SIMAK SIAPA YANG AKAN DITONTON TIM WARTAJAZZ DI JAVA JAZZ FESTIVAL 2008
SIMAK SIAPA YANG AKAN DITONTON TIM WARTAJAZZ DI JAVA JAZZ FESTIVAL 2008
Memilih diantara puluhan bahkan ratusan artis yang manggung di Java Jazz Festival bukan barang mudah, apalagi kalau anda tidak punya cukup waktu untuk menyimak satu-persatu mereka yang akan tampil.
Tidak sedikit para penikmat jazz yang mengontak Redaksi dan meminta saran artis mana yang sebaiknya di simak penampilannya di acara yang akan berlangsung selama 3 hari berturut, 7 hingga 9 Maret 2008 mendatang di Jakarta Convention Center.
Oleh karenanya Wartajazz.com menghadirkan artikel ini. Dengan harapan anda dapat menjadikannya sebagai bahan pertimbangan. Mengingat banyak diantara artis yang tampil memiliki kemungkinan kecil untuk bisa tampil (kembali) di Indonesia diwaktu-waktu mendatang. Karena panjangnya tulisan, kami tulisan yang dibuat masing-masing oleh Ajie Wartono, Agus Setiawan Basuni dan Ceto Mundiarso akan kami bagi berdasarkan hari pertunjukan.
Selamat menyimak!.
***
Hari Jumat, 7 Maret 2008
Versi Ajie Wartono:
Hari pertama biasanya merupakan “pemanasan” bagi saya dan melihat para performer yang ada memang cukup menarik dan pas untuk pemansan dalam mengarungi JJF di hari-hari selanjutnya. Sore hari begitu datang di JJF ada beberapa suguhan yang menarik, bagi saya ada beberapa pilihan untuk pemanasan, menonton Kirana Big band, Syaharani & Queenfireworks dan Logic, karena waktunya hampir bersamaan, mungkin saya akan melihat Kirana Big band sebentar kemudian akan menuju ke panggung dimana grup Logic bermain, grup ini memang tidak begitu dikenal disini, tapi kebetulan saya ada satu albumnya yang cukup menarik, mereka memainkan lagu-lagu standard jazz maupun lagu pop dengan meramu berbagai gaya, musik mereka energik, ringan tapi cukup berbobot, cocok untuk memulai perjalanan penuh apresiasi di JJF. Kemudian yang memang saya tunggu di JJF ini adalah Sara Gazarek, seorang vokalis yang saat ini sedang “naik daun” dan menjadi pembicaraan di kancah musik jazz internasional, dan meraih banyak penghargaan, bisa dikatakan saat ini di dunia olah vocal jazz dia seorang rising star, dan bagi saya suatu “keharusan” untuk menonton Sara Gazarek.
Yang juga “wajib” saya tonton untuk hari pertama ini ada Kurt Elling dan Joe Sample & The Crussader feat. Steve Gadd, tapi sayangnya mereka bermain hampir berbarengan dalam waktu yang sama sehingga mungkin saya akan memilih Kurt Elling karena Joe Sample masih ada di hari lainnya, Kurt Elling seorang vokalis jazz yang unik, improvisasi dan aransemen lagu-lagunya selalu menarik, vocal bagi dia adalah juga sebuah instrument yang bisa dimainkan sesuka dia, tidak heran album-albumnya selalu mendapat review dan rating yang tinggi, juga bebrapa penghargaan jazz bergengsi disabetnya. Michiel Borstlap juga merupakan pemain jazz saya tunggu untuk ditonton, bersama kelompoknya Eldorado mereka akan menyuguhkan warna baru, kebetulan pernah melihat waktu di Belanda tapi dengan format yang lain dan ada beberapa albumnya, menurut saya dia salah satu pemain yang bisa membawa spirit jazz dalam tiap permainannya, apapun style yang dia mainkan, “soul jazz” selalu terasa baik dalam permainan dan improvisasinya. Tentu saja selain yang saya sebut diatas masih banyak pemain yang ingin saya tonton di hari pertama ini karean permainan mereka yang menarik maupun format musik yang mereka bawa menimbulkan keingin tahuan saya seperti Mike Nock, Hypersax, SOL Project atau Bandung Saxophone Coalition. Itulah sasaran saya di hari pertma JJF meskipun tentunya bagi yang lain masih banyak yang menarik juga untuk ditonton, ini hnaya sekedar prioritas saja bagi saya.
Versi Agus Setiawan Basuni
Jika sesuai jadwal pada pukul 4 sore hari, ada duo Gabriel Grossi & Daniel Santiago asal Brazil yang bakal tampil di Merak 1 & 2. Ia dijuluki harmonica wunderkind atau anak ajaib harmonika. Pengaruh Hermeto Pascoal mengalir dalam permainannya. Stage Merak1 & 2 di tahun-tahun sebelumnya merupakan stage untuk jazz yang “serius”. Meski 15 menit berikutnya Syaharani & Queenfireworks, dan pada jam yang bersamaan Logic asal Australia juga tampil di Assembly 3. Mengingat penampilannya kedua nama ini hanya sekali, maka mau tak mau, Saya harus membagi waktu untuk menonton separuh dari masing-masing pertunjukan.
Seperti halnya Ajie, saya akan memilih Sara Gazarek dalam daftar “wajib” berikutnya. Saya rasa anda tidak perlu alasan dari saya kenapa. Tetapi sebelum ia tampil saya akan ke Kasuari Lounge, melihat band asal Makassar Phinisi. Ini salah satu bentuk apresiasi kepada band yang lahir dari komunitas diluar pulau jawa dan bali yang notabene hanya memiliki relatif sedikit akses terhadap musik jazz. Usai Sara Gazarek, ada Fabrizio Bosso High Five. Saya belum mengetahui bagaimana penampilannya dengan grup ini, namun salah satu karyanya bersama Stefano di Battista pernah saya dengarkan dan penampilan trumpeter ini menarik.
Bergeraknya waktu semakin malam pilihan selanjutnya ada pada Kurt Elling asal Chicago. Saya tidak berhasil menonton pertunjukannya di Den Haag beberapa tahun lalu. Dan saat saya mampir ke Chicago, kebetulan doi sedang tampil ditempat lain. Menontonnya sama dengan memenuhi wish-list saya. Jika masih ada selisih waktu saya akan melihat Hypersax. Kelompok yang penuh dengan instrumen brass ini memukau penampilan meski penempatan stagenya selalu berada di bagian Lobby.
Di penghujung ada Julien Lewis Trio lalu Michiel (baca: Mik-hil) Borstlap dengan Eldoradonya. Saya belum pernah melihat penampilannya, tapi telah menyimak rekaman-rekamannya yang terdahulu. Selepasnya ada SOL Project patut disimak. Mereka adalah orang-orang yang mau mengeksplorasi musik dan tak hanya sekedar mengeluarkan suara. Lagu-lagu lama dikemas sedemikian rupa dengan irama latin. Saya jamin anda akan bergoyang mendengarkan musik mereka. Dan yang terakhir ada Bandung Saxophone Coalition yang saya masih belum tahu dan penasaran kira-kira seperti apa penampilan mereka. (*/Wartajazz.com)