Michael Franks: Smooth and Cool
Untuk penggemar musik “lapanpuluhan”, siapa sih yang belum mendengar tembang – tembang ‘Lady Wants To Know’ atau ‘Antonio’s Song’? Kalau belum, barangkali itu sebuah kesalahan besar. Untuk anak – anak muda generasi sekarang pun saya percaya kalau mereka juga pernah mendengar tembang – tembang tersebut, minimal terdengar sayup – sayup, bisa di mall, radio, atau pun di kafe. Khususnya dua lagu tersebut, ribuan orang pernah membawakannya. Barangkali juga tembang di atas lebih terkenal dari pada si penyanyi aslinya Dari setingkat tetangga saya yang senang bersenandung sambil bermain gitar sampai penyanyi jazz sekelas Diana Krall pun tidak ketinggalan menyanyikannya.
Namanya barangkali juga tidak selegendaris The Beatles atau sepopuler Madonna. Namun banyak koleksi tembangnya dikenal karena suaranya yang lembut dan bulat. Dengan dukungan musiknya juga membuat kita merasa lebih rilek. Memang musik pop dengan balutan jazz, bossa nova dan soul sudah lama menjadi salah satu resep manjur untuk menjaring banyak pendengar.
Bagi yang sudah mengenal Michael Franks, lelaki kelahiran La Jolla, California pada tanggal 18 September 1944 ini, suaranya dapat langsung diketahui sejak keluar nada pertamanya. Dia memang mempunyai bakat yang istimewa dalam sensitifitas dan kelembutan suaranya, di mana hal tersebut menjadi ciri khas yang menonjol. Salah satu keunikannya mengenai suaranya ini adalah meskipun dengan iringan musik yang terdengar lebih rancak dan energik, ciri suaranya tetap saja tidak bisa hilang.
Bagi pecinta musik jazz, tentu sudah mengenalnya baik melalui sekitar 17 album solonya atau pun kerjasamanya dengan Yellowjackets (ingat tembang ‘The Dream’), beberapa koleksi Michael Franks yang pernah dimainkan oleh Diana Krall, Manhattan Transfer, Natalie Cole dan bahkan Carmen McRae. Dalam beberapa kesempatan Michael Franks juga pernah mengajak Michael Brecker, Jimmy Haslip, Chuck Loeb, David Sanborn atau Eric Marienthal dalam penggarapan album – albumnya.
Beberapa koleksi manis lain yang melekatkan Michael Franks dengan penggemarnya adalah ‘Popsicle Toes’, ‘Monkey See-Monkey Do’, ‘When the Cookie Jar is Empty’, ‘Tiger in the Rain’, ‘Rainy Night in Tokyo’, ‘Tell Me All About It’, ‘Your Secret’s Safe With Me’, ‘Island Life’ dan masih banyak lagi. Bagi saya sendiri, kerja sembari ditemani oleh nyanyian Michael Franks adalah suatu hal yang nikmat.
Michael sendiri tumbuh dibawah asuhan orang tua yang menyukai musik jazz. Sejak kecil dia sudah mendengarkan koleksi – koleksi dari Peggy Lee, Nat King Cole, Ira Gershwin, Irving Berlin dan Johnny Mercer. Namun lucunya, kalau satu – satunya pendidikan musik yang pernah dijalaninya adalah mengikuti kursus gitar ketika berusia 14 tahun. Dia sendiri mulai bernyanyi ketika masuk SMA.
Ketika beranjak dewasa pun dia lebih memilih sekolah formal dalam bidang bahasa dan sastra sampai gelar M.A. dari University of Oregon berhasil diraih. Namun sebagai “efek samping” dari lingkungannya tersebut, dia mulai mengenal lebih jauh lagi tokoh – tokoh seperti Dave Brubeck, Patti Page, Stan Getz, Joao Gilberto, Antonio Carlos Jobim dan Miles Davis.
Album pertama dari penyanyi yang saat ini aktif dalam organisasi penyayang binatang Hearts United for Animals ini keluar pada tahun 1973 meskipun baru meraih sukses setelah ditangani oleh label Warner Bros sejak pertengahan dekade 1970an. Sementara album “Blue Pasific” (1990) dan “Dragonfly Summer” (1993) berhasil menempati posisi puncak dari Top Contemporary Jazz Albums versi Billboard Charts.
Kalau kita amati, denyut musik dan budaya Brasil selalu membayangi sejak awal kariernya. Banyak lagu hitnya mempunyai keterkaitan dengan corak musik yang berasal dari Brasil. Statemen ini dipertegas lagi dengan album terakhirnya yang berjudul “Rendezvous In Rio” (Koch Records, 2006). Suaranya sendiri bagaikan tiupan saxophone Stan Getz. Aura musiknya sendiri cukup jazzy. Sering suaranya diiringi harmonisasi dari saxophone, piano atau malah vibraphone. Saya sendiri sempat membayangkan predikat yang barangkali tepat untuk Michael Franks adalah cool smooth jazz singer.
Berikut ini diskografi dari Michael Franks:
* 1973 – Michael Franks (Brut)
* 1975 – Art of Tea (Reprise)
* 1977 – Sleeping Gypsy (Warner Brothers)
* 1978 – Burchfield Nines (Warner Brothers)
* 1979 – Tiger in the Rain (Warner Brothers)
* 1980 – One Bad Habit (Warner Brothers)
* 1980 – With Crossfire Live (Warner Brothers)
* 1982 – Objects of Desire (Warner Brothers)
* 1983 – Passionfruit (Warner Brothers)
* 1983 – Previously Unavailable (DRG) – reissue of 1973’s Michael Franks
* 1985 – Skin Dive (Warner Brothers)
* 1987 – The Camera Never Lies (Warner Brothers)
* 1990 – Blue Pacific (Reprise)
* 1993 – Dragonfly Summer (Warner Brothers)
* 1995 – Abandoned Garden (Warner Brothers)
* 1999 – Barefoot on the Beach (Windham Hill)
* 2004 – Watching The Snow (Rhino)
* 2006 – Rendezvous in Rio (KOC)
Michael Franks, pasti, saya ingat betul, nuansa musiknya yang cool dan jazzy selalu menenemani saya belajar saat kuliah dulu. Dari Michael franks saya benar-benar jatuh cinta pada music jazz. Lewat Michael Franks saya jadi pingin tahu lebih dalam apa itu jazz pada saat itu. So tidak ada alasan untuk tidak nonton
Michael Franks… wowwww keren abis…. walaupun sudah Tua tapi suaranya stabil dan asik banget….. memang sudah ditunggu tunggu Michael Franks… Love U so much..
Salam perkenalan, hallo teman2 penggemar Michael Franks, saya Tommy Darmawan fans berat Michael Franks, saya ingin membuat tribute to Michael Franks, tapi saya tidak tau apa ada penggemar Michael Franks, mohon bantuan temen komunitas Michael Franks? Trimakasih sebelumnya..