Sebenarnya konser sesi Grandmaster di Four Seasons Center for Perfoming Arts menampilkan Michel Legrand, composer Prancis yang memenangkan tigakali Academy Award dan Phil Woods salah satu pemain sax yang paling dihormati dunia jazz bersama Quartetto Guido Basso mengisi acara kedua. Acara ini bergeser menjadi Quartetto Guido Basso tampil pertama sedangkan posisi Michel Legrand dan Phil Wood diganti oleh John Pizzarelli bersama Peter Appleyard mengisi yang kedua.
Gedung megah dan cantik yang berdiri anggun di tengah denyut jantung kota yang berpenduduk lima juta jiwa menyediakan tempat duduk sebanyak 2.071, namun untuk ukuran sebuah festival susah mencapai kata ‘sold out’ termasuk festival jazz Toronto. Kebanyakan dari penonton sebelum memasuki ruang berbentuk tapal kuda bertingkat lima yang didedikasikan untuk Fraser Elliot mantan menteri keuangan Canada, mencoba menikmati interior lobby yang dirancang oleh Jack Diamond dan Donald Schmitt yang menampilkan design modern.
Memasuki auditorium layaknya kebanyakan gedung-gedung opera di Eropa dengan panggung ditutupi warna hitam mutlak, penonton serasa ingin segera menikmati kemurnian suara warna jazz dari dua grup yang berbeda penyajiaannya di dalam ruang yang sound space design-nya hasil garapan Bob Essert.
Saya memilih satu diantara penampilan sesi Grandmaster yang menampilkan Guido Basso dikarenakan kecintaan mendengar alat tiup yang memainkan karya Josehp Haydn yang ditulis 1796 ketika usianya 64 tahun, Trumpet Concerto in E flat major.
Quartetto Guido Basso tampil pertama dengan performa yang solid karena di dalamnya terdiri dari pemain yang handal seperti John Sherwood (piano), Steve Wallace (bass), Brian Barlow (drums) yang dipimpin oleh Guido Basso (trumpet).
John Sherwood yang menekuini musik-musik klasik sejak usia lima tahun namun tidak pernah berhenti bergaul dengan dunia swing memang pantas berada pada papan atas pemain jazz di Canada. Berbekal pengalaman yang didapat dari karya-karya Duke Ellington, Teddy Wilson, Oscar Peterson, Tete Montoliu (pianis buta dari Spanyol) dan Clare Fischer maka seluruh kwalitasnya sebagai pemain jazz standard diperlihatkan bersama Quartetto Guido Basso. John hadir disetiap lagu yang disodorkan oleh Basso yang membuat para audience bertepuk dan berterik sehabis jarinya berhenti memainkan piano.
Disaat Basso memperkenalkan pemain bassnya Steve Wallace disambut riuh oleh audience karena Wallace adalah sosok yang sudah dikenal oleh penggemar Jazz di Toronto. Bermain dengan banyak grup membuat ia teruji dan layak untuk mengisi format dari Quartetto.
Drummer Quartetto tergolong unik, ia banyak menangi pekerjaan lain seperti sebagai percussionist, arranger bahkan produser. Brian Barlow pernah diundang untuk main bersama bintang-bintang kelas dunia seperti: Ringo Starr, Bob Seger, Aretha Franklin, Ella Fitzgerald, Tony Benett, Andrea Bocelli, Gino Vannelli, Shania Twain bahkan Diana Krall. Bergabung dengan Rob McConner& The Boss Brass, Brian pernah mencicipi enam kali nominasi dalam Grammy Award dan masuk dalam nominasi Drummer of the Year 2006 Canada.
Pujian memang selalu datang untuk Basso di manapun ia memainkan trumpet yang mempeso para penonton, juga kepribadiannya di atas panggung menambah nilai tambah buat si’botak’ dari Montreal malam ini.
Setelah Guido Basso mengisi panggung dengan lagu-lagunya, kami mendapat kesempatan untuk beristirahat selama 30 menit, menunggu John Pizzarelli dengan Quartetnya tampil bersama Peter Appleyard.
Dengan kemampunannya sebagai gitaris jazz dan vokalnya yang oke, John Pizzarelli memimpin acara berikutnya. Putra dari gitaris klasik jazz Bucky Pizzarelli berkarir bukan hanya sebagai pengisi panggung juga sebagai host dari ‘Radio Delux with John Pizzarelli’ di New York. Malam ini ia dan quartetnya main bersama salah satu vibraphonis terbaik dunia Peter Appleyard yang membuat suasana Fraser Elliot Hall semakin gempita, gitar yang dikendalikan John diserasikan dengan vibraphone yang dimainkan secara magis oleh Peter membuat audience terpaku di atas tempat duduknya mendengar suara dua instrument tersebut berpadu. Disela-sela lagu yang dimainkan John, Peter menunjukan kebolehan lainnya bermain piano, dan drums yang mengundang rasa kagum hadirin.
Melintasi pengalaman Peter, beliau tergolong hadir dipapan atas sebagai pentolan jazz, pernah main bersama Benny Goodman Sextet sebagai klarinetis diawal tahun 70an dan mengikuti grup ini tour ke beberapa Negara Eropa dan manggung tiga kali di Carnegie Hall. Peter juga pernah diundang berkolaborasi dengan Frank Sinatra, Tony Bennet dan pianis asal Montreal Oscar Emmanuel Peterson. Di Toronto, ia gabung dengan Guido Basso mengisi beberapa acara jazz di televisi bahkan main bersama Diana Krall, Rob McConnell, Ann Murray dan Haggod Hardy. Skill sebagai drummer Appleyard pernah diuji di British dance bands.
Permainan gitar John dan vibes Peter benar-benar memukau audience yang duduk disekitar tujut ratus kursi dalam auditorium bangunan seharga $181 juta. Bahkan para kritisi musik jazz sering membandingkan John dengan Nat King Cole bahkan Frank Sinatra, karena ia merupakan buku lagu-lagu terpopular Amerika yang terbuka untuk audience. Kecintaannya terhadap Frank Sinatra didedikasikan dalam albumnya yang diberi judul Dear Mr. Sinatra yang dimainkan untuk kami. Kemampuan bermain gitarnya mengingat masa-masa gitaris dan pemain banjo terkenal Les Paul sampai ke Jean-Baptiste ‘Django’ Rienhardt gitaris Gipsy asal Belgia.
Dua setengah jam berlalu tanpa terasa, Toronto Downtown Jazz Festival sudah diakhir dari pagelarannya. Tapi malam ini kesan hadir di gedung pertunjukan ballet memang lebih membisikan joyfull tersendiri, dan inilah pengalaman dihari ke sembilan sebuah festival jazz beken.
Kontribusi Arthur Sailendra dari Toronto