News

The Yellowjackets, bentukan dari “Band Didalam Band”


Awal Mula
Pada tahun 1977, Robben Ford membentuk sebuah grup yang terdiri dari musisi-musisi veteran untuk merekam sebuah album berjudul “The Inside Story”. Ketiga musisi yang terdiri dari seorang pemain keyboard Russel Ferrante, bassis Jimmy haslip, dan drummer, Ricky Lawson, segera menemukan kesamaan secara kimia dan musik sehingga membawa mereka ke formasi Yellowjackets.

Album Inside Story yang lebih mengarah ke instrumen, sedangkan label rekaman Robben Ford menginginkan album yang lebih ke arah pop dan berorientasi pada suara. Grup yang lebih dikenal sebagai grup Robben Ford ini lebih memilih tetap pada instrumental sehingga akhirnya terbentuklah “band di dalam band”, dengan diterimanya demo rekaman gitar digital Robben Ford oleh Warner Bross, maka lahirlah Yelowjackets.

Kontribusi Robben sebagai artis tamu terus berkurang selama beberapa tahun namun membuahkan kesuksesan bagi Yellowjackets. Album pertama mereka membuat gelombang serius pada radio jazz dan mendapat berbagai sambutan publik serta kritik. Bayangan A Trois mengikuti langkah mereka. Saat mereka mencoba mengisi kekosongan dengan menawarkan proyek lain, mereka merubah formasi mereka dengan bergabungnya seorang pemain perkusi, Paulinho Da Costa dan vokalis utama, sang saksofonis Marc Russo untuk mengikuti Playboy Jazz Festival tahun 1984. Konser penting ini membuka jalan kesuksesan mereka baik pada grafik Billboard Jazz maupun pada konser-konser di seluruh dunia. Hasilnya terlihat pada album ketiga Yellowjackets, Samurai Samba.

Pada tahun 1986 mereka pindah ke MCA Record untuk merekam Shades, judul sebuah lagu yang ditulis oleh Donald Fagen sebagai penghormatan akan banyak “shades” yang ia dengar dari grup musik. Dengan album Four Corners, Ricky Lawson meninggalkan Yellowjackets untuk mengikuti tur band Lionel Richie. Posisinya digantikan oleh sang ahli William Kennedy. Barisan rock yang kuat membawa Yellowjackets ke daerah baru, menjelajahi rute dunia dan populasi dunia tarik suara yang padat kemudian pada akhirnya mencerminkan kedewasaan pada musik mereka.

Politics, yang dilepas setelah Four Corners, merdu terdengar. Yellow Jackets kemudian meninggalkan elemen elektronik dan mulai mengunakan musik akustik. Rekaman terakhir Marc Russo dengan Yellowjackets, The spin, direkam di Oslo, Norway oleh ahli terkemuka Jan Erik Kongshaug (terkenal dengan pekerjaannya pada ECM label). Mereka membuktikan bahwa mereka dapat memainkan jazz akustik dengan sangat baik.

Greenhouse mengantarkan ke sebuah era baru. Dengan kepergian Marc, ketiga personil Yellowjackets mencoba merekam sebuah album perjalanan panjang mereka, dengan menampilkan band besar ace dan saksofon Bob Mintzer pada beberapa lagu serta rangkaian iringan pada lagu lainnya. Tidak lama setelah itu, Bob Mintzer menjadi anggota khusus Yellowjackets. Mereka juga terlibat pada sebuah proyek album dibawah label DMP, Bob Mintzer, One Music.

Wires menggabungkan permainan mereka pada konser dengan Mintzer sebagai pemimpin. Kedua album setelahnya, Like A River dan Run For Your Life, menggambarkan ketertarikan yang tajam pada jazz akustik.

Dengan Dreamland pada tahun 1995, Yellowjackets kembali pada label rekaman pertama mereka, Warner Brothers, dan memproduksi album [yang dianggap] terbaik sepanjang masa. Blue Hats lebih spontan dari pendahulunya, kaya musik dan sangat menunjukkan bagaimana Yellowjackets telah berperan sejak album pertama mereka yang terkenal.

Club Nocturne, album studio rekaman terakhir mereka, menerima sebuah penghargaan untuk penampilan menarik dengan vokalis tamu Kurt Elling, Jonathan Butler dan Brenda Russel. Suara Yellowjackets saat ini sedikit mirip dengan Yellowjackets asli 15 tahun yang lalu pada saat pertama kali didengar, talenta yang tidak tersalahkan dari masing-masing individu yang terlibat didalamnya tetap memiliki tanda unik yang bersinar sebagaimana pengaturan musik mereka, baik itu perpaduan panas atau jaz akustik yang sedang berkembang. Dengan kata lain, musik mereka telah berkembang dan matang secara sadar, namun tidak ada kesalahan yang kita dengar.
Wajah Baru
Di awal tahun 1999, William Kenndy meninggalkan Yellowjackets untuk menjalankan minat lain. Kemudian. Peter Erskine bergabung pada tahun yang sama. Peter seperti kita tau, pernah bermain dengan Bob Mintzer dengan bigbandnya dan ensemble kecilnya, maka wajarlah ia menjadi bagian dari Yellowjackets. Sayangnya, Kepadatan jadwal Erskinne membuat konflik pada band, dan ia meninggalkan Yellowjackets di akhir tahun tanpa pernah membuat album rekaman bersama dengan grup.

Kembalinya trio.
Pada awal tahun 2000, Yellowjackets kembali bertiga, dengan Russel, Jimmy dan Bob menggunakan pemain drum berbeda, mereka pun melanjutkan tour sepanjang tahun. Dua dari pemain-pemain drum yang bersama mereka adalah Marcus Baylor dan Terri Lynn Carrington. Untuk tahun 2000, band juga mengalami perubahan pada manajemen dan sedang dalam tahap negosiasi dengan label rekaman baru.

Penantian (dan penundaan) Jimmy untuk album solonya, Red Heat, dijanjikan akan diliris pada musim panas. Setelah Jackets menandatangani kontrak dengan label baru, maka banyak harapan untuk melihat rekaman baru yang menampilkan banyak materi-materi baru yang telah mereka kerjakan selama ini.

Apa arti nama?
Jika anda mengharapkan sesuatu yang lucu atau berarti pada nama grup, maka anda akan kecewa. Russel Ferlante menjelaskan bagaimana nama grup dipilih “Saya berharap adanya pemikiran yang cerdas, namun tidak ada. Pada saat kami membuat demo dengan harapan mendapatkan sebuah kontrak rekaman, kami adalah “Robben Ford band” dan telah merekam sebuah album dengannya (merupakan instrumen secara keseluruhan) namun perusahaan rekamannya memotivasinya untuk melakukan sesuatu yang lebih pop dan berorientasi pada suara[vokal].

Sebagaimana kami tetap ingin bermain pada musik instrumental, kami semua setuju untuk membentuk sebuah “band didalam band” untuk berbicara. Pada sesi demo Jimmy membawa selembar penuh nama-nama yang grup yang memungkinkan, kebanyakan buruk. Satu-satunya yang muncul adalah Yellowjackets karena mempunyai konotasi dengan sesuatu secara hidup, energik, dan sesuatu dengan “pukulan”.

Sekali anda memilih sebuah nama, anda terperangkap dengannya, maka inilah kami, 16 tahun kemudian, pria dewasa yang bermain dalam band bernama “Yellowjackets”… (*/Diana Bachtiar/WartaJazz.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker