MENGINTIP BIBIT JAZZ MASA DEPAN DI ITB BIG BAND CONCERT 2006
Tuan rumah ITB Big Band Concert (IBBC) 2006, hadir lewat dua big band: Waditra Ganesha dan Van Alloy, yang satu mayoritas masih mahasiswa, yang satu lagi kumpulan alumni salah satu unit kegiatan mahasiswa ITB tersebut. Waditra Ganesha tampil di awal di antaranya membawakan “Shinny Stockings” (Count Basie). Sementara, para alumni tampil lewat “My Favourite Things”, “How High The Moon” dengan menyertakan koor vokal ala Four Freshmen.
Big band UPH yang masih hangat dengan penampilan di Java Jazz minggu lalu, 426 Big Band, beroleh predikat favorit penonton untuk polling IBBC 2006 (11/03/’06). “I Want To Be Like Mozart”, orisinal dari Endah Widiastuti mengambarkan persis tema swing.. swing..swing. Menurut Endah awalnya karya itu bukan dalam format big band jadi. Ulung Tanoto mengarransemennya untuk multiple pieces big band dalam pembabakan yang klasik, apalagi klimaksnya. Endah, gitaris-vokalis yang berdebut trio dengan Titi & Donny Sunjoyo ini, kini aktif di music education-nya Universitas Pelita Harapan. Dari sinilah rombongan 426 diboyong. Seperti semangat dinamis “20-Something” yang dibawakan kemudian, anak-anak muda ini mencoba sebaik-baiknya berkarya di usia 20-an.
Penampil ketiga adalah para mahasiswa jurusan pendidikan sendratasik UPI yang mencoba memainkan jazz lewat EL-BE Jazz Band. Persembahan bervokal “Something to Watch Over Me”, ballada dengan sapuan brush pada snarr drum, hingga penutup up tempo “Milestone”, diarransemen oleh Henry Virgan. Pianis ini pernah terlibat pentas “3 komponis” (salah satunya Slamet A. Syukur) dengan karya-karya kontemporer di 2002 dan banyak terlibat musik teater. Namun, malam itu ia dituntut berimprovisasi swing. Pada “Milestone” semua personil EL-BE diberi giliran solo, bergantian peniup brass berdiri pada bandstand-nya seperti tradisi big band.
Galaxy Jazz Big Band yang sudah tampil hingga 20 konser akhirnya main juga di IBBC. Di antara pekerja ekspatriat Jepang ini, session drummer Sandy Winarta turut bermain. Selebihnya bukan musisi profesional tetapi serius juga bermusik. “Maiden Voyage” (H. Hancock) menampilkan garapan solo upright bass Watanabe, “Donna Lee” dimainkan dalam gaya slap electric bass cepat oleh Kensuke Umemura.
***
Bintang tamu tahun ini adalah Syaharani & Queenfireworks Project yang agaknya di luar tema swing..swing..swing. Rani lebih memperkenalkan karya-karyanya sendiri dalam tim proyeknya belakangan ini seperti “Oh” dan “Mungkin Indah”.
Di akhir pentas Rani, rupanya beberapa peserta panas juga ditantang jam session. Endah mengayun sekuel nada-nada pembangun blues di atas “Summertime”; Syaharani & band bergiliran tertib menimpali. Ulung dari 426 menyusul dengan ide-ide pas-serasi tiupan flute-nya, tidak tergoda untuk menclok jauh-jauh (justru yang bagus dari sesi ini adalah unjuk kecakapan dalam nalar improvisasi yang paling mendasar). Trik lama: imposisi ala suling memainkan pupuh maskumambang yang dilakukannya jadi tidak terkesan basi. Dari tahun ke tahun sesi bebas di akhir ini selalu jadi ajang mengintip bakat-bakat masa depan.