DAINIUS PULAUSKAS GROUP: SOUND FROM THE NORTH
DAINIUS PULAUSKAS GROUP: SOUND FROM THE NORTH
Lithuania? Nama sebuah negara yang berada di wilayah utara benua Eropa tersebut memang belum begitu akrab di Indonesia. Jumlah penduduknya saja jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Jakarta. Negara ini pun baru bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2004 yang lalu.
Terus bagaimana dengan musik jazz di sana? Selama ini memang musisi jazz dari negara beribukota Vilnius tersebut terlihat masih samar. Namun bukan berarti tidak ada. Satu per satu musisinya mulai memperlihatkan kebolehannya dalam bermain musik jazz dan bahkan sudah mulai dikenal di dunia internasional.
Salah satunya adalah keyboardis, pianis sekaligus juga komposer kelahiran tahun 1960 yang bernama Dainius Pulauskas ini. Bersama kelompoknya yang didukung oleh Valerijus Ramoška (Trumpet, flugelhorn), Rimantas Brazaitis (saxophone), Eugenijus Jonavicius (gitar), Herbie Kopf (bass), Linas Buda (drum) dan Arkady Gotesman (perkusi), Dainius hadir dalam ajang Jakarta International Jazz Festival 2007.
Meskipun namanya tidak setenar musisi dari kawasan Eropa Utara sekelas Bobo Stenson atau Jon Balke, panggung Big Stage 1 cukup banyak dihadiri penonton. Serta terlihat banyak penonton yang menikmat sajian penampilan mereka. Mengingat mereka tampil dengan nafas fusion / jazz rock yang kental.
Selain enak dinikmati iramanya, kemampuan musikal masing – masing musisi juga tidak mengecewakan. Sebaliknya, Dainius lebih terlihat sebagai leader pemain lainnya. Dalam setiap komposisi justru pemain gitar, saxophone, bass, atau pun trumpet yang memperlihatkan kemampuannya sehingga menarik banyak pengunjung. Komentar seorang penonton ketika ditanya tim WJ mengenai kelompok ini malah menjawab, “Mereka malah lebih mirip dengan Brecker Brothers”.
Sementara Dainius lebih banyak memberikan corak dan nafas musiknya. Sebagian besar yang ditampilkan adalah komposisi – komposisi ciptaan Dainius sendiri. Di atas panggung secara bergantian Dainius memainkan antara keyboard dan piano.
Penggarapan musiknya juga tidak terkesan “datar – datar saja”. Kecenderungannya lebih up to date dan progresif. Contohnya seperti ketika mereka menampilkan komposisi ‘Lithuanian Samba’. Di mana nafas irama samba dalam kesempatan ini justru terlihat samar ketika variasi harmoni dan ritmiknya lebih padat. Kadang di bagian coda mereka berimprovisasi secara kolektif. Bak sebuah kelompok free jazz.
Mereka juga cukup fleksibel. Di kala banyak kelompok jazz rock lebih menitik beratkan pada speed, power dan skill, namun ketika membawakan komposisi bercorak ballad justru keteteran. Persoalan ini berhasil dilalui oleh Dainius dan kawan – kawannya. Ketika menampilkan komposisi ballad, mereka masih mampu tampil secara prima dan halus. Selain itu, ciri yang cukup menonjol di antara mereka adalah keseimbangan antara instrument akustik dan elektrik. Mereka mengolahnya lebih menonjolkan sisi alamiahnya. (*/Ceto Mundiarso/Wartajazz.com)