LIPUTAN DARI PERTUNJUKAN PIERRE CARRIERE DI ALILA JAKARTA
Persaingan antar hotel di Jakarta sangatlah ketat. Berbagai hiburan ditawarkan untuk melengkapi pelayanan yang diberikan pihak hotel kepada pelanggannya. Beberapa hotel berbintang di Jakarta rutin menyelenggarakan hiburan berupa sajian musik jazz, baik yang diisi oleh musisi lokal ataupun kerap mengundang musisi jazz dari luar negeri. Regent, Intercontinental/Kempinski, Grand Hyatt dengan beberapa acara di seputaran Plaza Indonesia-nya merupakan hotel-hotel yang sudah memiliki agenda jazz tetap. Sekarang Alila Jakarta ikut meramaikan agenda tersebut, dimana untuk kali pertama mereka menyuguhkan acara bertajuk Jazz A L’ame, dengan menampilkan duet jazz dari Prancis; Pierre Carriere dan penyanyi Francoise Hollin pada hari Jumat dan Sabtu (16-17/4) yang lalu.
***
Pierre Carriere adalah seorang musisi yang sudah mulai dikenal di Prancis. Awal profesinya adalah sebagai guru piano sejak tahun 1979. Selain bermain piano, Pierre yang lahir tahun 1951 ini juga seorang pemain biola yang handal. Selama karir bermusiknya, Pierre pernah bermain dalam sebuah konser di Brussel dan mendapat penghargaan pertama yang diberikan oleh Ratu Elizabeth. Pada tahun 1991, Pierre sempat tampil bersama dengan Chick Corea dan grup Electric Band-nya di Straton, Amerika Serikat. Sejak tahun 1993-1995, Pierre aktif berpartisipasi dalam konser North Sea Jazz Festival di Scheveningen, Belanda. Ciri khasnya adalah membuat semacam operet yang berbau jazz, walau tidak murni jazz karena ia mencampurnya dengan soul dan vokalnya bergaya blues, dengan musik-musik dari Miles Davis, Dizzy Gillespie maupun Duke Ellington. Event yang terakhir digelarnya adalah “Harry’s Street Blues” dimana ia tampil di seantero Prancis. Selain itu juga ia aktif dalam membuat musik untuk film-film Prancis. Catatan lain dari seorang part-timer musikologi di the University of Lille-III ini adalah pernah memenangkan penghargaan dari Foundation of France untuk risetnya dibidang musicothérapie.
Kunjungannya yang pertama kali di Jakarta dan pertama kali di Asia ini merupakan hasil kerjasama Alila Jakarta dengan Lychee French School. Pada tampilan kali ini Pierre hanya bermain piano dengan diiringi oleh pasangan hidupnya Francoise Hollin, yang bernyanyi ala kabaret di pub-pub Prancis. Pierre dengan fasih menyuguhkan berbagai repertoar jazz standar pada pertunjukannya yang secara garis besar dibagi dalam dua sesi.
Sesi pertama, Pierre dan Francoise lebih berperan sebagai penghibur yang mengantarkan calon penontonnya menyantap hidangan makan malam. Memang paket pertunjukan jazz di hotel yang terletak di daerah Pecenongan itu dirancang sudah termasuk welcome drink dan international buffet dinner. Kembali ke sesi suguhan musik, Francoise dari sisi teknik vokal memang tidak menawarkan hal yang baru. Namun ia berhasil mengajak penonton larut dalam lagu-lagunya dengan kepiawaiannya berkomunikasi. Francoise tidak segan turun panggung berputar dari meja ke meja menyapa penonton. Puncaknya, ia mampu mengajak penonton berdiri dan bernyanyi bersama. Hal yang patut dicontoh oleh penyanyi-penyanyi kita.
Pada sesi kedua, Pierre menampilkan beberapa sketch lucu yang membuat orang berpikir tentang cirri-ciri musik dari beberapa negara. Ia menggunakan komposisi Fur Elise karya Beethoven yang dimainkan dalam beberapa versi: Argentina, Spanyol, Mesir, Prancis, Skotlandia, Krosia, Cina, Rusia dan Arab (di versi ini ia dengan kocak menggunakan tudung kepala khas Timur Tengah) dengan pengantar yang mempertanyakan seperti apa jadinya lagu itu bila Beethoven bukan berasal dari Jerman. Trik menghibur yang menarik dan berhasil menyingkirkan kendala bahasa telah Pierre tampilkan malam itu.
***
Indonesia ternyata sangat berkesan bagi Pierre dan Francoise karena orang-orangnya ramah tamah dan selalu siap membantu. Pierre juga terkejut melihat banyaknya warga Prancis yang berada di Jakarta, dimana menurut Anita – Public Relations Manager Alila Jakarta – lebih dari 100 orang hadir pada acara dinner performance di hari pertama. Maka dari itu diungkapkannya juga, Pierre berencana akan kembali lagi ke Indonesia dengan persiapan konser yang lebih matang. Dengan canda Pierre menyebutkan pada kedatangan berikutnya ia akan membayar hutang menambahkan versi Indonesia dalam rangkaian Beethoven yang dimainkannya tadi. So, Bagaimana Alila Jakarta, apa akan menangkap duet jazz itu kembali? Sebelum itu, tentu masih banyak program jazz yang akan melibatkan musisi asing dan tentunya musisi lokal dapat Alila persembahkan dengan rutin bagi pecinta jazz Ibukota – sejalan dengan motto acara: Jazz Your Night Away… The Alila Way!