Dunia Jazz Indonesia berduka, bassist Perry Pattiselanno meninggal dunia
Akibat ledakan bom bunuh diri di Amman Jordania
Salah satu pemain bass, musisi jazz kawakan Indonesia, Perry Pattiselano, meninggal dunia karena ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Amman, Yordania, Rabu (9/11).
Berita duka itu diterima redaksi WartaJazz.com dari berbagai sumber via telpon dan sms Kamis (10/11) sekitar pukul 17.00 (WIB).
Mengutip kantor berita Antara, ledakan bom bunuh diri itu terjadi dalam sebuah pesta pernikahan di Hotel Grand Hyatt Amman, Rabu (9/11) waktu setempat. Ketika itu Perry, Pinky (vokalis), dan Sukat (pianis) sedang menghibur di sana. Pinky dan Sukat, yang juga asal Indonesia, selamat.
Diberitakan pula oleh Antara, ledakan bom bunuh diri tersebut merupakan salah satu dari tiga ledakan bom bunuh diri yang terjadi pada hari yang sama di tiga hotel internasional di Amman. Setelah di Hotel Grand Hyatt, ledakan bom bunuh diri terjadi di Hotel Radisson ASA, dekat Hotel Grand Hyatt, dan di Hotel Days Inn. Tiga ledakan tersebut setidaknya menewaskan 57 orang dan membuat luka-luka 300 orang.
Perry yang merupakan anak ke empat dari lima bersaudara, berangkat ke Amman pada 4 November lalu. Sedianya ia akan tampil bersama dua orang saudaranya yaitu Oele Pattiselanno dan Jacky Pattiselanno dalam Bali Jazz Festival yang akan digelar 18-20 November 2005 minggu depan.
Namun karena beberapa minggu lalu saat almarhum dihubungi per telepon menyatakan bahwa kontraknya dengan salah satu Hotel – dalam hal ini Hotel Grand Hyatt di Jordan – ternyata diputuskan tetap dilanjutkan, maka ia urung tampil di ajang yang baru pertama kalinya digelar di Bali.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada kabar pasti mengenai kapan jenazah Perry akan tiba di Jakarta. Namun dari sumber yang kami terima, Departemen Luar Negeri lewat Menteri Hasan Wirajuda telah menegaskan bahwa diharapkan dalam satu atau dua hari mendatang jenazah sudah tiba di tanah air.
***
Penampilan dan percakapan terakhir kami dengan almarhum Perry Pattiselanno terjadi beberapa bulan lalu tepatnya di awal September ketika beliau bersama Bubi Chen, Benny Likumahua, Jackky Pattiselanno dan Kiboud Maulana tampil dalam sebuah acara yang digagas oleh Klab Jazz Bandung.
Pada saat itu beliau sempat mengutarakan keinginannya bergabung dalam Bali Jazz Festival karena Wartajazz.com – yang juga menjadi inisiator dari BJF – bermaksud mengawinkan Bubi Chen dengan The Pattiselanno’s yang merupakan Trio Pattiselanno bersaudara (bersama Oele dan Jacky).
Foto diatas merupakan kenangan terakhir kami dengan beliau. Semoga jasad beliau diterima disisi Tuhan YME. Dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Dengan demikian, Dunia Jazz Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya setelah beberapa hari sebelumnya kita juga kehilangan pianis ragtime, Hendra Wijaya.