Riau Hitam – Putih Internasional merupakan event worldmusic yang dasar pelaksanaannya berangkat dari keinginan untuk melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan musik tradisional ke masyarakat, khususnya kalangan generasi muda. Dengan mengkolaborasikan musik modern ke unsur musik tradisional tempatan, diharapkan mampu menjaga kelestarian musik tradisi yang pada kenyataannya memang sudah diambang kepunahan.
Festival worldmusic ini diprakarsai dan ditaja langsung oleh Malay Music Institute serta didukung sepenuhnya oleh Dinas Kebudayaan Kesenian dan Pariwisata propinsi Riau. Mengambil tema Worldmusic For The Earth : Persembahan Worldmusic Untuk Bumi, Riau Hitam – Putih Internasional diharapkan dapat memberikan sumbangsih lebih untuk tanah Melayu dan bumi tempat manusia berpijak.
MMI atau Malay Music Institut sebagai penyelenggara menyadari, bukan hanya keadaan seni musik tradisi saja yang menjadi perhatian kita saat ini, namun kondisi bumi tempat manusia berpijak juga sudah seharusnya mendapat perhatian lebih guna kelangsungan hidup manusia kearah yang lebih baik. Kelaparan yang bermula dari kemiskinan, Kebodohan, pembalakan liar, peperangan, krisis pangan, bencana alam serta pemanasan gobal, memang sudah membuat generasi muda kita khawatir, apakah mereka masih bisa hidup dengan layak dimasa – masa mendatang. Singkat kata, kalau bumi sudah tak nyaman untuk tempat bernaung, bagaimana mungkin kita bisa memikirkan kebudayaan, artinya apa yang kita lakukan saat ini yakni melestarikan dan mengembangkan kebudayaan, akan sia – sia saja.
Festival akan digelar pada tanggal 23 – 25 Oktober 2008 di Kawasan Bandar Seni Raja Ali Haji tepat di depan Anjung Seni Idrus Tin Tin, Pekanbaru – Riau.
Sejumlah penampil yang didaulat tampil dalam acara selama tiga hari ini antara lain Filedplayers (Malaysia), The Institut of Arts and Development (Thailand), Gangsadewa (Jogja), Geliga (Pekanbaru)
Bengkalis – Riau, Klasik Gong Kampar – Riau, Suarasama (Irwansyah Harahap) Medan, Komunitas Maestro – Aceh, Dewan Kesenian Lampung, Natural Rhythm Ansamble (Pekanbaru), Riau Rhythm Chamber (Pekanbaru), Inhu – Riau, Modero Ansamble, Simplisius Juvenalis, The Malay – Jakarta, Balai Music Contempo – Kepri, Eka Cs (Pekanbaru), Cosa Nostra (Kuala Lumpur – Malaysia) dan Kucing Kucha (Bandung).
Untuk informasi lebih lanjut hubungi Malay Music Institute Jln. Jend. Sudirman No. 200 Komp. Ex Taman Budaya (BPP) Dinas BUDSENIPAR Prop. Riau tlp. +62 761 701 6227 Fax. +62 761 33778 email mmi_riau@yahoo.co.id / malaymusic_institute@yahoo.com kontak person : sdr. Dedi +62 852 788 00 5 00
Ini adalah salah satu event musik yang patut dibanggakan bagi masyarakat Riau dan tentunya Pekanbaru. Show music 2 warna yang melibatkan berbagai macam musisi dari Nasional dan Internasional. Tiap tahun gw ngikutin banget event ini.
Penampilan yang paling gw tunggu tentunya adalah Geliga. penampil yang paling dibanggakan oleh Riau karena pernah tampil 2 x di Java Jazz.
Untuk event Hitam Putih tahun 2008 ini gw sempt nonton tanggal 24 Oktober 2008. Karena datengnya udah jam stngh 10an, jadi cuma sempet ngeliat penampilan Cosa Nostra dari Malaysia yang keren banget, Musiknya megah cuy. Maestro dari Aceh, yang ini bener-bener Tasty bwt gw. Karena pas banget campuran antara musik tradisional Aceh dan Jazz yang mereka mainkan. Dan yang terakhir adalah Geliga.Gw ngerasa rada Aneh ngeliat Geliga tahun ini. Soalnya beda banget sama dulu. Kalo dulu, wah personilnya rame banget, apalagi di bagian perkusi yang heboh abis. Tapi yang gw liat malam itu, jadi menurunkan semangat gw. Karena Geliga sangat nge-Jazz di acara hitam Putih. Bener-bener menampilkan Jazz. Walau ada satu orang yang memainkan perkusi, tapi tetep ga menghilangkan pikiran gw kalo mereka sedang memainkan musik Jazz. Trus sang vokalis wanita yang menyanyikan lagu berbahasa INdonesia tapi sama sekali tidak jelas artikulasi nya. Kalo suara sih oke banget.
Terus terang gw kehilangan Geliga yang dulu. Geliga dengan penampilannya yang Wah. Musik yang Megah. Personil yang rame dan menunjukkan spirit musik yang tinggi.
Mungkin sejak di Java Jazz, membuat Geliga lebih fokus ke Jazz. Tapi yang pasti gw pengen ngeliat Geliga yang dulu.
Dan Hitam Putih skr juga ga kayak dulu. Kurang dana x ya. Kalo dulu kan banyak banget musisi dari luar negri. Skr cuma malaysia ama Thailand aja.
Padahal seharusnya semakin tahun semakin bagus dan matang. Gw harap tahun depan lebih oke lagi.
Gw nonton malam puncah Riau Hitam Putih International 2008. Yang nampil keren banget. Yang paling di tunggu adalah penampilan Fieldplayers dari Malaysia yang bisa dibilang sudah 4 x ikutan dalam acara ini. Mereka bener-bener menghibur penonton yang ada. Juga penampilan Tengku Rio, Violist handal. OMG Tu orang keren banget maen biolanya. Ampe gw merinding ngeliatnya.
Oya, Bang Jart, sang vokalis Fieldplayers bilang kalo Musik Indonesia memang merajai airplay di sana. Dan menurut nya Musik itu Subjektif, jadi apa yang enak ya itulah yang di dengar orang. Jadi tidak ada yang bisa di salah kan. Mmmm, I Agree with him.
Ada ETU Situ dari Pekanbaru juga, dan beberapa musisi lain. Oya Cosa Nostra dari Malaysia juga keren tuh.
Gw heran ada temen gw yang ga mau di ajak nonton acara ini. Padahal kan keren banget. Kita disuguhkan apa yang ga kita denger sehari-hari. Me-refresh telinga dan otak dari band-band Indonesia yang ga tau sekrng entah kemana arahnya.
Bener-bener kayak abis mandi. Seger banget.
Moga event tahun depan lebih oke lagi.
Selamat buat Malay Music Institute untuk acara yang keren ini.
selamat buat anak kampar salam sukses selalu doa’in madun ya! sukses dalam penbuatan film dokumenter calempong kampar….. salam sukses buat anak_ anak Kampar MO AWAK BERSAMA MEMBAGUN NEGERI KAMPAR…… JAGAN MAU LAGI KAMPUNG AWAK DIPIMPIN ORANG LUAR !!!!!!!!!!!