HARI KEDUA DI DJI SAM SOE SUPER PREMIUM JAK JAZZ 2006 “JAZZ IN THE PARK”
Pertunjukan Impro Stage di hari kedua dibuka oleh ensembel synthesizer. Kelompok yang khusus dibentuk untuk tampil di JakJazz ini terdiri dari siswa sekolah musik Farabi yang dikomandoi oleh pemain kibor Erlanda Yunita. Bersamanya naik keatas panggung 14 siswa yang apik bersahutan memainkan beragam tipe papan kunci elektrik. Salah satu komposisi yang dibawakan oleh Farabi Synthesizer Ensembel adalah lagu karangan Dwiki Dharmawan yang berjudul “Jazz for Freeport”.
Unjuk kebolehan musisi-musisi muda usia itu kemudian dilanjutkan oleh tampilnya drummer cilik kelahiran 1996 beserta band “kumpul bocah”-nya. Bakat dan kesenangan Muhammad Ibnu Rafi untuk menabuh drums telah terlihat sejak usianya yang keenam. Minat Rafi ini ditanggapi oleh kedua orang tuanya dengan memberikan beberapa guru drum ke rumah, private lesson durasi 1-3 hari dengan pengajar dari Percussion Institut of Technology, Musician Institut – Hollywood dan local teacher drummer dari San Fransisco, mengikuti drum lesson di Jakarta Drum School, Jakarta serta mereka me-set penampilan solo Rafi di acara-acara musik. Hasilnya sedikit banyak mulai terlihat, Rafi telah tampil dalam Konser 3 Generasi Drummer Indonesia bersama Benny Mustafa dan Gilang Ramadhan serta meraih beberapa penghargaan – Young & Talented Drummer dari Indonesian Musician Community pada tahun 2005, Most New Upcoming Talent di Java Jazz Festival 2006, dan sertifikat MURI sebai drummer paling muda yang tampil di festival itu.
Kemampuan Rafi kembali dipertujukkan di arena Jak Jazz hari kedua kemarin. Ia tampil bersama kelompok yang dipimpin oleh peniup trumpet Idham Nursaid. Awak band Rafi juga terdiri dari Julius (gitar), Rico (bass), Dany & Trias (keyboards), Devian Zikri & Jimmy (sax). Mereka juga menampilkan dua gitars cilik yang dipertemukan di ajang Java Jazz yang lalu. Maka jadilah Rafi, Krisna (12 tahun) – gitaris cilik asal Bali yang juga anggota grup rock Pandawa, serta Pradipta – gitaris dari kota Solo berusia 9 tahun kembali dikumpulkan untuk melakukan jammin’ dan unjuk kebolehan solo di lagu opening yang kemudian dilanjutkan dengan “So What”, “T.O.P” – dari Tower of Power, “Watermelon Man” serta ditutup dengan aransemen ulang lagu kebangsaan “Halo-Halo Bandung”. Serempak pengunjung di Impro stage ikut bersenandung.
Rafi menunjukan permainan yang atraktif dengan power pukulan di atas rata-rata anak seusianya. Beberapa teknik – terutama dalam menggunakan dua pedal – dapat ia pertontonkan dengan baik. Namun terlihat berbagai pukulan agresifnya itu belum dibarengi dengan kesabaran dan kerapihan. Ini menjadi pekerjaan rumah Rafi, sejalan dengan frekuensi bermain dan usianya nanti, dengan catatan ia intens mendalami terus alat musik ini. Apalagi di waktu dekat rencananya Rafi akan merekam sebuah album. Dan tidak main-main, kabarnya rekaman Rafi itu akan diproduseri langsung oleh drummer Harvey Mason serta melibatkan banyak musisi jazz internasional – seperti: Bob James (piano), Nathan East (bass), Alex Acuna (perkusi), Anthony Jackson Jr. (gitar), Abraham Laborier (bass), Gerarld Albright (sax), Rick Braun (trumpet), Don Grusin (piano), Everrette harp (sax), Jeff Lorber (piano), Michael Paulo (sax), Doc Powell (gitar), Patrice Rushen (piano), Freddie Washington (bass). Semoga benar adanya dan momen itu bisa menjadi proses pembelajaran yang positif untuk Rafi. So, Rafi… Can’t Stop The Beat!
Masih seputar penampilan musisi muda, di panggung Sunda Kelapa juga tampil grup Starlite dan di Gazebo hadir pianis cilik Zefa. Zefa meramaikan Jak Jazz bersama kelompoknya, Zefa & Uncles. Mereka menampilkan karya orisinil yang juga ada di dua album perdana Zefa yang dirilis bersamaan. Pianis yang tahun lalu mendapat penghargaan di ajang Jazz Goes To Campus ini bermain cukup lepas dan cukup fasih berkomunikasi dengan penonton. Lagu demi lagu yang mayoritas ditulis sendiri oleh Zefa pun ditampilkan dan terlihat mendapat cukup banyak atensi dari penonton yang duduk setengah lingkaran mengelilingi gazebo malam itu.