Sihir Harmonika Straaten
Ini pasti sihir! Sungguh ajaib. Sulit dipercaya. Maklum benda itu hanya alat musik kecil bernama harmonika. Biasanya hanya untuk mengisi beberapa bar dalam komposisi musik tradisional, country, atau blues. Namun di tangan dan mulut seorang virtuoso sekaliber Roland van Straaten: harmonika menjadi begitu dahsyat dan keindahan nada-nadanya begitu menakjubkan. Bermain solo harmonika di atas panggung, pria asal Swiss itu seperti diiringi sebuah orkestra!
Itulah salah satu nilai lebih Jakjazz 2008. Penampilan fenomenal Straaten dengan harmonikanya bolehlah sebagai salah satu “landmark” terpenting Jakjazz ke-10 ini.
Walau sangat populer di daratan Eropa, sosok Roland van Straaten sebenarnya masih sangat asing bagi penggemar musik —terlebih bagi komunitas jazz— di negeri ini. Tak heran bila dia hanya kebagian indoor-stage kecil dengan kapasitas paling banyak 300 penonton. Tak mengagetkan pula di awal konsernya, hanya sekitar 20-an penonton yang menyaksikannya.
Namun hebatnya: satu demi satu komposisi ia mainkan, ratusan penonton pun tumpah seperti tersedot magnet memenuhi indoor-stage itu. Nada-nada indah dengan genre blues, tango, sampai arabian permainan Straaten, seolah membawa penonton ke alam mistis keindahan musik yang tak terbatas dari bumi hingga ke gugus-gugus bintang di ruang angkasa.
Sang virtuoso kelahiran Zurich namun menghabiskan masa kecilnya di Amerika, Italia, dan Jerman itu mengawali konsernya dengan nomor Moon Call Blue. Sebuah komposisi blues dalam tempo sedang. Di nomor pembuka ini saja, penonton langsung ia bikin kaget karena keunikan harmonisasi musik yang tidak biasa dari sebuah harmonika atau kerap disebut blues-harpa itu. Maklum musik pengiring (rhythm), bas, sampai melodi seolah main bersamaan. Dalam tiupan Straaten, harmonika seolah menjelma jadi sebuah orkestra.
Di nomor kedua, musisi yang sebenarnya mengawali karir musiknya sebagai gitaris klasik itu menampilkan Le Mister. Dalam tempo lambat, di nomor ini Straaten mempertontonkan kelihaiannya memainkan nada-nada sangat variatif.
Ketika ia mainkan The art of Playing Harmonika, musisi dan komponis lulusan Konservatorium Zurich di Universitas Zurich benar-benar seperti roh merasuki jiwa para penonton yang makin larut dan tersedot oleh nada-nada mistisnya. Di nomor ini, ia memainkan dua harmonika sekaligus.
Musisi senior Kiboud Maulana yang sempat menyaksikan, tampak geleng-geleng kepala pertanda takjub. Penampilan Straaten yang sebenarnya sudah malang-melintang di khazanah musik Eropa dan Amerika peraih “Special Award for Outstanding Performance” pada Fertival Harmonika Dunia di Inggris, itu memang fenomenal.
Klimaks pertunjukan Straaten terjadi ketika ia memainkan Singing the Star. Kali ini Straaten bukan lagi sekadar solois harmonika di atas panggung. Ia benar-benar menjelma menjadi konduktor sebuah. Dan para musisi orkestra pendukungnya di nomor ini adalah musisi mendadak: seluruh penonton.
Seluruh penonton benar-benar ia sihir jadi musisi yang mampu memainkan nada-nada improvisatif blues yang riang.
Bravo, Straaten! Terima kasih, Jakjazz. Telah hadir sebuah sajian baru yang unik, sangat menghibur, dan menyihir.
(Kontributor: Rahmadian Noor)
Kok indoor? bukannya di luaran, di On green stage?
Itu mungkin hari/malam pertama. Saya meliput dia di malam kedua, Sabtu, 29 Nov, di Community Stage (Ruang Kenanga 1-2, bagian dalam Istora Senayan). Terima kasih.
Wah, memang benar2 sedih saya tidak bisa nonton JakJazz kali ini.