News

MUSISI JAZZ INDONESIA GELAR MALAM DANA UNTUK DULLAH SUWEILEH

MUSISI JAZZ INDONESIA GELAR MALAM DANA UNTUK DULLAH SUWEILEH

Sudah sejak beberapa tahun lalu terdengar kabar bahwa perkusionis yang pernah tergabung dalam grup Bhaskara, Dullah Suweileh dikabarkan sakit. Namun yang belakangan ini terdengar lebih santer karena kondisinya yang makin menurun akibat penyakit tumor dibagian leher kirinya.

Informasi ini diperjelas setelah Wartajazz.com menerima kabar lewat email dari adiknya Karim Suweileh yang juga seorang drummer jazz. Karim menceritakan dengan detail kronologis penyakit dari Dullah sejak September 2004 silam.

Benjolan dileher kiri itu – setelah menjalani beragam konsultasi, radiotherapy dan kemotherapy – mengakibatkan Dullah harus kehilangan mata kirinya dari operasi yang dilakukan pada November 2006 lalu. Ia juga mengalami trauma akibat pengobatan terdahulu seperti digambarkah oleh Karim “akhirnya secara fisik Dullah kolaps, mulutnya sudah semakin terkatup, makanan susah masuk, mental breakdown serta memorinya mulai pudar. belakangan dia mulai tidak mengenal lingkungannya, keluarganya bahkan anak-anaknya. Dia hanya bisa mengenali hal-hal tersebut dari vibrasi dan intuisi psikisnya saja.”

Sejak dideteksi pertama kali September 2004, Dullah sudah menjalani terapi pengobatan radio sebaganyak 30 kali dan kemoteraphy sebanyak 7 kali. Harapan kesembuhan tentu saja masih dipanjatkan oleh Dullah dan pihak keluarga serta rekan-rekan musisi.

Setelah dilakukan CT Scan untuk mengetahui apa yang terjadi, ternyata ditemukan beberapa anak sebar sel tumor di otak dan membersarnya kelenjar getah bening. Yang artinya tumor sudah memasuki stadium lanjut. Keluarga memutuskan kembali pulah Dullah kerumah untuk dirawat secara valiatif untuk mengurangi penderitaannya.

Saat ini Dullah Suweileh tergeletak diam seribu bahasa di tempat tidur. Ia hampir tak bisa melakukan gerakan apapun, karena setiap gerakan yang dilakukan sendi-sendi tubuhnya akan merasa sakit, pandangan yang kosong dan mata yang setelah buta. Pendengaran berkurang dan kerongkongan yang kering menjadi saksi bisu dalam hari-hari ini.

Dullah yang kelahiran Surabaya, 12 Oktober 1944 tinggal di Jl. Dahlan I No.28, Rt 01/Rw 10, Mardani, Rawasari Jakarat 10520. Telepon 021-425.4077.

ALLAH SWT menguji kesabaran Dullah saat ini. Dukungan dan doa diharapkan dari para pecinta musik Indonesia khususnya penikmat musik jazz.

Salah satu kegiatan yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian musisi Jazz Indonesia, adalah dengan digelarnya malam dana di Black Cat Supper Jazz Club, Rabu (06/02) mulai pukul 19.00 wib dengan menghadirkan Idang Rasjidi, Karim Suweileh, Helmi Suweileh, Benny Likumahua, Barry Likumahua, Taufan Goenarso dll.

***

Sekelumit tentang Abdullah Suweileh

Karirnya dimulai saat ia masih berusia 13 tahun dengan bermain musik sebagai percussionist di Band sekolahan di Surabaya yang dilanjutkan pada saat di bangku SMA, berpartisipasi dalam beberapa acara festival musik antar sekolah.

Tahun 1972 ia menjadi drummer dan bermain di Bali Beach Hotel di Sanur. Disini dia bermain bersama Almarhum Alex Faraknimela, Boece Karamoy dan Ria Likumahua sebagai vocalist.

Ia pindah ke Jakarta tahun 1973 bersama rekan-rekannya dari Bali tersebut dan main di Hotel Kartika Plasa – Tira Room– bergabung dengan beberapa Musisi Jazz Indonesia seperti Nick Mamahit ataupun Jack Lesmana (Almarhum). Dengan mereka ini, mengisi program acara Jazz di TVRI – Juga berpartisipasi dibidang rekaman musik Pop Jazz Indonesia.

Tahun 1983 bergabung bersama Ireng Maulana sebagai percussionit dalam ‘Ireng Maulana All Star’ – berpartisipasi dalam ‘2nd Singapore International Jazz Festival’.

Tahun 1985 – Pengalaman International Jazz festival yang pertama kali di Den Haag Holland – bersama “Bhaskara 85” berpartisipasi dalam “North Sea Jazz festival”. Tradisi berpartisipasi dalam International Jazz Festival terus berlanjut sampai yang keempat kalinya (pada tahun 1991) bersama group band yang sama.

Dullah beberapa kali main regular di Hongkong, Singapore dengan group band dari Spanyol “Los Cabaleros” atau juga “Bandoleros”.

Sejak saat itu aktif sebagai Freelance Percussionist – dan mengisi program music rutin di beberapa hotel berbintang seperti JAMZ Music Lounge bersama Ireng dan Kiboud Maulana, juga dengan adiknya Karim Suweileh dan bahkan anaknya Helmi Suweileh. (*/Agus Setiawan B/WartaJazz.com)

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker