News

Ngayogjazz 2008: nge-Jazz di Dusun

Ngayogjazz 2008 merupakan event jazz festival di Jogjakarta yang diadakan kedua kalinya setelah sukses diadakan pertamakali di tahun 2007. Dengan kesuseksesan event sebelumnya yang diadakan di Padepokan Bagong Kussudiarjo, Desa Kembaran, Bantul,  event ini mulai ditunggu-tunggu masyarakat Jogjakarta. Konsep pertunjukan yang unik dengan mengambil tempat di desa dan mendekatkan musik jazz ke masyarakat dan menggabungkan dengan kesenian tradisional setempat memberikan keunikan tersendiri yang menarik audience dan membedakan dengan festival jazz lain yang ada di Indonesia, juga keterlibatan gotong royong masyarakat dan komunitas yang ikut mendukung menjadi kekuatan festival ini.

Komentar di Friendster, Facebook dan E-mail Ngayogjazz mulai banyak yang menanyakan tentang Ngayogjazz 2008. Setelah melalui proses dan banyak pembicaraan akhirnya untuk Ngayogjazz 2008 sepakat diadakan di Dusun Tembi, Sewon, Bantul pada tanggal 23 November 2008, masih dengan konsep yang sama, hanya lebih diperluas areanya dan diperbanyak penampilnya dan lebih dimatangkan konsep pertunjukannya. Ngayogjazz 2008 tidak hanya menarik perhatian masyarakat tetapi pemerintah daerah juga merasa perlu ikut mendukung event ini. Pemkab Bantul mendukung sepenuhnya event ini melalui Dinas Pariwisata dan Budaya juga Komunitas GMT (Gabusan, Manding, Tembi), tokoh masyarakat Tembi dan juga Mr. Warwick Purser juga memberikan dukungan penuh pada acara ini.

Ngayogjazz 2008 kali ini terdiri dari 5 buah panggung dan satu area Bazar, panggung-panggung tersebut akan diisi dengan penampil yang berbeda-beda, kombinasi dari artis/band jazz lokal, nasional dan juga kesenian tradisional. Peserta Bazar juga membludak, sekitar 30an peserta yang membuka stand, baik dari masyarakat luar desa maupun masyarakat desa itu sendiri. H -1 , 22 November 2008, panitia dibantu oleh masyarakat setempat mulai bergotong royong mempersipakan Ngayogjazz 2008, para mahasiswa yang sedang mengadakan KKN di Dusun Tembi-pun terlibat dalam pelaksanaan acara ini, juga artis-artis dari luar Jogja yang akan mengisi di Ngayogjazz 2008 juga sudah mulai tiba di Jogja. 23 November 2008, pukul 14.00, penonton dan masyarakat yang ingin menikmati Ngayogjazz 2008 sudah mulai berdatangan dan mereka berkeliling desa menikmati suasana dan berkunjung ke para peserta bazar.

Tepat pada pukul 15.00 WIB acara dimulai dengan acara pembukaan di Panggung “Ting Clebung” yang dipandu oleh MC kondang Jogja Lusy Laksita dan Dibyo Primus, dibuka dengan penampilan kelompok kesenian Djimbe Merdeka dan Boneka Golek Gung, kemudian disambung dengan beberapa sambutan dari tokoh masyarakat setempat, pejabat Pemkab Bantul dan panitia. Selaku Board Creative di sini adalah Djaduk Ferianto, Bambang Paningron, Aji Wartono dan Novindra.

Setelah sambutan semua selesai dilanjutkan pembukaan festival dengan memukul Lesung bersama-sama dari para pejabat pemerintah dan disusul permainan Gejog Lesung dari grup kesenian setempat. Penampilan grup pertama di Panggung “Ting Clebung” diawali dengan penampilan grup Yovia yang merupakan grup ensemble jazz electrik bass, disusul dengan penampilan seorang pianis muda berbakat dari Bandung, Zefanya yang diiringi oleh komunitas musik Aldint yang juga menampilkans seorang drumer muda berbakat Mahesa. Perlu diketahui, Zefanya dan Mahesa ini usianya belum genap 15 tahun. Penampilan ini banyak mengundang decak kagum dan perhatian sekitar delapan ratusan penonton yang memadati sekitar area panggung. Penampilan di Panggung “ting clebung” diakhiri pada pukup 17.00, setelah itu oleh grup Golek Gung penonton digiring ke area Panggung “Sakmunine” yang menampilkan kesenian tradisonal Cokekan sambil menunggu tanda adzan maghrib pukul 17.40.

Setelah waktu maghrib, penonton pun makin banyak berdatangan dan giliran Panggung “Klothean” beraksi, panggung ini khusus menampilkan Jam Session dari para musisi jazz maupun penonton yang ingin bermain, para pemain dari seluruh komunitas jazz di Jogja seperti Jazz On The Street, Aldint Community maupun Jazz Music Soceity meramaikan panggung ini dengan bergantian jam session.

Pada Pukul 19.00 kesenian tradisional Bang Bung mulai bermain untuk menggiring penonton ke Panggung ” Klonengan” , dipandu oleh MC yang sudah tidak asing bagi masyarakat Kota Jogja, Maya, Aldo “Iwak Kebo” dan Sugeng “Iwak Bandeng” , panggung ini menampilkan Komunitas Mata Hati, sebuah kelompok band dari para pemain yang tuna netra berasal dari Surabaya, dengan mengusung nuansa jazz pop, permainan mereka mendapat sambutan yang meriah dari ribuan penonton yang hadir, disusul dengan penampilan Alldint Comuniity yang mengiringi pemain piano jazz tuna netra dasa Surabaya,  Bagoes dari C-Twosix Jazz Community, permainan piano bagus yang piawai melantunkan komposisi-komposisi jazz yang kadang diselingi dengan humor mengundang decak kagum penonton, penampilan di panggung ini diakhiri dengan pendatang baru di blantika musik jazz nasiobal yaitu Grup Notturno featuring vokalis jazz Eliana Dewi dari Jakarta, penyanyi yang baru saja merilis album ini juga permainan Notturno yang sangat rapi mampu menghibur penomton sebelum mereka digiring oleh kelompok kesian tradisional Hadrah untuk menuju panngung selanjutnya yaitu Pangghung “Nggandem” untuk menayksikan penampilan berikutnya yang merupakan puncak acara Ngayogjazz 2008.

Panggung “Nggandem” yang di gawangi oleh MC kondang jogja Lusy Laksita dan Anang Batas merupakan ajang untuk puncak acara Ngayogjazz 2008, humor-humor dan obrolan segar dari MC yang berinteraksi dengan ribuan penonton yang memadati area sekitar panggung mengantar penampilan dari band pembuka grup jazz Das Smmothly dari Jogja, setelah memainkan beberapa lagu jazz standard disusul tampilnya bintang tamu penyanyi yang berpenampilan anggun Iga Mawarni. Dengan diiringi Das Smoothly Iga menampilkan beberapa lagu-lagu jazz lembut dan bebrapa bergaya bossas, suara lembutnya mampu menyihir ribuan penonton, sambutan yang luar biasa dan aplaus yang tak henti-henti menaymbut penamilan Iga Mawarni ini.

Penamilan kedua giliran grup dari pulau dewata Bali yaitu Koko Harso & Friends, grup yang menampilkan warna jazz fusion dengan sentuhan nuansa etnik ini mendapat sambutan yang hangat dari penonton, mereka bermain hangat kompak dan menampilkan solo-solo permainan yang mengundang tepuk tangan dari penonton. Salah satunya mereka menampilkan komposisi dari Chick Corea, ‘Eye Of The Beholder’.

Disusul kemudain penampilan Maya Hasan, salah satu dari pemain Harpa yang sangat langka di Indonesia. Musik yang ditampilkan gabungan dari kelembutan suara harpa dan beat yang energik dari permainannya. Komposisi yang dihadirkan mampu membius penonton dan duetnya bersama Cesar, seorang pemain perkusi Jogja, mengundang kekaguman penonton yang terus bertepuk tangan. Terakhir Maya Hasan ber-jam session dengan Koko Harso & Friends, penampilan Maya Hasan memang mampu menarik perhatian dan apresiasi masyarakat bagi festival ini. Bahkan penonton pun meminta “encore” setelah Maya Hasan turun panggung.

Kelompok Jazz dari Jogja merupakan penampil selanjutnya di panggung ini, Living Room. Kelompok yang terdiri dari para pemain senior jazz Jogja ini sebuah grup yang sudah tidak asing lagi. Mereka sudah banyak tampil baik sendiri maupun mengiringi banyak artis jazz terkenal. Kali ini mereka mengiringi artis dan penanyi jazz yang sudah tidak asing lagi bagi pecinta jazz yaitu Trie Utami. Penampilan Trie Utami yang mampu berinteraksi dengan penonton dan melontarkan humor-humor ditengah penampilannya mampu menghangatkan suasana walaupun sudah lewat tengah malam, penampilan Trie Utami pantas diacungi jempol, dia mampu menjaga semangat penonton dan mengawalnya hingga akhir acara dengan sambutan yang sangat meriah dari ribuan penonton yang masih setia di area panggung sampai jam 12.30 sebelum Trie menutup rangkaian Ngayogjazz 2008 ini.

Bisa dikatakan Ngayogjazz diakhiri dengan “ending” yang indah dan penonton pulang dengan membawa kepuasan dan mendapat bekal apresiasi terhadap musik jazz, selain itu juga memabawa kenang-kenangan dari Ngayogjazz berupa Bulletin dan Stiker Ngayogjazz yang akan membuat Ngayogjazz tidak akan terlupakan oleh mereka, dan malam itu ditutup dengan ucapan “Sampai Jumpa di Ngayogjazz 2009”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker