FestivalJak Jazz FestivalNews

Nantikan Lica Cecato di Jak Jazz Festival 2008

Sebagian anda mungkin sudah mengenal nama Lica Cecato (baca: Lika Sekato), tapi barangkali sebagian yang lain belum pernah mendengar nama penyanyi asal Brazil ini. Ia pernah datang ke Indonesia beberapa tahun lalu dan tampil di Gedung Kesenian Jakarta.

November 2008 ini Lica Cecato kembali hadir dalam serangkaian konser dan penampilan disejumlah acara seperti Jazz Goes to Campus (23/11), Jak Jazz Festival (28-30/11) selain tampil pula di Hotel Crowne Jakarta (22/11).

Ia telah merilis beberapa album diantaranya Pimenta Rosa dimana Lica Cecato mencoba bernyanyi dalam gaya yang lebih lebih lembut, tidak bereksperimen vokal yang berlebihan, dibalut musik yang jazzy-techno, juga funk dalam beberapa lagu, sehingga jauh lebih bernuansa pop.  Komposisi Junior Aguiar, dan pemain keyboard José Lourenço menjadi materi sebagian besar album ini, dan Lica menulis semua syairnya.  Ia memang dikenal juga mencintai poetry.

Lica Cecato, lulusan Berklee College of Music di Boston yang telah banyak menjelajahi kawasan musikal yang cukup luas, pada beberapa lagu menampilkan gaya bernyanyi yang masuk kedalam wilayah yang cukup eksploratif dalam iringan permainan Lubambo yang kali ini lebih banyak bermain dengan ciri pribadinya di luar gaya bossanovanya yang biasa kita temui dalam rekaman-rekaman mancanegara.  Dengarkan saja ciptaan terkenal João Donato “A Ra (The Frog)” dalam album yang direkam bersama Rumero Lubambo, Lica menyuarakan scat singing dengan gaya menirukan wah-wah sebuah gitar listrik, sementara Lubambo mengiringi dengan gaya petikan dawainya yang agresif.  Di lagu kedua, Lica melakukan pemenggalan melodi yang tidak biasa dan bisa jadi kurang populer bagi pecinta komposisi Jobim “Favela”.

Dalam percakapan dengan Lica Cecato ia menyatakan antusiasmenya untuk kembali dan bermain dihadapan pecinta musik khususnya jazz di Indonesia. Penyanyi yang baru saja tampil di Rusia ini bahkan menggaris bawahi tentang potensi yang dimiliki Indonesia dengan banyaknya generasi muda yang menyukai musik. Baginya apa yang dibangun hari ini merupakan stimulasi yang baik bagi perkembangan seni dimasa depan. Dan khususnya Brazillian Swing, meskipun secara geografi Indonesia dan Brazil berjauhan namun ternyata sangat berdekatan khususnya dalam hal musik dan ‘pop culture’. “Saya berbahagia sekali”, ujarnya.

Kabar lain yang tak kalah menariknya Lica menyambut gembira tentang rencana dirilisnya album Pimenta Rosa untuk pasar Indonesia oleh WARTAJAZZ PRO, sebuah divisi baru yang dikembangkan oleh WartaJazz.com yang khusus mengurusi recording dan CD Productions.

Agus Setiawan Basuni

Pernah meliput Montreux Jazz Festival, North Sea Jazz Festival, Vancouver Jazz Festival, Chicago Blues Festival, Mosaic Music Festival Singapura, Hua Hin Jazz Festival Thailand, dan banyak festival lain diberbagai belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker