News

REFRESH FORMASI DAN FORMAT GRUP YANG BELUM TOTAL

Clorophyl yang di pra JakJazz ikut meramaikan Jazz Fever area Bandung kembali mengusung formasi dan format barunya ke atas panggung di malam kedua festival. Di panggung Jajan Jazz grup yang dikomandoi keybordis Bagus “Jamronk” kini mengikutkan Reno sebagai pemain bass dan vokalis Tessa, selain masih ada nama Timur (drums) dan DavidQ (gitar). Berlima mereka mencoba mempresentasikan format musik yang sedang diuji coba dengan berkolaborasi dengan seorang DJ. Dipilih seorang DJ wanita muda bernama DJ Otsu. Bagaimana hasilnya?

“Universal” menjadi lagu pertama persembahan baru Clorophyl dan kemudian dilanjutkan dengan “Hanya Satu” dan ballad “14 Februari” yang diaransemen berbeda . Vokalis baru Tessa telah berusaha dengan baik menyanyikan lagu-lagu tersebut dengan gayanya yang muda dan energik. Tessa pun komunikatif mengajak penontonnya beratensi ke atas panggungya. Bahkan di “Asmara” Tessa menampilkan tarian breakdance yang sangat atraktif tanpa kehilangan kontrol atas lagu yang dinyanyikannya. Spirit kemudaan ini satu hal yang sudah pasti akan dikontribusikan Tessa bagi grup yang telah meramaikan JakJazz sejak tahun 1992 ini. Hal lain adalah ciri khas vokal Zarro, vokalis sebelumnya, telah menempel dalam di setiap lagu. Namun terlalu dini – tidak fair menilai keberhasilan Tessa bersama Clorophyl sebelum vokalis alumni Indonesian Idol itu diberi kesempatan ini menyanyikan sebuah lagu baru yang ditulis sesuai karakter vokal dan konsep Band ini sekarang.

Lagu berikut adalah medley “Chameleon” Herbie Hancock dan “Freedom Jazz Dance” Eddie Harris. Kedua komposisi ini memberikan porsi kepada masing-masing instumentalis unjuk kebolehan dan sebagian penonton bernostalgia pada era Clorophyl lebih banyak memainkan nomor-nomor instrumental. Imporovisasi solo Reno membuka medley kedua komposisi tadi. Terlihat selama mereka bergantian melakukan improvisasi bassis muda ini sudah cukup kawin dari sisi musik dengan personil lainnya. Terutama dengan sesama seksi rhythm.

Pertunjukan Clorophyl ditutup dengan lagu yang dibuat dengan sedikit nuansa timur tengah berjudul “Firaun”. Kembali Timur mendapat porsi cukup banyak untuk tampil solo berimpovisasi dengan bunyi-bunyian dari set drumsnya.

Satu hal yang mengganjal dari format baru Clorophyl adalah kolaborasi mereka dengan DJ. Entah kenapa fungsi DJ belum dibuat maksimal. Sound-sound yang keluar dari perangkat DJ Otsu bak sisipan yang andaikan tidak ada pun tidak akan merusak mood lagu-lagu yang dimainkan Clorophyl. DJ Otsu terlihat sibuk sendiri dengan alatnya sehingga peran DJ merangsang gerak, yang tidak hanya melalui reramuan bunyi tapi juga melalui interaksi visual dari tubuhnya, alpa ia lakukan. Untuk berikut, playmaker Clorophyl tentunya akan lebih mengusahakan pematangan refresh format musik mereka kini. Semoga berhasil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker