News

Direktur Jazz @ Lincoln Centre mengunjungi Indonesia

Dari kiri-kekan. Pak Mawi (Direktur Farabi Cempaka Mas), Donna A. Welton(Atase Kultural Kedubes AS), Dwiki Dharmawan (Prinsipal Farabi) dan Derek E. Gordon (CEO Jazz@Lincoln Centre) berpose didepan Farabi Music school Dharmawangsa, (30/01). Photo Agus Setiawan B © Wartajazz.com

Sebuah pesan singkat diterima Redaksi WartaJazz.com dari Dwiki Dharmawan, musisi yang dikenal dengan musik pop religius dan kelompok Krakatau-nya yang lebih sering konser Keliling dunia ketimbang manggung dinegeri sendiri.

Senin kemarin (30/1/2006), dalam kunjungan yang hanya 45 menit, Derek E.Gordon, CEO & Presiden Jazz at lincoln centre (JACL), lembaga prestisius untuk jazz di Amerika Serikat mampir ke Sekolah Musik Farabi dikawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Turut mendampingi Donna A. Welton, Atase Kultural dari Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta.

Dalam penjelasannya, Donna mengatakan bahwa mereka baru saja kembali dari Aceh dan sempat meninjau dan melihat bagaimana antusiasme pelajar dan mahasiswa di Aceh terhadap musik. Sementara di Farabi, Dwiki yang juga merupakan Presiden Direktur Farabi, mengutarakan kepada Derek, perihal perkembangan dunia pendidikan di Indonesia terutama soal interest anak-anak muda Indonesia terhadap Jazz.

Setelah bercakap-cakap beberapa menit, Derek beserta Donna dipandu Dwiki, meninjau berbagai kelas yang hari itu cukup sibuk dengan berbagai kegiatan. Ia sempat melihat bagaimana Oele Pattiselanno, Adi Dharmawan misalnya, memberikan instruksi kepada murid-murid sekolah ini.

Usai berkeliling, Wartajazz.com berkesempatan mewawancarai Derek perihal kunjungan singkatnya tersebut. Derek yang sambil menikmati Bika Ambon dan penganan khas Indonesia lainnya menjelaskan bahwa, Ia kagum dengan antusiasme anak-anak muda yang menurutnya sangat berkomitmen.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa salah satu tujuannya adalah menggali sebanyak mungkin peluang untuk bekerjasama dengan berbagai institusi terutama pendidikan di Indonesia. Sebab Jazz at Lincoln Centre sendiri di Amerika Serikat mulai memasukkan kurikulum jazz kesekolah-sekolah. Bahkan mereka memfasilitasi untuk tampilnya kelompok-kelompok yang terbentuk dari sekolah ini tampil di Acara Late Night Jazz JACL.

Ia berharap sekembalinya ke New York, dapat segera mem-followup misi JACL dan berharap bisa menemukan partner yang pas di Indonesia untuk bersama-sama, berbagi, belajar dan saling mengisi dengan beragam musik yang ada. “Because jazz is never stops”, ujarnya “And we will bring jazz to the world’, pungkasnya.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker