News

Urban Sound of Jazz at La Piazza – Djarum Super Mezzo New Generation Jazz Award 2006 BERSAMA LULUK PURWANTO & THE HELSDINGEN TRIO: PENONTON JUGA JURI

Sabtu terakhir bulan agustus ini tampak lebih meriah daripada sabtu sebelumnya. Antusiasme penonton meningkat akan acara yang berbau jazz. Sekitar dua ratus penonton baik berdiri, duduk dan makan juga yang memadati sekitar tangga utama menuju gedung La Piazza sabar menunggu event Jazz yang sedang dilangsungkan secara rutin setiap hari rabu dan sabtu ini.

Sebelum hidangan utama dimulai, Luluk Purwanto beserta suaminya Rene van Helsdingen memberikan sepatah kata tentang New Generation Mezzo Jazz Award 2006. Dimana pada setiap kunjungannya akan ditampilkan satu dari 14 combo yang terseleksi untuk memperebutkan hadiah utama sebesar 50 juta. 3 Juri utama ditunjuk untuk memberikan penilaian dimana 2 diantaranya adalah anggota dari The Helsdingen Trio. Untuk mendapatkan hasil yang lebi objektif, 20 penonton ikut dilibatkan dalam penilaian terlepas dari preferensi musik mereka. Dan Mulailah Vishnu Jazz Trio asal surabaya mencoba menarik perhatian penonton dengan menghadirkan 3 lagu diantaranya “Body and Soul” juga menghadirkan komposisi dari Chick Corea. Penilaian salah satu juri pihak penonton yang ditemui WartaJazz.com cukup baik untuk band ini dengan rata-rata very good dari 3 penilaian utama yang dipecah kembali dalam sub kategori penilaian yang lebih detail.

Setelah rehat 10 menit, mulailah disuguhkan hidangan utama dengan menampilkan Luluk Purwanto yang tampil sedikit nyentrik dengan pakaian unik khas klaten yang biasanya dipakai untuk mengiringi reog, sambil sedikit bercanda dengan Rene Van Helsdingen sebelum memainkan musik ciptaan mereka. Permainan yang sangat apik ditampilkan oleh Trio + Luluk di sesi pertama dengan menghadirkan bop/mainstream yang masih bisa diterima telinga awam jazz. Sambutan hangat senantiasa diberikan oleh para penonton yang hadir karena terhibur dengan suguhan mereka. Betotan bass Essiet Okon Essiet dan Marcello Pellitteri dengan gebukan drum menyempurnakan malam ini.

Sesi kedua dihadirkan setelah istirahat 10 menit. Rene yang fasih berbahasa Indonesia ini memulai dengan permainan synthesizer+pianonya. Kali ini pada sesi kedua, mulai mereka unjuk kebolehan dalam improvisasi, dialog antar musisi lewat nada tanpa mengindahkan harmonisasi dan terlebih lagi, sketching Luluk sambil menggesek biola dan terkadang memetiknya bak sebuah gitar menambah bobot permainan. Sesi kedua ini lebih berat kontennya dari yang pertama, walaupun sebagian penonton tidak terlalu paham tapi tetap memberikan apresiasi tinggi terhadap performer yang sudah tidak asing lagi. Setelah menghibur penonton di La Piazza, kembali lah mereka ke satu buah bis besar – berupa stage bus – yang terparkir disamping gedung dengan tulisan “BRANI NGEJAZZ?” dimana di bis inilah mereka biasanya melangsungkan acara lomba serta seri konser mereka keliling Jabodetabek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker