Paris. Lagu ini mendekatkan pada waktu konser tersebut dilaksanakan. Ibaratnya, lagu standar dari Count Basie ini menjadi April in Jakarta. Sebelum memainkan karya Basie lainnya, Corner Pocket, Galaxy terlebih dahulu menyuguhkan sebuah lagu yang lagi-lagi didekatkan dengan tujuan konser mereka. Carnaval, judul lagu itu, diharapkan dapat membuat penonton ikut larut dalam pesta yang sedang diadakan Galaxy. Lagu bernuansa riang itu dibawakan sangat rapih dengan mengedepankan gitar Mitsuo Nunokawa dan barisan trombone yang terdiri dari Yoshio Ito, Shoiciro Shinoda, Hiroshi Saito dan Nana Oomori. Pada Corner Pocket, pianis Chie Kobayashi, trumpetis Kazumi Makino dan Maki Hamane pada saxophone bergantian melakukan atraksi solo. Dua lagu terakhir di stage pertama ini menyajikan Birdland dan Computer. Pada karya pentolan Weather Report tampil solo Tatsumi Nitta pada flute. Sedang pada lagu Computer yang ditulis Bob Mintzer semasa bersama Yellowjackets, dikedepankan koor saxophone; alto oleh Rie Oona dan tenor Chiaki Hama, dengan di back-up oleh beat-beat bass yang atraktif.

Rehat 15 menit yang digunakan untuk beberapa acara sisipan digunakan oleh special combo dari big band itu bersiap naik ke atas pentas. Grup ini terdiri dari Takashi Hamane (saxophone), Manabu Kobari (Percusions), Kensuke Umemura (bass) dan personel asal Indonesia; Chik (keyboards), Pepinte (drums), Sandy (gitar) serta mengikutkan juga trumpetis asal Canada, Ian Ingram. Mereka hanya sempat menampilkan empat lagu dari rencana enam repertoir mereka. Little Sunflower karya Freddie Hubbard menjadi lagu pembuka pentas combo beragam ras ini. Chik menampilkan improvisasi dengan mengadopsi sound gending jawa pada permainan keyboardnya. Lalu Chie Kobayashi naik ke atas panggung mengalunkan Just The way You Are. Satu karya Marcus Miller, Run for Cover, menjadi ajang Kensuke memamerkan kemahirannya memainkan dawai-dawai elektrik bass dengan sesekali ditingkahi oleh tiupan trumpet Kevin Walsh, musisi tamu Galaxy yang berasal dari Amerika. Sebagai penutup disuguhkan duet permainan keyboards Chik dan Chie dalam lagu legendaris Chick Corea, Spain. Format penampilan combo ini masih sama dengan suguhan mereka terdahulu, di satu acara klub olah raga ekspatriat Jakarta. Belum ada yang baru dan masih miskin komunikasi. Padahal kali ini mereka bermain di kandang sendiri. Next time better, guys!

Big band Galaxy kembali tampil pada sesi berikutnya. Hampir sama dengan format mereka di bagian awal, dibawakan kembali karya Count Basie dan Bob Mintzer. Flight of The Foo Birds menyuguhkan aksi brass section Galaxy; bariton sax – Yuto Hari, tenor sax – Shuji Kimoto dan Ian Ingram pada trumpet. Pada Slo Funk, gitaris Sandy dan bassis Kensuke berbagi peran solo dengan Nana Omori pada trombone. Lalu pianis Chie Kobayashi mendapat jatah berimprovisasi lagi di lagu karangan Peter Herbolzheimer, Corean Chick.

Hal yang membedakan dengan format tampilan di stage pertama, di sesi ini Galaxy juga meyuguhkan karya komponis Jepang. Satu lagu dari Toshiko Akiyoshi Jazz Orchestra, Long Yellow Road, dimainkan sebagai pembuka bagian ini. Dua clan Hamane plus Ian Ingram beraksi pada saxophone dan trumpet di lagu ini. Lalu lagu tradisional yang kerap diputar di TV kabel berbahasa Jepang, Aizu Bandai San, mereka mainkan dengan aransemen menarik yang melibatkan berbagai bunyi sampling. Lagu ini menurut penulis menjadi lagu yang paling menarik dari keseluruhan repetoar big band Jakarta Galaxy malam itu. Harapan untuk mendengar lagu yang “orisinil” sedikit terpuaskan di lagu ini.

Permintaan encore dipenuhi dengan dimainkannya satu karya Peewee Ellis dan Jaco Pastorius, The Chicken, dalam format brass section. Alto sax dimainkan oleh Rie Ona, tenor – Chiaki Hama, trombone – Nana Oomori serta trumpet – Kevin Walsh saling padu tetiupan di lagu berirama jazz funk ini, sampai acara benar-benar ditutup dengan lambat laun mengalun kembali theme song Galaxy. Selamat untuk hobi bermusik setiap member Galaxy Big Band Jazz Orchestra yang membuahkan pentas seteratur malam ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker