MENGINTIP GABRIEL GROSSI SEBELUM JAVA JAZZ FESTIVAL
Dji Sam Soe Super Premium Jakarta International Java Jazz Festival 2008
MENGINTIP GABRIEL GROSSI SEBELUM JAVA JAZZ FESTIVAL
Publik jazz Indonesia beruntung bakal berkesempatan melihat pemuda Brasil yang dijuluki harmonica wunderkind ini di Java Jazz Festival Maret nanti. Sebetulnya, mengapa dia sampai ditampilkan di JJF dan dijuluki anak ajaib harmonika?
Harmonika di jazz bukan instrumen yang lazim, kecuali bagi virtuoso Toots Thielemans, yang mungkin disebut pemain harmonika paling terkenal saat ini. Di Brasil pun, harmonika yang juga diproduksi dua pabrik lokal terkenal, bukan saingan gitar akustik berdawai nylon, atau di Brasil disebut violao, dan perkusi, dalam hal kepopuleran, meskipun Daniella Thompson, seorang pengamat musik Brasil di Amerika mengatakan: ”There’s nothing like a harmonica to convey saudades.”
Generasi pemusik setelah Edu da Gaita dan Mauricio Einhorn, dua veteran pemain harmonika di Brasil, banyak terpengaruh oleh master instrumental jazz Brasil Hermeto Pascoal. Seorang diantaranya adalah Gabriel Grossi, yang beralih dari harmonika diatonik ke harmonika kromatik dan berujar: ”Instrumen ini seperti memberikan kemungkinan memainkan semua nada-nada di tuts piano.” Dalam usia yang masih muda ia mempraktekkan teknik permainan musik choro (semacam musik tradisional di Brasil yang sering diidentikkan dengan jazz di Amerika) dengan baik, dan dipuji Toots Thielemans karena ketrampilannya memainkan nada-nada dengan cepat.
Setelah album debutnya ”Diz Que Fui Por Ai” (2003) yang terilhami Hermeto Pascoal, ia kemudian bergabung dengan beberapa ”singa muda” lainnya seperti Hamilton de Holanda, Daniel Santiago dan André Vasconcellos dalam beberapa proyek musik. Album solo keduanya ”Arapuca” (2007) seakan terilhami album Toninho Horta ”Com O Pe No Forro”, juga menonjolkan musik forro yang dalam beberapa tahun terakhir memperolah sambutan meriah.
Permainan Grossi memang jauh dari warna Toots, yang lebih menyentuh emosi. Grossi yang belajar dari Einhorn, dengan gaya yang kadang mengingatkan permainan multi-note rendah Larry Adler, memilih untuk lebih menonjolkan keindahan musik choro dan nada-nada yang khas Brazilian, dengan pengaruh Hermeto Pascoal yang kuat. Grossi, yang di JJF akan ditemani gitaris Daniel Santiago, akan menambah deretan pemain harmonika yang tampil di Indonesia, setelah Gregoire Maret yang tahun lalu datang bersama band Marcus Miller, dan Tollak Olestad dengan kelompok Shapes.