News

AKAN HADIR PARADE TASTE THE SPIRIT OF JAZZ

AKAN HADIR PARADE TASTE THE SPIRIT OF JAZZ

DJI SAM SOE SUPER PREMIUM JAVA JAZZ FESTIVAL 2008Satu tahun telah hampir berlalu. PT Java Festival Production, penyelenggara festival internasional Java Jazz kembali memanaskan media untuk memberikan informasi dini dalam rangka ikut mempersiapkan rencana pagelaran akbar di awal tahun 2008 yang akan datang. Sedianya festival kali keempat ini akan diselenggarakan tanggal 7, 8, 9 Maret 2008 dengan belasan panggung yang tersebar di area Jakarta Convention Hotel.

Peter F. Gontha, Founder and Chairman Jakarta International Jazz Festival, dalam kesempatan jumpa pers pertama kegiatan ini menyebutkan, “… Kondisi musik jazz di indonesia, (dimana) cross over sudah mulai berkembang, atensi liputan media massa dan pengunjung sudah meningkat. (Menunjukkan) bahwa jazz bukan musik yang susah digeluti dan diterima. Tapi sudah mulai memasyarakat dan diterima kawula muda.” Dari itu, Dji Sam Soe Super Premium Jakarta International Festival 2008 (JJF 2008) mengajak kita untuk “Taste the Spirit of Jazz”, merasakan semangat dan pergerakan dari musisi dan pecinta jazz dari segala penjuru dunia.

Tentang tema JJF 2008 itu, ujar Dewi Gontha Sulisto, “Jazz yang berlatar belakang peleburan budaya, kaya ekspresi dan merupakan bahasa yang paling lentur dalam berkomunikasi adalah spirit yang dapat kita rasakan bersama dengan semua pihak yang mendukung dan bekerjasama, dan juga masyarakat dunia. Keindahan musik jazz jangan sampai terabaikan. Karena itu pada JJF 2008, jazz bukan sekedar musik.”

Partisipasi musisi internasional

Musik jazz kini adalah jazz yang telah diinterprestasi dengan indahnya oleh para musisi dari berbagai belahan dunia dengan caranya sendiri. Pelaku seni musik jazz tak pernah berhenti berekplorasi, meracik, meramu, dan mengawinkannya dengan berbagai jenis musik yang lain sehinggga mampu memikat pendengarnya. Simbiosis ini diharapkan dapat terjadi antara musisi-musisi yang akan tampil dengan calon pengunjung festival ini nanti. JJF 2008 akan menjadi even pergaulan antar bangsa, yang diakhir dapat memajukan musik di Indonesia. Seperti ditegaskan oleh Peter F.Gontha, “Musik merupakan alat yang mudah untuk mempromosikan negara kita.” Dan ditambakan oleh Niken Wulandari dari Telkomsel, “…(JJF) memberikan suatu apresiasi yang tinggi terhadap musik jazz di Indonesia yang mana ini langsung dilihat mata dunia…”

Kondisi ini terbukti di tiga penyelenggaraan JJF. Nama-nama besar musisi kelas atas dunia, yang hadir dan mengadakan pertunjukan di JJF dari tahun ketahun berhasil membuat mata publik terbelalak. Chaka Khan, Jamie Cullum, Sergio Mendes, John Scofield, Ron Carter, Sadao Watanabe, Level 42, dan ratusan musisi lainnya menghentak ibu kota Jakarta dengan keahlian musikalitas mereka masing-masing.

Peter F.Gontha menyebutkan, “Untuk tahun depan ada beberapa hal yang ingin kita majukan berbeda dengan tahun-tahun lalu. Nama susah kita sebutkan karena begitu banyak nama yang ingin datang di Indonesia, nama yang besar maupun nama yang belum besar.” Sedikit gambaran, Program & Artistic Director JJF 2008 Paul Dankmeyer, melist nama besar yang direncanakan akan hadir. Sebut; Ray Parker Jr yang hit dengan lagunya “Ghostbuster”, Joe sample & The Crussaiders, Matt Bianco, Lee Ritenour, feat. William Kennedy, former drummer Yellow Jackets, Renee Olstead, Kurt Ellings, Ed Motta dan Jocelyn Brown yang akan tampil dengan Bluey Incognito, The Manhattan Transefer, Daffer Youshef – seorang vokalis Tunisia yang diiringi oleh grup asal Norwegia, Eryka Badu, trio Eugene pao, Jake Lee dan Kazumi Watanabe, Jonathan Butler, Jody Watley, Kirk Whallum, kembalinya Ron King, Swing Out Sister, Sara Gazarek, Harvey Mason special jazz organ trio, feat.Tony Monaco and Pat Martino on guitar, Al Jarreau, Bobby Caldwell.

Meski Paul Dankmeyer masih menyebutkan musik yang akan ditampilkan adalah “jazz and jazz related music”, daftar panggil musisi internasional tadi jelas tersurat perbedaan dimana kontain jazz di JJF 2008 lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Sepertinya harapan JJF menjadi “Huge event. Biggest jazz festival in Asia and one biggest in the world” akan semakin dekat terlaksana.

Hal ini ditambahkan oleh Yudi Wilda dari Dji Sam Soe Super Premium, “…melihat artis-artis yang akan hadir, it’s a wow thing, artis-artis yang besar dan punya nama. Dan dilihat dari segi industrinya, mungkin akan sangat menantang sekali. Merupakan titik challenge bagi indonesian artist. Sehingga di sini kita bisa banyak belajar sambil terus membawa musik jazz yang berkualitas di Indonesia…”

Kolaborasi dan proyek spesial musisi dalam negeri

Yap! bagaimana kesiapan musisi-musisi Indonesia mengantisipasi pentas Java Jazz tahun depan? Eki Puradiredja, Program Coordinator JJF 2008, menyebutkan bahwa ia menerima begitu banyak pemintaan dari musisi lokal untuk tampil di JJF 2008. Untuk menjaga variasi yang sangat menarik dan talent dari para musisi jazz Indonesia, ia membagi musisi-musisi dalam negeri dalam beberapa kriteria daftar panggil. Sebut nama-nama legendaris musisi jazz Indonesia, antara lain Eki sebutkan Bubi Chen, Benny Likumahuwa, Idang Rasjidi, Bambang Nugroho, Yance Manusama, Trisum, simakDialog. Nama yang sudah lama menghilang, diantaranya Bhaskara 2008, January Christy, Dian Pramana Poetra. Lalu musisi jazz muda berbakat, antara lain Sister Duke, Dimi, Souleh-Souleha, Tomorrow People Ensemble, Andezzz, Ryan, Aditya dimana tiap tahun terus dicari talent-talent muda dan band-band baru yang sangat fresh untuk ditampilkan di JJF. Kemudian “artis papan atas” industri musik Indonesia, EKI sebutkan Dewi Sandra, Cindy Bernadette, Ekiuate, Tompi, Maliq n The Essentials, Marcell dengan alasan “…. (musik-musik mereka) masih masuk dalam katagori ranting-ranting dari blues dan jazz. (dan) sangat bisa diterima oleh audience JJF. Selain demand mereka masih tinggi…” Akan berpartisipasi musisi jazz dari luar Jakarta yang mengagumkan musiknya dan pantas diperkenalkan di JJF, contohnya Saharadja dari Bali, Kirana Big Band Yogjakarta, Geliga Riau, Senipsi dari pulau Sentata Makasar. Ada juga pemain-pemain muda berbakat asal Indonesia yang saat ini sedang bersekolah dan mendalami musik jazz di luar negeri akan datang ke Jakarta khusus untuk mempertunjukkan keahlian mereka bermusik bersama rekan-rekan bermain band, seperti kakak beradik Ramadhani Syah – E.Zulham Syah dan Re-bob, Sri Hanuraga, Nial Djuliarso.

Tentunya tidak ketinggalan ciri khas JJF sebagai wadah bagi suatu kolaborasi dan special project. Di pagelaran mendatang sejumlah musisi sudah direncanakan ikut ambil bagian dari kolaborasi-kolaborasi istimewa. Diantaranya proyek khusus dari Dian Pramana Poetra dengan konsep musik yang baru. Kehadiran Dian PP menurut Peter F.Gontha dan EKI adalah suatu prestasi karena telah empat tahun berturut-turut diajak Dian baru sekarang menyatakan bersedia. Kemudian kolaborasi Erwin Gutawa yang tampil dengan orkestra sebuah bigband dari USA, terdiri 18 orang, yang akan memainkan Tribute to Glenn Miller dan Tribute to Chat Baker. Juga Trisum spesial project dimana mereka akan bermain dengan musisi internasional. Yang lain adalah Tiwi Sakuhachi akan tampil bersama Iwang Noorsaid dengan seksi rhythm bassis Ari Firman dan seorang drummer yang pernah memperkuat grup Santana.

EKI menambahkan JJF selalu mengajak musisi dalam negeri untuk menampilkan yang terbaik di festival ini. Mereka akan menampilkan konsep terakhir masing-masing. Contohnya untuk yang baru rilis album akan membawa konsep terbaru dari albumnya. Sebut, grup muda Tomorrow People Ensemble yang rencananya akan kembali main bersama di JJF 2008 sekaligus merilis album perdana mereka. Lalu Bambang Nugroho serta grupnya Oktagon yang diantaranya terdiri dari Dady Sufiyadi (drums), Imam Pras (keyboards), Imel Rosalin (piano, akordion, vokal), Ammy (violin) akan membawakan komposisi-komposisi orisinil dari album mereka kelak. Bassis Mates mengajak gitaris Nanda dalam formasi trio, disebutnya “MANA”, mempersiapkan lagu-lagu sendiri yang juga akan dialbumkan. Begitu juga bassis Yance Manusama yang akan mengkombinasikan dua gitaris dua dekade (Oele Pattiselano dan gitaris ex Maliq & The Essentials, Satrio) dalam proyeknya. Ujar optimis Yance Manusama terhadap keikutasertaan musisi lokal di JJF2008, “… saya kira ini acara puncak dari segala jazz festival yang ada di negara ini. Dan, boleh dibilang bahwa the best sepertinya. Kita dari musisi lokal juga tidak akan anggap remeh acara ini. Kita akan bekerja sama, secara sungguh-sungguh, untuk acara ini terselesaikan dengan baik…”

Untuk proyek khusus Bluey Incognito di Indonesia, ini adalah adalah salah satu contoh dimana musisi dengan reputasi global men-support indonesian talent untuk go international. Bluey akan mengajak Dira dalam pentasnya besok. Tentang Dira, proyeknya dan harapannya pada talenta musisi Indonesia, Bluey menyebutkan, “… I’m here to work with Indonesian artists… I’m beginning with an artist, Dira, who you will see probably guesting in this festival. But probably in the year off, probably (she) will be headlining. The best of all I hope. And I will be working with a lot of incredible musicians on this year because there is no doubt that in this opportunity indonesian musician are as good as musicians anywhere in the world”

Katalis penarik semangat calon pengunjung

Sisi lain yang digarap JJF adalah bagaimana festival ini dapat dinikmati dan dimanfaatkan berbagai kalangan, dari atas ke bawah, baik musisi yang profesional maupun amatir sejauh punya potensi dan semangat mengembangkan spirit mereka. Penyelenggara JJF 2008 mensupport gerakan independent movement dengan menyediakan panggung untuk tampil dan space menjual album dan merchandise mereka. Diusulkan juga oleh Peter F.Gontha agar media peliput mengkoordinasi satu tim wartawan yang berpartisipasi memilih band indonesia terbaik. Seperti Java Jazz Iidol atau The best new coming artist. Tujuannya untuk membangunkan musisi Indonesia agar lebih baik dan hadiahnya bisa jadi modal memperbaiki musik mereka.

Bagi calon pengunjung, JJF memanaskan suasana dengan serangkaian kegiatan pagelaran musik yang diadakan mulai Februari sampai awal Maret 2008. Beberapa kampus (UI, Pelita Harapan, Trisakti, Atmajaya), mal, kafe serta tempat budaya akan menjadi lokasi tujuan bagi penikmat jazz dan pecinta java jazz mencicipi aura dan atmosfer JJF 2008 lebih dahulu. Penyelenggara juga telah mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan rekaman untuk mengeluarkan album-album yang musisinya datang di JJF. Seyognya tidak terjadi lack of dari sisi materi dengaran calon pengunjung. Saat festival nanti, penyelenggara JJF setiap hari akan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk sesi tanda tangan. Beberapa musisi ternama akan duduk, bertemu langsung dan memberikan kesempatan mendapatkan tandatangan, berfoto. Hingga tercipta kedekatan artis dengan pengunjung dan penggemarnya relevan dengan apa yang disebut Yudi Wilda, dari Dji Sam Soe Super Premium, “… sesuai temanya Taste The Spirit of Jazz, Dji Sam Soe Super Premium Jakarta International Java Jazz ingin membawa kembali kehangatan – kekuatan daripada musik jazz ini di tanah air, tentunya dengan berbagai aktivitas…”

(*/Wartajazz.com)

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker