Time Again teranyar dari alto saksofonis David Sanborn
Beberapa tahun belakangan ini, David Sanborn memiliki cara yang khas dengan memunculkan judul-judul album yang menarik minat, di antaranya ‘Songs from the Night Before’, ‘Hearsay’, ‘Voyeur’, dan ‘Another hand’. Selalu ada cerita menarik di balik judul-judul album yang dikeluarkan Sanborn, tidak terkecuali album terbarunya ‘Timeagain’.
Bagaimana sang alto saksofinis – yang memulai proyek pertamanya untuk Verve Music Group setelah sembilan tahun bersama Elektra ini – memperoleh judul Timeagain? Sanborn menjelaskan, “Saya memilih judul Timeagain, karena sebagian besar lagu dalam album ini melihat kembali hal-hal dari masa lalu saya. Dalam Timeagain, Saya menulis ulang lagu-lagu yang memiliki arti penting bagi saya dalam beberapa tahun ini, yang sebagian di antaranya saya dengar pada saat saya dibesarkan di St. Louis.”
Diproduseri oleh Stewart Levine, dalam Timeagain, Sanborn menampilkan ciri khasnya, yang langsung dikenali lewat suara alto saksofonya yang telah teruji, baik sejak “Harlem Nocturne” karya Earl Hagen (Hits dari Johnny Otis Orchestra pada tahun 1945), “Sugar” karya Stanley Turrentine, hingga “Tequila” hits dari The Champs tahun 1958. Namun Timeagain bukan merupakan sebuah album klasik; Sanborn juga menyediakan tiga buah karya asli dan sebuat interpretasi karya Joni Mitchell “Man from Mars”. Timeagain bukan hanya merupakan kerja seseorang – yang memproklamirkan dirinya sebagai seorang musisi jazz murni – tetapi juga merupakan pekerjaan yang sangat mulia, improvisasi yang bervariasi dari seseorang yang telah memiliki kredibilitas dalam dunia jazz sekaligus di dunia R&B/rock/pop. Sebagaimana album-album yang telah dirilis Sanborn sebelumnya, Timeagain menggabungkan kebebasan dan spontanitas musik jazz dengan memasukkan lekuk-lekuk musik soul dan funk. Dan ia melakukannya dengan bantuan seluruh musisi bintang tamu termasuk bassis Christian McBride, drummer Steve Gadd, gitaris Russell Malone, vibis Mike Mainieri, trumpeter/flugelhornis Randy Brecker, perkusionis Don Alias dan Gil Goldstein (yang memegang aransemen trompet dan alat musik gesek).
“Saya adalah produk dari pengaruh saya, dan pengaruh-pengaruh saya adalah pengaruh-pengaruh jazz sebagaimana juga pengaruh-pengaruh blues dan R&B”, tegas Sanborn (57 thn), yang sekarang bermukim di New York. “Jadi saya membutuh orang-orang yang memiliki empati dengan pandangan tersebut. Satu persamaan yang dimiliki Stewart Levine, Randy Brecker, Russell Malone dan seluruh musisi yang bergabung dalam rekaman ini adalah kenyataan bahwa mereka semua adalah orang-orang yang memiliki pandangan yang terbuka. Mereka mengetahui tradisi dan sejarah musik jazz. Tetapi mereka juga sangat mengenal jenis musik-musik lain. Don Alias, sebagai contoh, telah bermain dengan hampir semua musisi mulai dari Jaco Pastorius hingga Nina Simone.”
Sanborn tidak dapat menemukan produser yang lebih pantas daripada Levine, yang sudah memproduseri mulai dari Artis pop-soulters asal Inggris, Simply Red, hingga the Crusaders (sebuah band yang sama halnya dengan Sanborn memiliki nama yang bersinonim dengan soul-jazz dan jazz-funk). Timeagain adalah proyek pertama Sanborn yang diproduseri oleh Levine, walaupun mereka berdua pernah bertemu sebelumnya pada tahun 1993 (ketika Sanborn bermain dalam singer Oleta Adams, Evolution Album, dan Levine bertindak sebagai produser/arranger).
“Sangat menyenangkan bekerjasama dengan Stewart dalam Timeagain, komentar Sanborn. “Saya merasa seakan-akan kami berada pada halaman yang sama – kami memiliki banyak persamaan dan sangat cocok satu sama lain. Dan Stewart sendiri juga adalah seorang pemain saxofon.” Sanborn melanjutkan: ”Persamaan lain yang dimiliki para musisi yang terlibat dalam rekaman ini adalah kenyataan bahwa mereka dapat berpikir secara terstruktur – mereka jenis orang yang akan bertanya, “Apa maksud dari nada ini? Apa yang dapat saya mainkan agar dapat memberikan yang terbaik?”
Timeagain tidak sama dengan album note-for-note covers: selain memiliki alur, juga memperlihatkan adanya improvisasi – dan Sanborn, seperti biasanya, tidak memiliki kesulitan membawa sesuatu yang segar dan personal pada melodi-melodi yang familiar. Interpretasi Sanborn dalam “Tequila” lebih moody dibandingkan dengan versi original The Champs, dan versi Sanborn dalam “Isn’t She Lovely” lebih santai dan ringan dibandingkan dengan versi original dari Stevie Wonder (1976). Sementara itu, kenangan terhadap Earl Hagen, “Harlem Nocturne” dibuat dengan langkah lebih lincah dibandingkan biasanya.
Walaupun instrumen musik Sanborn yang utama adalah Alto sax, ia juga memainkan piano akustik pada 4 lagu dari 10 lagu dalam album Timeagain: ”Harlem Nocturne”, “Comin’ Home Baby” dari Ben Tucker (sempat dipopulerkan oleh permainan flute Herbie Mann pada awal tahun 1960), “Tequila” dan lagu Balada karya Wayne Shorter “Little Flower”. Jangan tertukar dengan “Little Sunflower” karya Freddie Hubbbard, yang terakhir adalah sebuah komposisi dari Sanborn. Dua lagi karya original yang terdapat dalam album ini adalah “Delia” dan “Spider B”, keduanya jenis musik yang nikmat didengarkan pada malam hari. Sanborn menulis ulang “Spider B” bersama-sama keyboardis Ricky Peterson, salah satu musisi lain yang juga terlibat dalam Timeagain; lagu itu sendiri diberi judul sesuai nama seorang DJ radio di St. Louis, yang kerap didengar oleh Sanborn pada kurun waktu tahun 1950 hingga awal 1960.
Hal lainnya yang perlu digarisbawahi dari Timeagain adalah pianis Duke Pearson “Cristo Redentor”, yang dipopulerkan oleh trumpeter Donald Byrd pada tahun 1963. Sebuah karya yang selalu diingat, “Cristo Redentor” menggabungkan jazz dengan musik gereja. Sanborn mencatat: “’Cristo Redentor’ seakan-akan cerdas. Terdengar sederhana, tetapi harmonis, lagu ini menjangkau banyak hal. Saya ingat mendengar versi Donald Byrd ketika saya berusia sekitar 17 tahun.